Hilirisasi Jalan Terus, MIND ID "Gaspol" Tata Kelola Timah Nasional
JAKARTA, Investortrust.id - BUMN holding pertambangan, MIND ID mendorong penguatan tata kelola mineral timah nasional melalui kolaborasi lintas pemangku kepentingan. Upaya ini dilakukan sejalan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi nasional dalam upaya meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam mineral Indonesia di dalam negeri.
Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin menyampaikan, posisi Indonesia dalam rantai pasok timah global sangat kuat karena menjadi salah satu produsen terbesar setelah China dan Peru.
"Dengan produksi timah signifikan, Indonesia berpeluang besar mengembangkan industri secara berkelanjutan serta memainkan peran kunci dalam rantai pasokan global," kata dia dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR, di gedung parlemen, Senayan, Rabu (14/5/2025).
Baca Juga
Kontribusi RI pada Pasokan Timah Global Mengkerut di 2024, Jadi Berapa?
Maroef menyambut baik inisiatif dari DPR yang memberi dukungan pada penguatan tata kelola hulu, niaga, dan industri timah nasional guna mampu menciptakan ekosistem yang mendukung penguatan program hilirisasi serta posisi Indonesia di rantai pasok timah global.
MIND ID sebagai holding yang memayungi PT Timah Tbk konsisten melanjutkan perbaikan tata kelola di internal perusahaan dan Grup Holding. "Dalam menyempurnakan tata kelola timah yang lebih baik, perlu dilakukan koordinasi antar-kementerian/lembaga (K/L) untuk memformulasikan peraturan dan regulasi yang tepat serta mencapai tujuan hilirisasi komoditas timah di Indonesia,” katanya.
Maroef berpendapat, perbaikan tata kelola dan regulasi timah nasional akan semakin memberi dampak positif pada penguatan kinerja operasional dan kontribusi Grup MIND ID kepada negara. Terlebih, pada harga rata-rata timah dunia pada terus menunjukkan tren penguatan dan telah menjadi katalis positif bagi penguatan kinerja Timah selama 2024.
Harga timah dunia dari harga rata-rata US$ 26.583 per ton pada 2023 naik menjadi rata-rata US$ 31.164 per ton pada 2024. EBITDA pada 2024 melonjak 396% menjadi Rp 2,71 triliun, dan laba bersih tumbuh signifikan menjadi Rp 1,19 triliun.
“Tata kelola dan regulasi merupakan isu yang terus menjadi perhatian utama kami dalam pengelolaan sumber daya alam mineral kelolaan. Kami siap untuk berkolaborasi dan menjadi garda terdepan yang menggerakkan tata kelola pertambangan yang bersih, transparan, dan berorientasi masa depan,” pungkas Maroef.
Baca Juga
Target Harga Saham Timah (TINS) Direvisi Turun, padahal Laba Melambung, Ada Apa?
Direktur Utama PT Timah Tbk Restu Widiyantoro menyampaikan, perusahaan konsisten untuk terus memperkuat penerapan good mining practice (GMP) dalam setiap kegiatan pertambangan timah, mulai eksplorasi, penggalian, pengolahan, hingga reklamasi.
Dalam penerapan tata kelola secara terintegrasi, Timah juga memperkuat pendekatan kolaboratif bersama masyarakat lokal untuk bersama-sama mendorong praktik pertambangan yang legal dan berkelanjutan.
“Kami akan pastikan setiap kegiatan pertambangan memiliki rencana kegiatan pasca-tambang dengan implementasi tata kelola yang baik, sehingga nilai manfaat dari timah dapat benar-benar dirasakan oleh seluruh negara dan masyarakat Indonesia," katanya.

