Cegah Risiko Gangguan Sistemik, Trump Longgarkan Tarif Otomotif
WASHINGTON, investortrust.id – Pemerintahan Presiden Donald Trump akan mengambil langkah pelunakan atas kebijakan tarif otomotif yang sempat mengguncang sektor industri. Pemerintah AS menyatakan akan mengurangi beban bea masuk atas suku cadang mobil impor yang digunakan dalam kendaraan buatan dalam negeri, serta mencegah tumpang tindih tarif terhadap mobil yang dirakit di luar negeri.
Baca Juga
Wall Street Tergilas Tarif Otomotif Trump, Dow Jatuh Hampir 200 Poin
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyebut kebijakan baru ini sebagai “kemenangan besar” bagi strategi dagang Trump. “Presiden Trump membangun kemitraan penting dengan produsen otomotif domestik dan pekerja Amerika,” ujarnya dalam pernyataan resmi Gedung Putih, dikutip Selasa (29/4/2025).
Langkah ini akan memberikan insentif bagi perusahaan yang tetap memproduksi di dalam negeri, sekaligus memberikan ruang bernapas bagi mereka yang tengah berupaya memperluas basis manufaktur di Amerika Serikat.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa kebijakan ini akan membebaskan perusahaan otomotif dari beban tarif ganda, termasuk tarif atas baja dan aluminium. Bahkan, dana kompensasi disebut akan disiapkan untuk mengembalikan bea masuk yang sudah dibayar sebelumnya. Seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi hal ini dan menyebut pengumuman resmi akan dilakukan pada Selasa waktu setempat.
Langkah tersebut diambil jelang kunjungan Trump ke Michigan, pusat industri otomotif AS, dalam rangka memperingati 100 hari pertamanya di Gedung Putih—periode yang sarat gebrakan ekonomi dan ketegangan dagang global.
Respons Industri
Sinyal keringanan ini disambut positif oleh para pemain utama industri. CEO General Motors Mary Barra menyebut bahwa keputusan Trump membuka ruang investasi yang lebih besar di AS. "Kepemimpinan Presiden membantu menciptakan arena persaingan yang adil," ujarnya, seperti dilansir Reuters.
CEO Ford Jim Farley menambahkan bahwa kebijakan ini dapat meredam beban tarif tidak hanya bagi produsen, tetapi juga bagi pemasok dan konsumen akhir.
Sebelumnya, tekanan dari koalisi industri otomotif kian menguat. Pekan lalu, lebih dari selusin perusahaan termasuk GM, Toyota, Volkswagen, hingga Hyundai menyuarakan kekhawatiran terhadap rencana tarif 25% atas suku cadang otomotif impor, yang disebut-sebut akan mulai berlaku paling lambat 3 Mei.
Baca Juga
Trump Konfirmasi Tarif 25% untuk Impor Mobil akan Dimulai 3 April
Dalam surat terbuka kepada perwakilan dagang AS, Menteri Keuangan, dan Menteri Perdagangan, mereka menilai bahwa tarif tersebut akan “mengacaukan rantai pasok global dan memicu efek domino” berupa kenaikan harga, turunnya penjualan, hingga mahalnya perawatan kendaraan.
Tak hanya itu, mereka juga memperingatkan risiko gangguan sistemik jika satu saja pemasok gagal bertahan. “Mayoritas pemasok otomotif tidak memiliki bantalan modal untuk menghadapi guncangan tarif. Banyak yang sudah berada di ambang kebangkrutan,” tulis koalisi tersebut.
Dengan sinyal kompromi dari Gedung Putih, pelaku industri berharap akan ada kepastian arah kebijakan, terutama menjelang masa-masa krusial dalam investasi dan ekspansi produksi.

