Ledakan di Pelabuhan Utama Iran Tewaskan 15 Orang, Diduga Ledakan dari Bahan Bakar Roket
TEHERAN, Investortrust.id - Ledakan besar dan kebakaran mengguncang pelabuhan utama Iran di Iran selatan Shahid Rajaee pada Sabtu (26/4/2025) telah menimbulkan korban lebih besar dari perkiraaan. Tercatat sebanyak 14 orang tewas dan 750 orang lainnya luka-luka.
Diberitakan Korea Herald, Minggu (27/4/2025), ledakan diduga terkait dengan pengiriman bahan kimia yang digunakan untuk membuat bahan bakar roket.
Ledakan yang terjadi di Pelabuhan Shahid Rajaee ini tepat saat Iran dan Amerika Serikat mengadakan putaran ketiga perundingan di Oman terkait program nuklir Iran. Namun tidak ada pihak Iran yang menyatakan bahwa ledakan tersebut merupakan hasil dari serangan.
Sementara Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, yang memimpin pembicaraan tersebut, pada hari Rabu mengakui bahwa "dinas keamanan kami berada dalam siaga tinggi mengingat insiden masa lalu terkait upaya sabotase dan operasi pembunuhan yang dirancang untuk memprovokasi respons pemerintahan yang sah."
Baca Juga
Ledakan Besar di Pelabuhan Utama Iran, Setidaknya 516 Orang Terluka
Menteri Dalam Negeri Iran Eskandar Momeni menyampaikan jumlah korban kepada media pemerintah. Namun, sedikit sekali rincian tentang apa yang memicu kebakaran di luar Bandar Abbas itu, yang terus membakar hingga Sabtu malam dan dilaporkan menyebabkan kontainer lain ikut meledak.
Pelabuhan Shahid Rajaee diketahui menerima pengiriman bahan kimia bahan bakar roket pada bulan Maret, menurut perusahaan keamanan swasta Ambrey. Bahan kimia tersebut adalah bagian dari pengiriman amonium perklorat dari China ke Iran melalui dua kapal, yang pertama kali dilaporkan oleh Financial Times pada bulan Januari.
Bahan kimia yang digunakan untuk membuat bahan bakar padat roket ini dimaksudkan untuk mengisi kembali persediaan rudal Iran, yang telah menipis akibat serangan langsung mereka terhadap Israel selama perang dengan Hamas di Jalur Gaza.
"Api tersebut dilaporkan disebabkan oleh penanganan yang tidak tepat terhadap pengiriman bahan bakar padat yang ditujukan untuk rudal balistik Iran," kata Ambrey.
Data pelacakan kapal yang dianalisis oleh Associated Press menunjukkan salah satu kapal yang diyakini membawa bahan kimia itu berada di daerah tersebut pada bulan Maret, sesuai laporan Ambrey. Iran belum mengakui telah menerima pengiriman tersebut. Misi Iran untuk PBB tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Sabtu (26/4/2025).

