Respons Dinamika SJK, OJK Lakukan Pengkinian Pengelolaan Profil Risiko Organisasi untuk Tahun 2025
JAKARTA, investortrust.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan telah melakukan pengkinian pengelolaan profil risiko organisasi untuk tahun 2025. Hal itu dilakukan sebagai respons terhadap dinamika sektor jasa keuangan (SJK), serta tantangan terkini baik internal dan eksternal yang terus berkembang.
Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena mengungkapkan, tindakan ini merupakan langkah strategis OJK untuk memastikan bahwa seluruh kerangka kerja manajemen risiko OJK tetap relevan, adaptif, dan proaktif dalam mengidentifikasi, mengukur, memantau, serta mengelola potensi risiko yang mungkin berdampak pada kinerja dan pencapaian tujuan OJK dan SJK.
"Dengan memperkuat manajemen risiko, OJK berkomitmen untuk menjaga kepercayaan pemangku kepentingan, meningkatkan efektivitas organisasi, serta memperkuat SJK lebih tangguh dan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan," ujar Sophia belum lama ini dalam acara Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Bulanan April 2025 yang diselenggarakan secara virtual di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Sophia menjelaskan, OJK berkomitmen untuk senantiasa menerapkan best practices dalam rangka implementasi standar tertinggi dalam penguatan integritas agar dapat menjadi role model bagi SJK. Untuk itu, OJK bersinergi dengan kementerian/lembaga untuk membagikan pengalaman penerapan best practices tersebut, antara lain dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam rangka penerapan dan penegakan kode etik profesi untuk internal pegawai organisasi.
Lebih lanjut, Sophia menyebut, OJK terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholders, antara lain kementerian/lembaga, asosiasi profesi, dan akademisi di bidang Governance, Risk, and Compliance (GRC) dalam memperkuat governansi dan penegakan integritas SJK, salah satunya melalui penyelenggaraan Forum Penguatan Fungsi GRC dengan tema Harmoni dalam Kolaborasi untuk Penguatan Fungsi GRC di SJK.
"Forum ini juga diselenggarakan untuk mendiskusikan isu signifikan terkait GRC sebagai masukan tema dalam Forum Risk Governance Summit (RGS) 2025 yang rencananya akan diselenggarakan pada bulan Agustus 2025," jelas Sophia.
Di sisi lain, Sophia membeberkan bahwa OJK berkomitmen dalam mendorong kesetaraan gender, penguatan integritas, dan pemberdayaan perempuan di SJK. Salah satunya melalui penyelenggaraan perayaan Hari Kartini dengan tema “Perempuan Cerdas, Berdaya, dan Berintegritas Menuju Indonesia Emas" dengan bersinergi dan melibatkan seluruh stakeholders baik internal dan eksternal. Kegiatan ini bertujuan untuk menginspirasi perempuan agar menjunjung tinggi nilai integritas, meningkatkan kesadaran akan peran strategis perempuan dalam pembangunan SJK yang transparan dan berintegritas, serta mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Kemudian, OJK berkomitmen untuk senantiasa menerapkan best practices dalam memperkuat implementasi Governance, Risk, and Compliance (GRC) guna mendukung pencapaian destination statement OJK. Sejalan dengan Global Internal Audit Standard (GIAS) yang menitikberatkan pada komunikasi lintas lini dan pemberian nilai tambah bagi organisasi, penerapan fungsi GRC di OJK dilakukan dengan menyeimbangkan tiga fungsi utama secara terintegrasi dan konsisten yaitu insight (konsultasi), foresight (manajemen risiko dan early warning system), dan oversight (pengawasan).
"Pendekatan ini sejalan dengan Three Lines Model dan Combined Assurance, dalam rangka continuous improvement pelaksanaan tugas dan fungsi OJK," kata Sophia.
Sophia menambahkan, pendekatan Three Lines Model memperkuat sistem pengendalian internal OJK secara berlapis. Dimulai dari satuan kerja yang menjalankan fungsi operasional sebagai lini pertama, dilanjutkan dengan fungsi manajemen risiko dan pengendalian kualitas sebagai lini kedua, serta fungsi audit internal sebagai lini ketiga.
"Ketiga lini tersebut didukung oleh pendekatan Combined Assurance yang mengintegrasikan perencanaan dan pelaksanaan tugas masing-masing lini dalam pengelolaan risiko dan pengendalian internal," pungkas Sophia.

