Telkom Dinilai Jadi Pilar Ekonomi Digital dan Stabilitas Pasar Modal Indonesia
JAKARTA, investortrust.id – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 0,5% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp 150 triliun pada 2024. Pertumbuhan ini ditopang oleh kinerja Telkomsel yang mencetak lonjakan pendapatan 10,7% YoY setelah sukses mengintegrasikan layanan fixed broadband IndiHome B2C.
Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) David Sutyanto, menilai bahwa sektor telekomunikasi memainkan peran krusial dalam pembangunan ekonomi digital nasional. “Telkom bukan hanya dominan secara komersial, tetapi juga strategis dalam membentuk masa depan ekonomi digital Indonesia,” ujar David, dikutip Rabu (30/4/2025).
Telkomsel berhasil mempertahankan pangsa pasar pendapatan seluler sebesar 51,8%. Integrasi IndiHome B2C mendorong pendapatan hingga Rp 26,6 triliun atau tumbuh 101,2% YoY, serta menambah hampir 1 juta pelanggan, menjadikan total pelanggan fixed broadband Telkomsel mencapai 9,6 juta.
Laba bersih Telkom pada 2024 tercatat Rp 23,6 triliun, turun 3,7% YoY akibat program pensiun dini, meski EBITDA tetap tinggi di angka Rp 75 triliun dengan margin 50%. Arus kas operasional tetap solid sebesar Rp 61,6 triliun (naik 1,7% YoY), sementara rasio utang terhadap EBITDA berada di level konservatif 1,0x.
Baca Juga
Di pasar modal, Telkom memiliki kapitalisasi pasar sebesar 2,3% dari IHSG dan menjadi salah satu emiten jangkar, dengan dividend yield mencapai 6,83%. Saham TLKM juga tergolong murah dengan price to earnings ratio (PER) sebesar 10,97x, di bawah rata-rata sektor (13,14x) dan industri (16,07x).
Telkomsel mencatat pertumbuhan data payload 13,9% YoY, mempertahankan basis pelanggan sebanyak 159,4 juta, dan memperluas layanan pascabayar ke 8 juta pelanggan. ARPU (Average Revenue per User) juga tumbuh 2% secara kuartalan di kuartal IV 2024, mencerminkan efisiensi dan fokus pada pelanggan bernilai tinggi.
David menjelaskan bahwa peningkatan 10% penetrasi broadband dapat mendorong pertumbuhan PDB sebesar 1,38%. “Kontribusi Telkom tidak sekadar pada kinerja laporan keuangan, tapi juga berdampak langsung ke sektor riil seperti UMKM, pendidikan, dan kesehatan,” katanya.
Dari sisi infrastruktur, Telkomsel memperkuat jaringannya dengan 271.040 BTS, termasuk 221.290 BTS 4G dan 975 BTS 5G per akhir 2024. Strategi Fixed-Mobile Convergence (FMC) terus didorong untuk menjawab kebutuhan digital masyarakat Indonesia.
Baca Juga
Telkom Gelar Aksi Jalan Santai Sambil Pilah Sampah Plastik dalam Rangkaian GoZero% Goes to Medan
Secara regional dan global, Telkom memperluas kolaborasi melalui Telin, Mitratel, dan kemitraan terbuka dengan startup digital. Hal ini membuka peluang ekspansi untuk ekonomi kreatif Indonesia, serta mendukung integrasi layanan backend yang efisien.
Dalam aspek keberlanjutan, Telkom menargetkan pengurangan emisi karbon 20% hingga 2030 lewat inisiatif GoZero%. Perseroan juga menanam 10.000 pohon mangrove, meningkatkan inklusi tenaga kerja perempuan hingga 32%, dan mencatat rating ESG Sustainalytics sebesar 25,6.
“Telkom harus dipandang sebagai representasi pasar modal Indonesia, besar secara kapitalisasi, kuat secara fundamental, dan visioner secara strategis,” tegas David.
Ia juga mendorong kebijakan yang konsisten untuk sektor telekomunikasi, termasuk insentif spektrum, kepastian hukum, dan regulasi keamanan data yang berimbang. Menurutnya, hal tersebut penting agar sektor ini tetap menarik bagi investor jangka panjang.

