Bos OJK Sebut Inovasi Digital dan Kolaborasi Jadi Kunci Penguatan Sektor Keuangan
JAKARTA, investortrust.id - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menegaskan pentingnya inovasi digital dan kolaborasi lintas sektor dalam membangun sistem keuangan nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Menurutnya, yang menjadi tantangan utama di sektor keuangan Indonesia saat ini meliputi fragmentasi layanan, keterbatasan akses keuangan, serta kebutuhan akan produk dan layanan digital yang efisien dan transparan. Sehingga, pengembangan sistem keuangan berbasis digital dan terintegrasi menjadi krusial dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.
“Dengan pengembangan sektor keuangan yang terintegrasi dan berbasis digital, Indonesia diharapkan dapaat meningkatkan inklusi dan literasi keuangan yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatakan efisiensi pasar, serta memperkuat daya saing,” ujar Mahendra, dalam Kick Off BI-OJK Hackathon 2025, Kamis (5/6/2025).
Baca Juga
Jalin Kemitraan Dengan Avalanche, FIFA Akan Bangun Blockchain EVM Untuk Koleksi Digital
Saat ini, lanjut dia, OJK memiliki mandat di Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) untuk memfasilitasi ekosistem inovasi keuangan digital yang bertanggung jawab. Salah satunya melalui penyediaan ruang uji coba (sandbox) bagi sektor inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK).
“Sandbox bertujuan memberikan tempat bagi para inovator menguji produk, layanan, atau model bisnis baru mereka dalam lingkungan yang terkontrol sebelum masuk ke pasar yang lebih luas,” kata Mahendra.
Di sisi lain, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan melalui pendekatan penthahelix yang melibatkan regulator, industri, akademisi, masyarakat, dan media. Salah satu bentuk nyata yakni peluncuran kembali Program OJK Infinity 2.0 yang mendukung akselerasi inovasi.
Baca Juga
Sejarah Baru Blockchain: Pertama di Dunia OneGold Tokenisasi Penambang Emas
Lebih lanjut, OJK juga bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mendukung pendanaan industri kreatif berbasis Web3 dan digitalisasi ekosistem peternakan sapi perah melalui teknologi enterprise resource planning, bersama International Labour Organization (ILO), pemerintah Swiss, dan Pemprov Jawa Timur.
Selain itu, teknologi blockchain juga menjadi sorotan regulator dalam penguatan infrastruktur digital sektor keuangan. “Blockchain menawarkan solusi inovatif untuk verifikasi data, audit transaksi, dan keamanan sistem digital dengan sifatnya yang terdesentralisasi, transparan, dan aman,” ucap Mahendra.
Ia menyatakan bahwa keamanan dan transparansi menjadi aspek krusial dalam keuangan digital, sejalan dengan tema Hackathon 2025 yang mengangkat itu manajemen risiko dan perlindungan konsumen. Hackathon 2025 diharapkan bisa menjawab ekspektasi dari para pemangku kepentingan, termasuk OJK dalam memperkuat dan mengembangkan sektor jasa keuangan.
“Kegiatan ini juga menjadi langkah kolaborasi yang konkret dalam pengembangan digital, pengembangan solusi yang implementatif dan bertanggung jawab, serta memperkuat industri keuangan dan melindungi masyarakat,” ujar Mahendra.

