Ditahan di Den Haag, Duterte Justru Menangkan Pemilihan Walikota di Davao
MANILA, Investortrust.id — Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte hampir dipastikan bakal menjadi walikota di kampung halamannya, Davao, Filipina, menyusul hasil pemilihan pada Senin (12/5/2025) yang mengarah pada kemenangan mutlak.
Sementara itu saat ini Duterte masih ditahan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), atas tuduhan pembunuhan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dengan 80% suara yang telah dihitung dalam penghitungan suara sementara tak resmi, Duterte unggul telak dalam pemilihan wali kota Davao dengan perolehan suara delapan kali lebih banyak dari pesaing terdekatnya.
Sekadar informasi, Duterte dibawa ke Den Haag pada Maret 2025 lalu terkait operasi "perang melawan narkoba" yang menewaskan ribuan orang,
Kemenangan ini dalam pemilu paruh waktu nasional menjadi bukti pengaruh pria berusia 80 tahun itu di kota Davao di selatan Filipina, berkat reputasinya sebagai pemberantas kejahatan. Bahkan muncul julukan buat dirinya dengan sebutan "Duterte Harry" dan "The Punisher".
Diberitakan AsiaOne.com, Selasa (13/5/2025), akun Facebook lama Duterte dibanjiri ucapan selamat dari para pendukungnya, beberapa di antaranya menyerukan agar ia dibebaskan untuk kembali melayani rakyat.
“Selamat, Tatay D! Mari kita bawa pulang beliau,” tulis salah satu komentar.
Baca Juga
Wakil Ketua MPR Nilai Netanyahu Lebih Layak Ditahan Dibanding Duterte
Dengan kondisinya yang sedang ditahan di Den Haag, maka Duterte menjadi mantan kepala negara Asia pertama yang diadili di ICC.
Penangkapannya yang mengejutkan oleh polisi Filipina atas permintaan ICC memicu kemarahan di antara para pendukung setianya, yang menyebutnya sebagai penculikan atas perintah pengadilan asing.
Duterte membela operasi anti-narkoba tersebut dan tim hukumnya menyatakan bahwa penangkapannya tidak sah. Sementara itu ICC menyebut bahwa mereka memiliki yurisdiksi untuk menuntut dugaan kejahatan yang terjadi sebelum Duterte menarik Filipina dari perjanjian pendirian ICC pada 2019.
Kasus ICC juga mencakup sangkaan pembunuhan terhadap tersangka kriminal oleh "regu kematian" di Davao, saat Duterte masih menjabat walikota. Tuduhan inipun dibantah oleh Duterte. Nah di tengah upaya mengadili Duterte di ICC, para analis menyatakan bahwa penangkapannya justru semakin menguatkan dukungan terhadap dirinya dan keluarganya, baik di Davao maupun wilayah lainnya.
Dua putra mantan presiden itu juga diperkirakan menang dalam pemilihan pada hari Senin, satu sebagai anggota kongres yang terpilih kembali dan satu lagi memenangkan pemilihan wakil walikota Davao, yang kemungkinan akan menjabat menggantikan sang ayah bila diperlukan.
Ketahanan dan dominasi politik keluarga Duterte di Davao bisa menjadi faktor penting, terutama saat putri populer Duterte, Wakil Presiden Sara Duterte, menghadapi proses pemakzulan yang bisa membuatnya dilarang berpolitik seumur hidup jika terbukti bersalah. Situasi ini sejatinya dipandang sebagai pukulan besar terhadap harapannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Saat ditanya pada Senin pagi tentang kemungkinan kemenangan ayahnya, Sara mengatakan bahwa akan disusun rencana agar ayahnya bisa dilantik sebagai wali kota.
“Pengacara ICC mengatakan setelah kami menerima surat penetapan, kami akan bahas bagaimana beliau bisa disumpah,” ujarnya.

