main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. business

Apple Main Aman, Harga iPhone Naik tetapi Tak Mau Salahkan Perang Dagang

 

WASHINGTON, investortrust.id - Apple tengah mempertimbangkan kenaikan harga untuk lini iPhone terbaru yang dirilis tengah tahun ini. Namun, perusahaan membantah bahwa kenaikan itu disebabkan tarif impor Amerika Serikat (AS) yang dinisiasi Presiden Donald Trump terhadap China.

 

Sebagian besar iPhone diketahui masih dirakit di China, sehingga tarif impor 30% dari AS berdampak langsung pada biaya produksi. Meski ada kesepakatan pengurangan tarif sementara, tetapi beban tetap besar.

 

Baca Juga

Apple Kebut Produksi iPhone di India untuk Pasar AS

 

Dikutip dari Reuters, Selasa (13/5/2025), saham Apple naik 7% dalam perdagangan pra-pasar setelah pengumuman kesepakatan tarif antara AS dan China. Kenaikan ini sejalan dengan tren penguatan pasar secara umum.

 

Apple menjadi salah satu perusahaan yang paling terdampak dalam perang dagang AS-China. Ketegangan meningkat setelah rangkaian kebijakan tarif dari pemerintahan Trump.

 

Menurut Wall Street Journal, Apple tidak ingin secara langsung mengaitkan harga baru iPhone dengan tarif AS. Strategi ini dianggap penting untuk menjaga citra dan permintaan konsumen.

 

https://cloudinary-a.akamaihd.net/dzvyafhg1/image/upload/v1745562308/investortrust-bucket/images/1745562308699.jpg
Pengunjung mencoba Iphone seri terbaru saat pengumuman kerjasama strategis bersama Apple sebagai Official Telco dalam menghadirkan bundling eksklusif IM3 Platinum dengan iPhone 16 sebagai official telco partner Apple di Indonesia, di Jakarta, Jumat (25/4/2025). Foto: Investortrust/Mohammad Defrizal ()
Source:

 

Kenaikan harga disebut bisa membantu Apple menutup tambahan biaya sekitar US$ 900 juta akibat tarif selama periode April–Juni. Untuk mengurangi risiko, raksasa teknologi itu terpaksa memindahkan sebagian besar produksi iPhone untuk pasar AS ke India.

 

Dikabarkan investortrust.id sebelumnya, sejumlah analis dan pengamat teknologi sudah lama memprediksi potensi kenaikan harga iPhone. Namun, mereka memperingatkan bahwa langkah ini bisa menggerus pangsa pasar Apple.

 

Baca Juga

India Ketiban Untung, Apple Genjot Produksi iPhone hingga US$ 22 Miliar untuk Pasar AS

 

Di sisi lain, Samsung dan kompetitor lainnya justru terus menggoda pasar global dengan fitur AI yang belum banyak diadopsi Apple. Keterlambatan Apple dalam mengadopsi AI juga menjadi kelemahan strategis.

 

Apple juga disebut akan menambahkan fitur dan desain baru, seperti bodi ultratipis untuk mendukung kenaikan harga. Strategi ini diharapkan dapat meyakinkan konsumen bahwa harga lebih tinggi sepadan dengan inovasi. (C-13)

 

ARTIKEL POPULER

      BERITA TERKAIT

      • Apple Main Aman, Harga iPhone Naik tetapi Tak Mau Salahkan Perang Dagang

        13/05/2025, 04.41 WIB
      • Gandeng Apple, IM3 Platinum Tawarkan “Bundling” iPhone 16 mulai Rp 1,5 Juta dan Kuota 200GB

        25/04/2025, 10.21 WIB
      • Apple Kebut Produksi iPhone di India untuk Pasar AS

        26/04/2025, 13.23 WIB
      • Trump: Apple Harus Bayar Tarif 25% untuk iPhone yang Tidak Diproduksi di AS

        23/05/2025, 20.19 WIB
      • Bidik 5,1 GW Panas Bumi, PLN Gandeng Swasta karena Tantangannya Tak Main-main

        14/05/2025, 12.26 WIB