Prabowo-Megawati Kian Hangat, Sinyal PDIP Merapat?
JAKARTA, Investortrust.id -- Presiden Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri kian menunjukan kedekatan beberapa waktu terakhir. Keakraban tersebut setidaknya terlihat dari semakin intens keduanya bertemu secara fisik.
Terakhir, Prabowo dan Megawati bersua di Peringatan Hari Lahir Pancasila, di Jakarta, Senin (2/6/2025). Megawati yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyambut kehadiran Prabowo yang bertindak sebagai inspektur upacara pada Peringatan Hari Lahir Pancasila.
Baca Juga
Ada “Reshuffle” Kabinet? Muzani Jawab Teka-teki di Balik Pertemuan Dasco dan Megawati
Perjumpaan keduanya berlangsung hangat. Prabowo bahkan tak segan memuji Megawati di depan tamu undangan yang hadir.
"Ibu agak kurus, bu," sapa Prabowo ke Megawati.
Investortrust.id mencatat, dalam 6 bulan terakhir Megawati dan Prabowo sudah bertatap muka sebanyak dua kali. Sebelumnya, Prabowo juga sempat menyambangi kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta pada awal April 2025 lalu.
Pertemuan tersebut berlangsung sepekan setelah Idulfitri 1446H. Gerindra menyebut pertemuan saat itu dalam rangka silaturahmi Idulfitri.
Baca Juga
Dalam pertemuan tersebut Prabowo dan Megawati juga sempat berbicara empat mata. Keduanya berbincang lebih kurang selama 1,5 jam.
Tidak hanya itu, upaya pendekatan terhadap Megawati tidak hanya dilakukan oleh Prabowo sendiri. Ketua Umum Partai Gerindra itu diketahui kerap mengirim utusan untuk menemui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan kedatangan putra Prabowo, Didit Hediprasetyo ke kediaman Megawati bertepatan di Hari Lebaran 2025.
Selain itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani juga mengaku menjadi perantara pesan antara Megawati dan Prabowo. Belum lama ini, Prabowo dan Megawati kembali saling menitipkan pesan melalui Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad. Namun Dasco enggan mengungkapkan isi pesan tersebut.
"Kami juga membawa pesan balik dari Ibu Megawati kepada Pak Prabowo. Pesan itu enggak boleh disampaikan dong di sini. Konfidensial," kata Dasco di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Megawati, Prabowo dan Kode Politik Nasi Goreng
Megawati menyebut ada sosok presiden yang rindu dengan nasi goreng racikannya. Pernyataan Megawati tersebut belakangan diketahui merujuk ke Prabowo.
“Presiden bolak-balik nanya kapan aku dibikinin nasi goreng, Mbak, ya? Yo, Presiden siapa, ya? Hehe. Itu senang banget, loh,” kata Megawati dalam pidatonya di Penganugerahan Trisakti Tourism Award (Desa Wisata) 2025 yang digelar di Puri Agung Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, pada Kamis (8/5/2025) lalu.
Baca Juga
Bertemu Megawati, Dasco Mengaku Bawa Pesan Rahasia dari Prabowo
Jika melihat kembali peristiwa beberapa tahun lalu, politik nasi goreng jadi simbol diplomasi kedua tokoh tersebut. Mengingatkan kembali Prabowo dan Megawati pernah memasak bersama di kediaman Megawati di Kebagusan, Jakarta saat masa tenang Pilpres 2009 lalu. Saat itu, keduanya merupakan pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Diplomasi nasi goreng kemudian muncul lagi di tahun 2019. Prabowo disuguhi nasi goreng oleh putri proklamator Soekarno atau Bung Karno tersebut saat mengunjungi kediaman Megawati.
Prabowo kemudian memuji nasi goreng buatan Megawati. Mantan Danjen Kopassus itu bahkan berharap sering-sering dibuatkan nasi goreng oleh Megawati. Meski demikian pada akhirnya keduanya memilih pilihan politik yang berbeda pada Pemilu 2014, 2019, dan 2024.
Kedekatan Prabowo-Megawati Terjalin Sejak Lama
Isu kedekatan Prabowo-Megawati kerap dijawab santai oleh petinggi PDIP. Sejumlah elite partai berlambang banteng itu menilai hubungan antara Prabowo dan Megawati sudah terjalin sejak lama. Keduanya bahkan sudah cukup sering bertukar produk kesehatan.
"Itu contoh bahwa kedekatan hubungan antara kedua beliau memang sudah terjalin sejak lama," Kata Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Silaturahmi Didiet ke kediaman Megawati juga disebut menjadi bukti bahwa hubungan antara keluarga Prabowo dan keluarga Megawati terjalin baik. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyebut Megawati sudah kenal lama dengan Didit. Selain itu, Didit juga dikenal bersahabat dengan Puan Maharani.
Baca Juga
Momen Akrab Prabowo dan Megawati saat Hadiri Upacara Hari Lahir Pancasila
Hal senada juga disampaikan Dasco yang menegaskan bahwa hubungan Prabowo dan Megawati baik-baik saja. Bahkan diakuinya setiap pertemuan Prabowo dan Megawati selalu dipenuhi kehangatan dan keceriaan.
Sementara itu Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas mengatakan bahwa selama ini tidak ada sesuatu yang serius sehingga membuat hubungan antara Megawati dengan Prabowo Subianto menjadi tidak baik.
"Saya yakin bahwa Megawati dan Prabowo Subianto sudah dewasa secara politik sehingga kontestasi pada pilpres yang lalu tidak membuat hubungan keduanya menjadi tidak baik," ungkapnya.
Tegaskan Sikap di Luar Pemerintahan
Terkait sikap politik PDIP terhadap pemerintah, PDIP beberapa kali menegaskan bahwa partainya tidak mengenal sistem oposisi. Bagi PDIP, esensi bernegara menurut Megawati yakni gotong royong.
"Sehingga PDI Perjuangan akan menjalankan perintah ideologis Pancasila itu untuk menjalankan prinsip gotong royong," ucap Basarah.
Baca Juga
Megawati Sebut Prabowo Kangen Nasi Goreng Buatannya, Mensesneg Sedang Atur Pertemuan
Basarah menyebut, meski tak ada representasi kader PDIP di dalam Kabinet Merah Putih, hubungan Megawati dan Prabowo tetap terjalin. Sikap tersebut berbeda dengan posisi politik PDIP yang memilih menjadi oposisi saat pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Alasannya, Megawati dan Prabowo memiliki hubungan persahabatan yang panjang dan baik.
Sementara itu, Puan menyebut sikap politik PDIP akan ditegaskan di dalam kongres. Namun sampai saat ini belum diketahui Kongres PDIP akan digelar.
Sementara itu, pengamat menilai langkah Megawati yang belum menentukan secara jelas tentang sikap politik PDI Perjuangan lantaran ingin menjadikan kongres sebagai forum tertinggi untuk mengambil keputusan terkait dengan sikap partai yang dipimpin. Apalagi kalau nantinya PDIP memutuskan ingin bergabung dengan pemerintahan Prabowo Subianto yang sebelumnya menjadi pesaing calon yang diusung pada pilpres tahun lalu.
"Megawati ingin melibatkan pengurus PDI Perjuangan sampai daerah sehingga diterima dan dilaksanakan secara bersama," ujar Fernando.
Fernando menambahkan, pertemuan Megawati dengan Prabowo akan semakin mempermudah PDIP bergabung dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Prabowo setelah Kongres PDI Perjuangan. Megawati dinilai masih terus melakukan kalkulasi serta ingin mengambil momentum untuk menentukan sikap politik PDI Perjuangan.
"Prabowo Subianto juga masih tetap menginginkan PDI Perjuangan bergabung dalam pemerintahannya. Sepertinya, Prabowo masih belum begitu yakin dengan dukungan partai politik yang selama ini sudah bergabung dalam koalisi tanpa dukungan dari Megawati dan PDI Perjuangan," tuturnya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai secara umum PDIP tidak merasa perlu bergabung dengan pemerintah. Selain karena alami ketegangan di pilpres secara serius utamanya dengan Jokowi dan Gibran, juga faktor pilkada yang kian kompetitif dengan kubu Prabowo Subianto.
"Bentuk dukungan PDIP pada pemerintah bisa saja hanya di parlemen, tanpa harus mengurus kader masuk kabinet," kata Dedi.

