'Smart Grid'! Jurus PLN Dongkrak PLTS dan PLTB hingga 27 GW di 2034
JAKARTA, investortrust.id - PT PLN (Persero) menyebut implementasi smart grid bakal memaksimalkan produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) atau angin.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyebutkan, implementasi smart grid ini telah tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Maka dari itu, diharapkan implementasi ini membuat PLTS dan PLTB menyumbang 27 gigawatt (GW) pada 2034 mendatang.
“Kita juga membangun smart grid, karena tanpa adanya smart grid ini penambahan wind dengan solar hanya bisa sekitar 5 gigawatt,” kata Darmawan dalam acara "Diseminasi RUKN dan RUPTL PLN" di Jakarta, Senin (2/6/2025).
Baca Juga
Energi Surya di Atas Kilang Balikpapan! Pertamina Pacu NZE Lewat PLTS Atap 2,5 MWp
Dia menceritakan, Vietnam sejatinya telah membangun PLTS sebesar 16 GW. Namun, tanpa implementasi smart grid, mereka hanya bisa menyerap 8 GW. Sebab, grid mereka tidak mampu menghadapi fluktuasi, intermitensi, dan variability dari solar.
“Will it happen to Indonesia? Will not happen in Indonesia. Kita ingin smart grid menjadi bagian terintegrasi dari sistem planning RUPTL ini,” tegas dia.
Kendati demikian, Darmawan tidak memungkiri bahwa implementasi smart grid ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit, yaitu sekitar US$ 5 miliar, baik itu meliputi smart power plant, smart transmission, hingga smart control center.
Baca Juga
“Kemudian juga di distribusi nanti, tadinya satu arah, dari distribusinya PLN ke rumah-rumah, selanjutnya nanti akan terjadi dua arah. Ada namanya distributed power system. Ini menjadi sangat kompleks. Maka smart grid ini menjadi salah satu kekuatan yang harus kita perkuat untuk agar transisi energi bisa berjalan dengan baik,” terangnya.

