main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. financial

Integrasi dan Kolaborasi Bank-Nonbank demi Performa Layanan Digital Terbaik

 

JAKARTA, investortrust.id – Masyarakat kini tidak lagi membedakan perbankan dan nonperbankan dalam konteks layanan keuangan digital. Yang terpenting adalah kemudahan akses dan kredibel. Karena itulah, integrasi dan kolaborasi antara bank dan nonbank menjadi faktor strategis untuk mewujudkan performa layanan keuangan digital terbaik bagi nasabah.

 

Atas dasar itu, Bank Sahabat Sampoerna membuka pintu kolaborasi seluas-luasnya dengan perusahaan fintech, koperasi, multifinance, dan institusi keuangan lainnya guna melayani nasabah termasuk UMKM. Bank Sampoerna pun mencanangkan diri sebagai bank mitra terbaik (best partner bank) bagi pihak lain yang hendak bekerja sama.

 

Hendra  Rahardja,  Direktur  Information  Technology  PTBank  Sahabat  Sampoerna menguraikan  panjang-lebar   strateginya  dalam pengembangan layanan  digital, termasuk berbagai inovasi yang dilakukan, kepada wartawan Investortrust, Taufiq Al Hakim, Senin (19/5/2025). Wawancara dilakukan sebagai rangkaian perhelatan “Digital Banking Award 2025” yang akan digelar Investortrust bersama Intellectual Business Community (IBC) pada Agustus 2025 nanti. Berikut wawancara selengkapnya:

 

Industri perbankan mengalami revolusi besar-besaran dengan hadirnya bank digital dan digital banking. Bagaimana perilaku konsumen di era digital banking?

 

 

Digitalisasi membawa efisiensi bagi industri perbankan. Perkembangan teknologi juga memungkinkan bank, perusahaan fintech, ataupun institusi keuangan lain untuk menawarkan beragam layanan yang inovatif. Dengan demikian, nasabah merasakan berbagai kemudahan yang sebelumnya tidak mereka miliki dengan harga yang semakin terjangkau. Meski tentunya perilaku konsumen tidak seluruhnya seragam, secara umum kami melihat bahwa konsumen cenderung terbuka terhadap penawaran dan layanan baru yang tersedia bagi mereka, sejauh mereka percaya terhadap kredibilitas penyedia jasa.

 

Layanan mobile banking, Sampoerna Mobile Banking, misalnya, dari waktu ke waktu kami senantiasa menambahkan fitur baru. Dibanding layanan internet banking 5 tahun lalu, atau layanan yang dapat diberikan di kantor cabang, terdapat puluhan alternatif transaksi yang dapat dilakukan,termasuk pembayaran, pembelian dan pembelian pulsa yang banyak digunakan nasabah.Baru-baru ini kami juga memperkenalkan layanan penarikan tunai secara gratis di Alfamart dengan reservasi dilakukan melalui Sampoerna Mobile Banking yang kami yakini akan memudahkan masyarakat manakala memerlukan uang tunai.

 

Digitalisasi UMKM menjadi concern semua pihak, termasuk pemerintah. Apa kontribusi Bank Sampoerna dalam hal ini?

 

Bank Sampoerna sendiri memiliki misi mendukung UMKM melalui pemanfaatan teknologi digital. UMKM seringkali agak tertinggal dalam pemanfaatan teknologi. Untuk itu, mengambil peran “Bank-as-a-Service” (BaaS), Bank Sampoerna menyediakan berbagai layanan perbankan dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan fintech agar menjangkau lebih banyak masyarakat, utamanya UMKM di seluruh Indonesia untuk dapat memanfaatkan teknologi demi kemajuan UMKM.

 

Hal sederhana berupa penyediaan QRIS dan VirtualAccountsuntukmemfasilitasipembayaran dapat memudahkan transaksi keuangan yang dilakukan UMKM. Sepanjang kuartal I-2025 Bank Sampoerna memfasilitasi lebih dari 46 juta transaksi QRIS ataupun Virtual Accounts, dengan total volume transaksi mendekati Rp 30 triliun. Pencapaian tersebut mencerminkan peningkatan sekitar tujuh kali lipat dibandingkan dengan total volume transaksi pada periode yang sama di tahun 2024, terutama didorong oleh semakin banyaknya transaksi penerimaan pembayaran menggunakan QRIS.

 

Bagaimana tren  utama  digital  banking  tahun2025  ini? 

 

Tren digital banking yang berkembang di tahun 2025 saya kira bisa dilihat dari dua kelompok utama. Kelompok pertama adalah dari sisi layanan yang diberikan perbankan. Dengan kapabilitas dan kreativitas yang semakin meningkat saya melihat bahwa bank cenderung akan memperluas berbagai layanan yang bisa diberikan via mobile banking. Semakin banyak transaksi keuangan yang akan dapat dilakukan via mobile banking

 

Pada kelompok kedua adalah pengembangan layanan di luar perbankan yang terintegrasi dengan layanan perbankan, atau tren disebut BaaS (Banking-as-a-Service). Perkembangan pemanfaatan Application Programming Interface (API), perangkat lunak yang memungkinkan dua aplikasi berinteraksi, yang juga terakselerasi dengan adanya BI SNAP (Standar Nasional Open API), menjadikan lebih banyak aplikasi di luar perbankan bersinergi dengan layanan perbankan.

 

Saya kira akan menjadi tren bahwa masyarakat menggunakan layanan perbankan tidak lagi pada aplikasi perbankan, bahkan dengan terintegrasinya layanan perbankan dengan layanan nonperbankan, masyarakat bisa jadi tidak lagi akan membedakan mana layanan perbankan dengan nonperbankan.

 

Persaingan ketat layanan digital terjadi antara bank digital, bank konvensional yang digitalisasinya sangat advanced, maupun fintech? Apa keunggulan Bank Sampoerna untuk unggul di persaingan?

 

Dengan luas wilayah Indonesia yang sangat besar, jumlah UMKM yang sangat banyak, dan tingkat pemanfaatan layanan perbankan oleh UMKM yang masih relatif rendah, sayakirayang terjadi adalah kolaborasi antarbank dan antara bank dengan fintech serta lembaga keuangan lainnya dalam memberikan layanan bagi UMKM. Tingkat adopsi teknologi UMKM dan kebutuhan UMKM sendiri sangat beragam. Untuk itu, memang diperlukan berbagai jenis layanan diberikan.

 

Bank Sampoerna sendiri terus berkolaborasi dalam melayani UMKM, dan mencanangkan diri menjadi “Best Partner Bank”, bagi perusahaan fintech, koperasi, perusahaan multi-finance,dan institusi keuangan lainnya yang bekerja sama dengan Bank Sampoerna. Layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah, yang seringberbedadarikelompoksatukekelompok lain adalah kunci dalam tetap relevan dan berkembang.

 

Layanan  perbankan  digital  identik  dengan inovasi  tiada  henti. Inovasi  apa  saja  yang  mesti dilakukan? 

 

Dengan ratusan bahkan ribuan bank, perusahaan fintech, juga perusahaanyangberkolaborasi memberikan layanan perbankan, tentu terdapat begitu banyak inovasi yang terjadi.

 

Di Bank Sampoerna sendiri, inovasi layanan ada yang dilakukan oleh Bank Sampoerna, ada juga yang dilakukan bersama mitra strategis. Salah satu inovasi baru yang dilakukan Bank Sampoerna adalah layanan tarik dan setor tunai di gerai Alfamart dan AlfaExpress yang kami namakan Loket Bank Sampoerna. Layanan ini memudahkan masyarakat yang kesulitan menemukan ATM atau kesulitan mengunjungi bank pada jam kerja.

 

Apresiasi  khusus  saya  kira  perlu diberikan  pada  BI.  Pengembangan  QRIS  untuk  digunakan  secara  “tap”  atau  untuk  tarik  dan  setor  tunai  merupakan  inovasi  yang  signifikan  dan  berani.  Apresiasi  juga  dengan  BI  yang  mendorong  BI  SNAP  untuk  memudahkan  kolaborasi  antarperusahaan.

  

Indonesia adalah negara dengan tingkat pertumbuhan perbankan digital tertinggi di kawasan, namun tentu terdapat berbagai tantangan dan risiko. Bisa gambarkan tantangan terbesar ke depan?

 

Kreativitas dan perkembangan teknologi menjadikan begitu banyak layanan mungkin dikembangkan. Saya kira tantangan teknis menjadi kurang relevan dibandingkan dengan mencari layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah dan menjangkau nasabah yang membutuhkan layanan.

 

Dibandingkan dengan layanan yang bersifat tradisional, layanan berbasis digital memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap ancaman keamanan siber seperti phishing, skimming, penipuan daring, dan kebocoran data. Oleh karena itu, penguatan sistem keamanan menjadi sangat penting. Institusi perbankan perlu meningkatkan kapasitas infrastruktur, sumber daya manusia, serta prosedur pengelolaan data untuk dapat melindungi data dantransaksinasabah secara optimal.

 

Selain itu, hal yang tak kalah penting adalah meningkatkan literasi digital dan keuangan masyarakat yang masih belum merata. Banyak pengguna yang belumsepenuhnyamemahami risiko penggunaan layanan digital banking, seperti pentingnya menjaga kerahasiaan datapribadi dan mengenali modus penipuan digital.

 

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dilakukan OJK bersama Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan pentingnya peningkatan literasi keuangan. Indeks literasi keuangan sebesar 66,5%, meningkat dari 65,4% di tahun sebelumnya. Namun indeks literasi ini tertinggal dari indeks inklusi keuangan yang berada pada tingkat 80,5%.

 

Untuk itu, Bank Sampoerna turut menjalankan inisiatif sejalan dengan arahan regulator dalam upaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan. Salah satu bentuk nyata dari komitmen ini adalah dengan kembali menggelar acara “Sampoerna Fest”. Kegiatan ini telah berhasil dilaksanakan di sejumlah kota besar di Indonesia, termasuk Surabaya, Pontianak, Semarang, Palembang, dan Samarinda.

 

 

Sejauh  mana implementasi teknologi  AI dalam  perkembangan  digital  banking? 

 

Pemanfaatan AI (artificial intelligence) merupakanhalyangtakdapatdihindariuntukoperasionaldapatterussemakin baik dan efisien. Di Bank Sahabat Sampoerna sendiri kamimemanfaatkanAIuntukbanyakhal termasuk pelatihan, perkembangan produk, analisisi, dan lain sebagainya. Pada beberapa bidang kami juga telah membuat peta jalan untuk lebih memanfaatkan AI namun dengankehati-hatian yang tinggi.

 

 

Dengan perubahan teknologi yang super cepat, bagaimana prediksi perkembangan layanan digital banking lima tahun ke depan?

 

Perkembangan layanan digital dalam lima tahun ke depan saya rasa akan sama dengan tren yang terjadi di tahun 2025. Seperti saya uraikan sebelumnya, layanan digital banking akan dilakukan oleh bank maupun oleh nonbank. Layanan oleh bank akan semakin meluas, di sisi lain layanan oleh nonbank akan terintegrasi dengan layanan nonbank.

 

 

 

Faktor keamanan, khususnya serangan siber, menjadi isu sentral di layanan digital banking. Bagaimana Bank Sampoerna meningkatkan standar keamanan dan mitigasinya?

 

 

Dalam menghadapi ancaman siber, kami berkomitmen untuk menerapkan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan keamanan transaksi digital dan memperkuat sistem mitigasinya. Penguatan infrastruktur teknologi informasi, penggunaan sistem deteksi dini, serta pengembangan sistem autentikasi berlapis (multi factor authentication) seperti OTP dan biometrik menjadi bagian dari upaya kami dalam menjaga keamanan data dan transaksi nasabah. 

 

Apakah keamanan digital hanya tergantung pada penguasaan teknologi?

 

Kami menyadaribahwakeamanandigitaltidakhanyabergantungpadateknologi,tetapi juga pada kompetensi internal dan tersedianya prosedur yang tepat. Karena itu, kami memastikan bahwa setiap karyawan memiliki kompetensi yang memadai, dan terusmemastikan prosedur yang ada tetap relevan dan dipatuhi serta. Tak kalah penting kami juga memastikan kegiatan operasional kami terlaksana menurut Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/ GCG) dan peraturan yang berlaku.

 

Tak kalah penting juga adalah pemahaman nasabah atau masyarakat untuk selalu waspada akan berbagai risiko penipuan dan melaksanakan praktis perbankan yang aman.***

BERITA TERKAIT

  • Integrasi dan Kolaborasi Bank-Nonbank demi Performa Layanan Digital Terbaik

    22/05/2025, 03.45 WIB
  • Permudah Akses Layanan Kesehatan Digital, AdMedika dan Prodia Resmikan Integrasi ProdiaLink pada Aplikasi MyAdMedik@

    16/05/2025, 11.08 WIB
  • Kualitas Layanan Semakin Meningkat, BRI Raih Digital Channel Terbaik Versi BSEM 2025

    12/05/2025, 05.20 WIB
  • Menteri UMKM Bakal Panggil Tokopedia dan TikTok Shop soal Integrasi Seller Center

    05/06/2025, 11.52 WIB
  • Ketum Kadin Indonesia Bertemu Menko PMK, Bahas Integrasi Pendidikan dan Industri

    09/05/2025, 06.12 WIB

ARTIKEL POPULER

  • Ecentio Tumbler Navy Selling
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATEDssss