Rayakan Tiga Dekade, Asuransi Astra Optimalkan Layanan dan Diversifikasi Produk
JAKARTA, investortrust.id - Tren penjualan kendaraan bermotor nasional terus mengalami tekanan buntut pelemahan daya beli masyarakat. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang 30 hari di bulan lalu, penjualan mobil dari pabrikan ke diler tercatat hanya sebanyak 51.205 unit. Angka ini merupakan yang terburuk dalam 12 bulan terakhir.
Kondisi ini lantas berimbas ke sejumlah lini bisnis, termasuk ke industri asuransi kendaraan bemotor. Meski begitu, PT Asuransi Astra yang mengedepankan tagline Peace of Mind ini tetap optimistis bisa menjaga pangsa pasar (market share) di 18% alias menjadi yang pertama.
“Saat ini banyak perusahaan di asuransi kendaraan bermotor, ada 70-an dan Asuransi Astra dengan produknya Garda Oto masih menjadi nomor satu dalam market share dan akan kita jaga,” ucap Marketing Retail & Digital Business Director Asuransi Astra Wisnu Kusumawardhana dalam perayaan tiga dekade Asuransi Astra di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Ia mengatakan, perseroan sudah menyiapkan sejumlah strategi dalam menghadapi kondisi tersebut, salah satunya berinovasi melakukan diversifikasi produk. “Mau tidak mau kita harus punya produk lain selain asuransi kendaraan bermotor. Produk ini jadi pelengkap atau tambahan dari kendaraan motor, di tengah kondisi market otomotif yang lagi turun,” kata Wisnu.
Selain itu, perseroan juga akan memperkenalkan inovasi layanan terbaru, yakni Virtual Survey. Virtual Survey merupakan fitur terbaru dalam aplikasi myGarda yang memungkinkan pelanggan untuk dapat melakukan survei kendaraan secara daring melalui video call dengan dibantu surveyor. Bahkan, tidak hanya proses survei secara digital, pelanggan juga dapat memantau penerbitan SPK hingga melakukan monitor pengerjaan kendaraan melalui aplikasi myGarda.
“Virtual Survey membuat survei kendaraan dapat dilakukan di manapun. Klaim pun tanpa harus ke kantor,” tambahnya.
Baca Juga
Asuransi Astra Daur Ulang Seragam Lama menjadi Produk Bernilai Baru
Direktur Operasi Asuransi Astra Hendry Yoga menambahkan, dalam menjalankan bisnis, perusahaan telah mentransformasi Garda Oto dari merek dagang menjadi pelayanan. Sebab jika bertarung pada harga maka bisnis akan menjadi lebih kompetitif persaingannya. Untuk itu, perusahaan membangun pembeda agar Garda Oto dapat diterima di tengah pasar. "Kami tambahkan pembeda, kami tambah servis. Yang dijual rasa aman, peace of mind," katanya.
Adapun langkah yang dibangun Astra menjadi tren di industri. Beberapa terobosan itu seperti call center, layanan siaga, bengkel quick repair, hingga klaim lewat digital.
Baca Juga
Tiga Dekade
Sementara itu, Presiden Direktur Asuransi Astra Maximiliaan Agatisianus menyoroti tantangan literasi dan inklusi untuk asuransi umum. Untuk itu, dia mendorong peran semua pihak untuk meningkatkan kesadaran berasuransi.
Asuransi Astra Garda Oto untuk informasi akan merayakan ulang tahunnya yang ke-30 pada 1 Juni mendatang. Sebagai salah satu perusahaan asuransi kendaraan terbesar di Tanah Air, Garda Oto membuktikan bisa bertahan dari generasi ke generasi.
Maximiliaan mengatakan, 30 tahun itu merupakan perjalanan cukup panjang. Selama tiga dekade tersebut, Garda Oto mengalami dinamika bersama dengan industri kendaraan bermotor.
"Umur yang sudah tiga dekade ini banyak hal bisa membuat kami berbenah diri. Sehingga, eksistensi kami dan juga sustainability suatu produk intangible, bisa ada sampai sekarang," ungkapnya.
Garda Oto sendiri pertama kali hadir pada 1995 silam dan bisa bertahan sampai sekarang lantaran mendengarkan setiap masukan dan kebutuhan pelanggan.
Selain itu, Garda Oto juga melahirkan berbagai inovasi yang mengikuti perkembangan zaman. "Kami ingin berterima kasih atas kepercayaan yang pelanggan berikan selama ini, karena tanpa adanya kepercayaan pelanggan, tidak mungkin Garda Oto dapat menginjak usia tiga dekade," pungkas Maximiliaan.
Secara kinerja 2024, Asuransi Astra mampu mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp 7,09 triliun, tumbuh 16,59% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 6,78 triliun. Dari pendapatan premi ini, perusahaan melaporkan pendapatan underwriting mencapai Rp 5,29 triliun, naik dari sebelumnya Rp 4,41 triliun.
Sementara untuk klaim bruto dibayarkan sebesar Rp 4,15 triliun, naik dari posisi Rp 3,26 triliun pada 2023. Alhasil laba komprehensif yang dibukukan mencapai Rp 1,32 triliun, naik dari Rp 1,22 triliun. Kenaikan laba ini turut memacu pertumbuhan aset di mana hingga akhir 2024, aset Asuransi Astra mencapai Rp 20,17 triliun, bertambah dari Rp18,37 triliun di tahun 2023.

