Puji Keberhasilan QRIS, Dubes Jerman Dorong Kolaborasi Teknologi dan 'Startup' Indonesia–Jerman
JAKARTA, investortrust.id - Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel, menyoroti inovasi sistem pembayaran digital Indonesia seperti QRIS. Menurutnya inovasi tersebut merupakan contoh keberhasilan transformasi teknologi yang bisa menjadi peluang kolaborasi lebih dalam antara startup Jerman dan Indonesia.
Dalam peringatan 100 tahun kerja sama ekonomi Indonesia–Jerman lewat EKONID, Lepel mendorong agar potensi sektor digital dan teknologi finansial lebih dimanfaatkan kedua negara.
“Saya baru pertama kali mencoba sistem QRIS di Indonesia dan saya kagum. Di Jerman, kami masih banyak menggunakan kartu. QRIS ini cepat, praktis, dan efisien,” ujar Lepel kepada investortrust.id di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Selasa (4/6/2025).
Baca Juga
Belanja Merchandise BNI Java Jazz 2025 Dapat Diskon 20% dengan Kartu dan QRIS BNI
Dubes "nyentrik" itu menilai, ekosistem startup Indonesia yang dinamis dan berorientasi digital bisa menjadi mitra ideal bagi startup dan investor teknologi asal Jerman.
“Banyak startup Indonesia punya energi dan semangat yang tinggi. Ini menarik untuk kolaborasi lintas negara, apalagi di sektor digital dan circular economy,” lanjutnya.
Meski demikian, Lepel mencatat bahwa masih ada beberapa tantangan regulasi di Indonesia yang bisa menghambat investasi, termasuk dari Jerman. Ia menekankan pentingnya stabilitas aturan dan pengurangan hambatan birokrasi.
“Investor butuh kepastian. Perubahan regulasi yang mendadak tanpa waktu transisi membuat mereka ragu. Selain itu, aturan soal kandungan lokal juga bisa menyulitkan perusahaan yang terlibat dalam rantai pasok global,” jelasnya.
Ia menyarankan agar upaya deregulasi yang kini tengah dilakukan pemerintah Indonesia terus diperkuat, terutama untuk sektor-sektor strategis seperti teknologi, energi terbarukan, dan logistik.
Baca Juga
AS Keluhkan QRIS, Wakil Ketua MPR Imbau Persaingan Sistem Pembayaran Dibuka Secara 'Fair'
Dubes Lepel juga menegaskan bahwa kerja sama ekonomi Indonesia-Jerman sudah berlangsung bahkan sebelum hubungan diplomatik resmi terjalin pada 1952.
“Fakta bahwa EKONID berdiri 100 tahun lalu menunjukkan bahwa koneksi bisnis kita sudah sangat dalam dan terus berkembang,” katanya.
Perayaan 100 tahun EKONID turut dihadiri Presiden DIHK Jerman Peter Adrian, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, serta Presiden Komisaris Astra sekaligus Chairman EKONID Prijono Sugiarto. Ketiganya kompak bahwa kolaborasi industri ke depan harus mencakup pelatihan vokasi, transfer teknologi, dan ekspor tenaga kerja terampil.

