Jelang Lelang 5G, Kenali EMC yang Jadi Kunci Kualitas Sinyal Masa Depan
JAKARTA, investortrust.id - Menjelang lelang spektrum frekuensi jaringan 5G, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) menegaskan pentingnya pengujian electromagnetic compatibility (EMC). Hal ini disebut menjadi syarat utama keandalan perangkat telekomunikasi.
“Sebagai regulator, kami melihat EMC lebih dari sekadar kepatuhan teknis. Ini adalah fondasi kepercayaan terhadap perangkat yang digunakan masyarakat dan industri,” tegas Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi Wayan Toni Supriyanto, dalam keterangan resmi, Rabu (4/6/2025).
Baca Juga
Operator Adu Cepat Ekspansi 5G, Tantangan Infrastruktur dan Perangkat Masih Jadi PR
Wayan menyampaikan bahwa pengujian EMC akan menjadi bagian penting dalam menyambut pelelangan tiga pita frekuensi utama untuk layanan seluler, yaitu 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz. Sementara untuk fixed broadband, pemerintah akan membuka frekuensi 1,4 GHz.
“Kami di Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital Kemenkomdigi dalam waktu dekat akan merilis tiga frekuensi, yaitu 700 MHz, 2,6 GHz, dan 26 GHz untuk seluler. Sedangkan untuk fixed broadband, akan dirilis di frekuensi 1,4 GHz," ungkap Wayan.
Ia menambahkan, Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) sebagai lembaga pengujian memiliki tiga fungsi strategis, yaitu sebagai pelindung (protect), gerbang (gate), dan manajer spektrum. Ketiganya saling berkaitan dalam mendukung transformasi digital nasional secara andal dan aman.
“Balai Uji sebagai protect, melindungi kesehatan dan keselamatan manusia dari ketidaksesuaian emisi perangkat yang berpotensi mengganggu, melalui pemenuhan standar pengujian perangkat TIK di Indonesia,” jelasnya.
Dalam peran sebagai gerbang, Wayan menyebut, Balai Uji berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar perangkat TIK yang beredar di pasar domestik. “Hal ini untuk menjamin mutu, termasuk membantu industri dalam negeri agar dapat bersaing di pasar,” katanya.
Baca Juga
Incar Segmen Menengah, Infinix Pastikan Note 50 5G+ Series Meluncur 16 Mei
Wayan menjelaskan, sejarah BBPPT yang awalnya berdiri di Bintara, Bekasi, kini telah berkembang menjadi fasilitas pengujian terbesar di Asia Tenggara setelah diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2024.
“Balai Uji yang pertama dibangun di Bintara. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, fasilitas tersebut sudah tidak cukup memadai. Oleh karena itu pada 2024, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Balai Uji yang baru, yang kini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara,” ucapnya.
Dengan penguatan regulasi dan infrastruktur uji, pemerintah berharap ekosistem industri telekomunikasi dalam negeri siap bersaing secara global sekaligus menjamin kualitas layanan untuk masyarakat.

