Tak Mau Kalah dari AS, Xi Jinping Serukan Kemandirian AI China
BEIJING, investortrust.id - Presiden China Xi Jinping menegaskan negaranya tidak boleh kalah dari Amerika Serikat (AS) dalam persaingan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Dalam sesi studi Politbiro, Presiden China ini menyerukan kemandirian dan penguatan sistem nasional untuk mendorong pengembangan AI.
Jinping mengatakan, China harus mengejar ketertinggalan dengan mempercepat inovasi teknologi, pengembangan industri, dan penerapan AI di berbagai sektor. “Kita harus menyadari kesenjangan yang ada dan menggandakan upaya,” tegasnya seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (27/4/2025).
Langkah konkret yang disiapkan pemerintah Negeri Tirai Bambu termasuk memberikan dukungan kebijakan melalui pengadaan pemerintah, perlindungan hak kekayaan intelektual, riset, dan pengembangan talenta AI. Jinping juga mendorong pembangunan ekosistem perangkat lunak dan perangkat keras AI yang sepenuhnya independen dan terkontrol.
Sejumlah analis menyebut China mulai mempersempit jarak dengan AS dalam pengembangan AI. Tahun ini, startup China DeepSeek meluncurkan model AI penalaran yang diklaim lebih murah dan efisien dibandingkan teknologi dari Barat, meski menggunakan chip yang lebih sederhana.
Data dari Stanford University AI Index 2024 mencatat, China menyumbang 40% dari seluruh makalah riset AI global, mengungguli AS yang hanya berkontribusi sekitar 10%. Hal ini menunjukkan dominasi China di bidang riset dasar AI yang makin menguat.
Meski AS unggul dalam pengembangan model frontier seperti ChatGPT-4, China cepat mengejar dalam bidang aplikasi dan adopsi industri AI. Menurut laporan McKinsey, lebih dari 60% perusahaan besar di China telah mengadopsi AI ke dalam operasional bisnis mereka, dibandingkan AS yang baru mengadopsi 50%.
Jinping juga memperingatkan soal risiko AI yang harus diantisipasi dengan mempercepat pembuatan regulasi dan sistem peringatan dini. “Kita harus memastikan AI berkembang secara aman, andal, dan terkendali,” ujar orang nomor satu di China itu.
Sejak tahun lalu, Jinping memang menegaskan bahwa pengembangan AI tidak boleh menjadi monopoli negara-negara kaya saja. Ia menyerukan tata kelola AI internasional yang adil serta memperluas kerja sama global untuk mengurangi ketimpangan teknologi.
Dengan komitmen besar ini, China diprediksi semakin menunjukkan ambisinya untuk menyaingi dominasi AS dalam teknologi masa depan. Perkembangan terbaru ini juga menandakan bahwa persaingan AI global akan terus memanas dalam beberapa tahun ke depan. (C-13)

