BMKG Beberkan Fakta Gempa Tak Lazim yang Guncang Banyuasin Sumsel
JAKARTA, Investortrust.id -- Gempa berkekuatan magnitudo (M) 4,3 mengguncang Banyuasin, Sumatera Selatan pada Rabu (28/5/2025). Gempa terletak pada koordinat 2,35° LS dan 104,94° BT atau tepatnya di darat pada jarak 35 km Timurlaut Banyuasin Sumatra Selatan dengan kedalaman hiposenter 5 km.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal atau hallow crustal earthquake akibat adanya aktivitas sesar aktif, dengan mekanisme pergerakan geser/mendatar (strike slip). Faktanya, sumber gempa Banyuasin dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan.
Baca Juga
Berkolaborasi dengan UGM, Telkom Kembangkan Inovasi Deteksi Gempa
"Sehingga hal ini menjadi tantangan bagi para ahli kebumian kita untuk mengidentifikasi dan memetakannya guna melengkapi peta sumber dan bahaya gempa di Indonesia," kata Daryono dalam keterangannya, Kamis (29/5/2025).
Daryono mengatakan wilayah Banyuasin secara seismisitas belum terjadi gempa berdasarkan data seismisitas regional periode 2009-2024. Menurut katalog gempa merusak BMKG, di wilayah Banyuasin juga belum pernah terjadi gempa merusak.
"Gempa ini menjadi peringatan bahwa di wilayah Banyuasin terdapat sumber gempa sesar aktif yang mampu memicu guncangan kuat dengan sumber yang belum teridentifikasi dan terpetakan," ucapnya.
Ia menuturkan sebagian kalangan menganggap gempa Banyuasin ini tidak lazim karena terjadi di wilayah yang belum pernah terjadi gempa. Namun, peristiwa gempa kemarin membuktikan memang terdapat sumber gempa sesar aktif di Banyuasin.
Daryono menjelaskan, secara teori, hampir di seluruh permukaan bumi sangat mungkin terdapat sesar aktif karena alasan geologis yang mendasar terkait distribusi gaya tekanan tektonik yang tidak merata. Gaya yang bekerja pada kerak bumi tidak hanya terbatas pada batas lempeng, tetapi juga menyebar ke dalam interior lempeng.
"Ini membuat sesar dapat muncul jauh dari batas lempeng, bahkan di daerah yang dianggap stabil secara seismik," ungkapnya.
Menurutnya, suatu saat nanti gempa dapat terjadi lagi (recurrent period) di Banyuasin setelah gempa tersebut. Untuk itu, bangunan tahan gempa di Banyuasin penting karena dapat mengurangi risiko bangunan runtuh dan jatuhnya korban jiwa.
"Bangunan tahan gempa dapat menyelamatkan jiwa dan mengurangi kerusakan akibat gempa," ujarnya.
Baca Juga
Daryono memastikan gempa Banyuasin tidak berpotensi tsunami. Meski episenternya di pantai, magnitudo gempanya terlalu kecil untuk dapat menimbulkan tsunami. Berdasarkan pantauan BMKG, hingga Kamis (29/5/2025) pagi pukul 7.00 WIB belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan.

