Apresiasi RUPTL 2025 – 2034, Hero Global Investment (HGII) Siap Berkolaborasi dengan PLN
JAKARTA, investortrust.id – PT Hero Global Investment Tbk (HGII) mengapresiasi komitmen pemerintah karena menetapkan target porsi energi baru terbarukan (EBT) 61% dengan alokasi keterlibatan perusahaan pengembang listrik swasta (independent power producer/IPP) hingga 73%.
Hal itu tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang disahkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dalam peta jalan ini, pemerintah berencana mewujudkan transformasi bauran EBT hingga 61% atau 42,6 gigawatt (GW) dari total penambahan kapasitas listrik 69,5 GW.
Sebagai perusahaan pengembang listrik swasta yang fokus pada EBT, Direktur Utama Hero Global Investment Robin Sunyoto menilai, RUPTL 2025-2034 bukan sekadar rancangan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Melainkan peta jalan masa depan energi Indonesia yang berkomitmen untuk mendorong transisi energi ramah lingkungan.
"RUPTL ini juga memberikan ruang cukup besar terhadap investasi swasta dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Tanah Air. Kami HGII siap mengakselerasi pengembangan EBT dan mendukung pelaksanaan RUPTL 2025 – 2034,” terang Robin dalam keterangan tertulis yang diterima pada Selasa (27/5/2025).
Dalam RUPTL terbaru, porsi EBT sebesar 42,6 GW terdiri atas energi surya sebesar 17,1 GW, air 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi (geothermal) 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, dan nuklir 0,5 GW.
RUPTL 2025-2034 merupakan rencana pemerintah dalam menyediakan tenaga listrik bagi masyarakat Indonesia dan menjadi pedoman dalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan.
Robin menegaskan, sebagai perusahaan yang telah mengelola pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) dengan total kapasitas 19 MW, pihaknya ingin mendukung pemerintah dalam pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia.
Selain porsi EBT yang dominan, RUPTL 2025-2034 juga memberikan porsi cukup besar kepada pihak swasta atau pengembang listrik swasta (IPP), yaitu Rp 1.566,1 triliun atau 73% dari total investasi Rp 2.133,7 triliun, sedangkan PT PLN (Persero) Rp 567 triliun atau 27%.
Oleh sebab itu, kata Robin, HGII siap mendukung dan berkolaborasi dengan PLN dalam menjalankan RUPTL 2025-2034. Guna memanfaatkan potensi sumber energi baru terbarukan seperti air, surya, biomassa, dan biogas. Untuk menjadi energi listrik bagi masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurutnya, HGII memiliki pengalaman serta portofolio dalam mengembangkan dan mengelola EBT sehingga siap berkontribusi nyata dalam mendukung rencana pemerintah dan PT PLN (Persero) dalam menjalankan peta jalan ketenagalistrikan yaitu RUPTL 2025-2034.
Baca Juga
RUPTL 2025-2034 Resmi Diluncurkan, Penambahan Kapasitas 69,5 GW
Selain mengelola PLTM dengan total kapasitas 19 MW di Sumatra Utara, HGII juga berinvestasi dalam kepemilikan minoritas di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) berkapasitas 3 MW di Provinsi Riau.
Berdasarkan data RUPTL 2025 – 2034, Sumatra mendapatkan porsi 9,5 GW, terbesar kedua dalam pengembangan EBT, setelah wilayah Jawa, Madura, dan Bali.
Pengembangan pembangkit EBT di Sumatra periode 2025 – 2034 sebesar 9,5 GW didominasi air atau hidro (PLTA dan PLTM) 4,94 GW, panas bumi (PLTP) 2,02 GW, bioenergi (PLTBg dan PLTBm) 60 megawatt (MW), pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) 250 MW, dan surya (PLTS) 1.61 GW.
Hal itu menjadi peluang besar bagi HGII untuk terus berekspansi pembangkit EBT di Sumatra. Belum lagi, pada Januari 2025 lalu HGII telah berhasil menghimpun dana IPO sebesar Rp 260 miliar untuk mengembangkan PLTA 25 MW dan PLTM 10 MW yang keduanya berlokasi di Sumatera Utara.
“Kami berkomitmen untuk terus berinvestasi dan mengembangkan bisnis sektor energi hijau di Tanah Air sehingga ke depan akan mengelola pembangkit EBT berkapasitas 100 MW pada 2031,” sambung Robin.
HGII memiliki beberapa proyek dalam pipeline energi terbarukan yang akan dikembangkan ke depan, yaitu air sebesar 58 MW, biomassa 8 MW, biogas 6 MW dan surya 10 MW.

