Pupuk Kaltim Targetkan Emisi Karbon Turun 32% di 2030, Begini Langkah Strategisnya
JAKARTA, investortrust.id - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 32% hingga tahun 2030. Target ini sesuai dengan target nationally determined contribution (NDC) dan net zero emission di tahun 2060 mendatang.
“Kita punya target di tahun 2030 bisa mengurangi 32% dari emisi CO2 yang dibuang saat ini. Target 32% di 2030 melalui beberapa program dan target net zero ini sama dengan apa yang dicarakan oleh pemerintah bahwa di 2060 itu kita harapkan bisa net zero di scope 1 dan scope 2,” kata SVP Pengembangan Pupuk Kaltim, Propan Weber saat pemaparan dalam acara Kelas ESG Jurnalis Jakarta, (26/4/2025).
Baca Juga
Sebagai salah satu pendorong target tersebut, Pupuk Kaltim juga melakukan beberapa upaya pengurangan emisi karbon, seperti melalui program Community Forest. Hingga akhir 2024, Pupuk Kaltim telah menanam 638.872 pohon, di area seluas 322 hektare (Ha). Pupuk Kaltim pun mampu memberikan dampak positif terhadap lingkungan, hingga nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.
Di samping penanaman pohon, Pupuk Kaltim juga aktif menjalankan berbagai inisiatif dalam rangka membantu penurunan emisi karbon serta menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya konversi kendaraan operasional ke kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
“Tentu ini yang paling umum, kita juga ada electric vehicle, substitusi kendaraan operasional di pabrik maupun di kantor dengan menggunakan EV,” ujar Propan.
Perseroan juga menargetkan pengurangan emisi dengan menggunakan co-firing (penggunaan bahan bakar alternatif bersama dengan bahan bakar konvensional) sebesar 5% dari penggunaan batu bara. Sehingga langkah ini bisa mengurangi 60.000 ton emisi CO2 per tahunnya.
“Kami targetkan di 2030 kita bisa substitusi. Memang enggak bisa semua karena ada keterbatasan terkait dengan energi yang dibangkitkan dari limbah biomassa mungkin tidak sebesar dari batu bara. Sehingga kita targetkan ada 5% substitusi dengan biomassa untuk bisa menurunkan emisi,” terangnya.
Propan menambahkan, perseroan juga telah memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menggunakan solar panel sejak tahun 2022. Di tahun 2030 perseroan menargetkan sebanyak 6 megawatt (MW) PLTS untuk mensubstitusi penggunaan listrik berbasis gas khususnya untuk non-critical asset dan perkantoran.
Tak hanya itu, adapun strategi lain penurunan emisi yakni, pembangunan proyek revamping Pabrik 2 yang tengah berjalan dan diharapkan akan rampung pada akhir tahun 2025.
“Jadi pabrik 2, pabrik kita yang paling tua, amonia itu sedang kita revitalisasi sampai nanti bisa menurunkan konsumsi gas ekuivalen 4 MMBtu per ton amonia. Itu nanti akan berkontribusi hampir 10% dari emisi GRK kita 100 ribu CO2 lewat program ini,” bebernya.
Baca Juga
Selain itu, terdapat rencana pembangunan pabrik soda ash. Propan menjelaskan program pembangunan pabrik soda ash ini adalah program yang nanti akan mengutilisasi CO2 sebesar 174.000 ton CO2 sebagai bahan baku untuk produksi soda ash.
“Ini di 2028 awal ya ini kami harapkan sudah bisa beroperasi long stream dan nanti targetnya tentu akan berkontribusi terhadap upaya penurunan 32% emisi,” tegasnya.

