Simpan Emas Bukan untuk Kaya Mendadak, Tapi Bertahan di Masa Sulit
JAKARTA, investortrust.id - Direktur Utama PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) Sandra Sunanto mengungkapkan bahwa menyimpan emas tidak bisa disamakan dengan mengejar keuntungan cepat. Menurutnya, emas berperan sebagai penjaga nilai yang dibutuhkan di tengah ketidakpastian ekonomi global.
"Bahwa selama Anda menyimpan emas, sebetulnya emas itu tetap berlaku sebagai safe haven. Kita sih tidak berharap ekonomi gonjang-ganjing," kata Sandra saat media visit ke Kantor Investortrust, The Convergence Indonesia, Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Lebih tepatnya, menurut Sandra saat krisis datang, emas menjadi pilihan yang tepat. Maka dari itu, menyimpan emas bukan tentang spekulasi, tetapi tentang ketahanan finansial jangka panjang. Sandra menegaskan pihaknya melihat langsung bahwa emas adalah aset yang sangat likuid. Namun, ia mengingatkan emas bukanlah saham, dan memainkannya seperti saham yang justru bisa menyebabkan kerugian besar dalam waktu singkat.
"Bahwa selama Anda menyimpan emas, sebetulnya emas itu tetap berlaku sebagai safe haven. Kita sih tidak berharap ekonomi gonjang-ganjing," kata Sandra saat media visit ke Kantor Investortrust, The Convergence Indonesia, Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Lebih tepatnya, menurut Sandra saat krisis datang, emas menjadi pilihan yang tepat. Maka dari itu, menyimpan emas bukan tentang spekulasi, tetapi tentang ketahanan finansial jangka panjang. Sandra menegaskan pihaknya melihat langsung bahwa emas adalah aset yang sangat likuid. Namun, ia mengingatkan emas bukanlah saham, dan memainkannya seperti saham yang justru bisa menyebabkan kerugian besar dalam waktu singkat.
Baca Juga
Sertifikasi LBMA Jadi Strategi Kunci Hartadinata (HRTA) Perkuat Pasar Emas Domestik
"Jadi, karena kita melihat selama Presiden AS Donald Trump itu tidak banyak memberikan kepastian dalam policy-nya. Emas itu akan terus volatilitas lumayan. Kita melihat (emas) tidak akan turun di bawah US$ 3.000 per ons ke US$ 2.000-an tidak akan," tutur Sandra.
Informasi saja, harga emas dunia berbalik melemah pada Kamis (22/5/2025) seiring penguatan dolar AS dan aksi ambil untung dari investor. Pada awal sesi, harga emas sempat menyentuh level tertinggi dalam dua pekan. Emas spot turun 0,6% menjadi US$ 3.295,21 per ons. Harga sempat menyentuh level tertinggi sejak 9 Mei sebelum turun lebih dari 1%. Emas mencatat kenaikan dalam tiga sesi sebelumnya.
Baca Juga
Nilai Emas Strategis dalam Jangka Panjang, Bisnis Hartadinata (HRTA) Prospektif
Selain itu, menurut Sandra, selama tidak ada perubahan besar dalam kebijakan moneter global, emas tetap memiliki daya tahan dan harga dasarnya tidak akan turun drastis. Bahkan dalam kondisi tanpa berita pun, kata Sandra, harga emas bisa naik-turun beberapa kali dalam sehari dan hal ini sering disalahpahami oleh media.
Karena itu, dia mengatakan HRTA terus berkomitmen memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat. Perseroan tidak ingin hanya terlihat menjual emas, tapi ingin mengubah pola pikir masyarakat dalam memandang emas. Perseroan juga ingin memastikan masyarakat memahami emas sebagai alat lindung nilai jangka panjang, bukan instrumen untuk meraih keuntungan secara instan.

