Kardinal dari Seluruh Dunia Dijadwalkan Putuskan Waktu Konklaf
KOTA VATIKAN, Investortrust.id - Para kardinal dari seluruh dunia yang berkumpul di Kota Vatikan dijadwalkan untuk menetapkan hari dan tanggal dimulainya konklaf (conclave), untuk memilih pemimpin baru bagi 1,4 miliar umat Katolik di dunia. Penetapan waktu konklaf pada Senin (28/4/2025) merupakan agenda wajib menyusul wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025 lalu.
Kendati demikian belum banyak petunjuk tentang siapa yang mungkin akan mereka pilih.
"Saya percaya bahwa jika Fransiskus adalah Paus kejutan, konklaf ini juga akan penuh kejutan, karena sama sekali tidak dapat diprediksi," kata Kardinal Spanyol Jose Cobo dalam wawancara dengan harian El Pais yang diterbitkan Minggu (27/4/2025).
Menurut Kardinal Cobo, dalam konklaf sebelumnya publik bisa melihat ke mana arah pilihan itu, sementara kali ini banyak kardinal berasal dari luar Eropa dan bahkan belum pernah bertemu satu sama lain.
Paus Fransiskus dimakamkan pada hari Sabtu (25/4/2025) dengan upacara pemakaman dan penguburan yang dihadiri 400.000 orang ke Lapangan Santo Petrus dan sekitarnya, termasuk anggota keluarga kerajaan, para pemimpin dunia, serta peziarah biasa.
Para kardinal telah mengadakan pertemuan umum sejak wafatnya Fransiskus untuk mengambil keputusan tentang pemakaman dan urusan lainnya. Pada pukul 09.00 pagi (0700 GMT) pada hari Senin, mereka mengadakan pertemuan kelima, di mana kemungkinan besar mereka akan menetapkan tanggal konklaf.
Para ahli memperkirakan konklaf bisa berlangsung pada 5 atau 6 Mei — segera setelah sembilan hari masa berkabung paus yang berakhir pada 4 Mei.
Sejauh ini, suasananya digambarkan sebagai "sangat terbuka", kata Kardinal Italia Giuseppe Versaldi kepada surat kabar La Repubblica pada hari Minggu (27/4/2025). "Ada berbagai pendapat, tetapi suasananya lebih bersifat spiritual daripada politis atau konfrontatif," katanya.
Baca Juga
Khidmat Pemakaman Paus ‘Dinodai’ Pertemuan Politik Pemimpin Negara dengan Trump
Dengan berbagai konflik dan krisis diplomatik yang terjadi di seluruh dunia, Kardinal Italia Pietro Parolin, yang menjadi sekretaris negara di bawah Paus Fransiskus dan merupakan orang nomor dua di Vatikan, di atas kertas dianggap banyak kalangan sebagai kandidat terkuat untuk menggantikan Paus Emeritus Fransiskus .
Tata kelola keagamaan di Vatikan tak urung ikut mengundang minat bursa taruhan di Inggris. Sebut saja perusahaan taruhan William Hill yang menempatkan Parolin sedikit unggul di atas Uskup Agung Emeritus Manila Luis Antonio Tagle. Nama berikutnya yang mengisi daftar di bawahnya adalah Kardinal Peter Turkson dari Ghana.
Di posisi selanjutnya dalam peluang taruhan adalah Pierbattista Pizzaballa, Patriark Latin Yerusalem, diikuti oleh Kardinal Robert Sarah dari Guinea, dan Matteo Zuppi, Uskup Agung Bologna.
Ricardo Cruz, 44 tahun, seorang spesialis data dan kecerdasan buatan yang datang untuk melihat makam Fransiskus pada hari Minggu, mengatakan bahwa sebagai orang Filipina, ia berharap paus berikutnya berasal dari Asia. Tetapi sebagai umat Katolik, ia hanya berharap para kardinal memilih "paus yang tepat".
Sementara Roberto Regoli, seorang profesor sejarah dan budaya Gereja di Universitas Kepausan Gregorian di Roma, mengatakan kepada AFP bahwa para kardinal akan mencari "seseorang yang mampu membangun persatuan yang lebih besar."
"Kita berada dalam masa di mana Katolik mengalami berbagai polarisasi, jadi saya tidak membayangkan ini akan menjadi konklaf yang sangat cepat," katanya.
Terdapat sebanyak 252 kardinal yang berkumpul di Vatikan, tetapi hanya 135 di antaranya yang memiliki hak pilih karena syarat harus berusia di bawah 80 tahun.
Sekitar 80 persen dari para kardinal pemilih diangkat oleh Fransiskus, meskipun itu tidak menjamin bahwa mereka akan memilih pengganti yang serupa dengannya. Sebagian besar dari mereka masih relatif muda, dan bagi banyak orang ini adalah konklaf pertama mereka.
Pemungutan suara, yang diadakan di Kapel Sistina bakal berlangsung sangat rahasia dan mengikuti aturan serta prosedur upacara yang ketat. Proses ini bisa memakan waktu beberapa hari, atau bahkan lebih lama. Akan ada empat kali pemungutan suara setiap hari, dua di pagi hari dan dua di sore hari, hingga satu kandidat memperoleh mayoritas dua pertiga.

