Top! Bitcoin Ukir Rekor Tertinggi Baru US$ 109.856, Masih Kuat Naik?
JAKARTA, investortrust.id - Bitcoin (BTC) mencatat rekor tertinggi baru alias all time high (ATH) di atas US$ 109.800 pada Rabu (21/5/2025) tengah malam waktu Indonesia, melampaui rekor sebelumnya US$ 109.588, menurut data dari bursa kripto Binance.
Perjalanan BTC menuju tonggak sejarah baru di atas US$ 109.800 menandai kenaikan 47% dari level terendah tepat di bawah US$ 75.000 pada tanggal 7 April 2025. Ini juga merupakan kedua kalinya BTC mencapai rekor tertinggi baru sepanjang masa pada tahun 2025. Namun Bitcoin sedikit tergelincir pada Kamis (22/5/2025) dini hari, meski masih di atas level psikologis US$ 108.000 per koin.
Melansir Bloomberg, Kamis (22/5/2025) Bitcoin sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah kemajuan undang-undang stablecoin di Amerika Serikat (AS) memicu harapan akan kejelasan regulasi di bawah Presiden Donald Trump.
Bitcoin naik sebanyak 2,7% ke rekor US$ 109.856, sebelum memangkas sebagian besar kenaikannya sementara pasar keuangan yang lebih luas melemah. Titik tertinggi sebelumnya ditetapkan sekitar waktu pelantikan Trump pada 20 Januari. Altcoin seperti Ether dan XRP juga mengalami kenaikan yang moderat.
Reli Bitcoin dalam beberapa pekan terakhir dipicu oleh teroboson regulasi, termasuk perkembangan RUU stablecoin di Senat AS setelah sejumlah anggota Demokrat menarik keberatannya. RUU yang didukung oleh pelaku industri kripto kini menanti pembahasan final dengan dukungan bipartisan yang kuat untuk segera disahkan.
Baca Juga
Nyaris Ke US$ 108.000, Ini Dia Sentimen Kuat yang Mendorong Harga Bitcoin Mendekati Rekor Tertinggi
Pendiri dan CEO Galaxy Digital Michael Novogratz mengatakan terobosan regulasi ini menandai pergeseran pendekatan dari sikap keras Gary Gensler dan SEC menuju pemerintahan Trump yang lebih ramah terhadap industri kripto. ”Ini membangkitkan semangat komunitas kripto, baik di dalam maupun luar negeri,” ujarnya.
Revisi RUU tersebut mencakup pembatasan yang lebih ketat terhadap praktik pencucian uang, keterlibatan penerbit asing dan perusahaan teknologi, serta memperkuat perlindungan konsumen. Aturan ini juga dirancang untuk memastikan kesetaraan perlakuan antara penerbit dalam dan luar negeri. Di tengah ketidakpastian fiskal AS yang dipicu tarik ulur anggaran dan defisit yang membengkak, Bitcoin kembali diposisikan sebagai aset lindung nilai. Keresahan investor kian meningkat seiring kenaikan suku bunga, penurunan nilai dolar, dan gejolak di pasar obligasi.
“Kita menghadapi kondisi yang rumit sebagai negara. Utang melonjak, bunga tinggi, kurva imbal hasil tertekan, dan dolar melemah. Semua ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi Bitcoin dan aset kripto,” pungkas Novogratz.
Di pasar derivatif, minat terhadap kontrak opsi Bitcoin meningkat tajam, terutama untuk harga kesepakatan US$ 110.000, bahkan US$ 300.000 yang akan jatuh tempo 27 Juni mendatang. Menurut Amberdata, permintaan terhadap opsi jangka pendek di atas US$ 110.000 melonjak dalam 24 jam terakhir.
Sementara data Coinglass menunjukkan likuidasi posisi bullish maupun bearish masih terkendali, dengan total likuidasi sekitar US$ 200 juta dalam sehari terakhir. Minat terbuka terhadap kontrak Bitcoin berjangka yang diperdagangkan di CME Group telah pulih 23% dari titik terendahnya pada April. Di sisi lain, investor menyuntikkan sekitar US$ 3,6 miliar ke dalam sejumlah ETF Bitcoin AS sepanjang bulan ini. Sepanjang 2025, Bitcoin telah naik sekitar 14%, mengungguli aset berisiko lain seperti indeks Nasdaq 100 yang justru turun sekitar 2% sejak akhir tahun lalu.
Baca Juga
Salah satu pendorong besar kenaikan harga adalah strategi agresif pembelian Bitcoin oleh MicroStrategy, perusahaan milik Michael Saylor, yang kini telah mengakumulasi token senilai lebih dari US$ 50 miliar. Ekosistem kripto juga diramaikan oleh kemunculan berbagai perusahaan baru yang menawarkan eksposur Bitcoin, mulai dari obligasi konversi hingga saham preferen.
Beberapa di antaranya didirikan oleh afiliasi Cantor Fitzgerald bersama Tether dan SoftBank, serta kolaborasi entitas milik Vivek Ramaswamy dan perusahaan publik Asset Entities Inc. Lonjakan harga ini terjadi menjelang acara makan malam eksklusif Presiden Trump dengan para pemegang memecoin di klub golf pribadinya di luar Washington.
Lebih lanjut, bersamaan dengan titik tertinggi baru sepanjang masa, kapitalisasi pasar Bitcoin dan kapitalisasi terealisasi juga mencapai titik tertinggi baru di US$ 2,17 triliun dan US$ 911,5 miliar, sebagaimana dicatat oleh Glassnode.
Sebelumnya mata uang kripto teratas menghadapi tekanan bearish yang intens antara Januari dan awal April setelah Presiden Trump memulai pembicaraan tentang pengenaan tarif pada beberapa mitra dagang internasional. Tepat setelah mencapai level tertinggi US$ 109.588 pada tanggal 20 Januari, Bitcoin anjlok lebih dari 30% menjadi di bawah US$ 75.000 sebelum meningkat pada pertengahan April, menyusul AS mencapai kesepakatan perdagangan dengan beberapa negara.
Melansir FX Street, Kamis (22/5/2025) kenaikan tersebut sebagian juga didorong oleh tekanan beli yang intens dari investor ETF Bitcoin spot AS yang telah memicu arus masuk bersih sebesar US$ 7,4 miliar dalam lima minggu terakhir. Produk tersebut mencatat arus masuk bersih sebesar US$ 329,02 juta pada hari Selasa. Selain itu, firma intelijen keuangan Strategy juga telah memperluas buku pedoman Bitcoin-nya, memperluas kepemilikan treasury BTC-nya menjadi 576.230 BTC minggu lalu — 2,74% dari total pasokan Bitcoin.
Seluruh pasar kripto menunjukkan tanda-tanda bullish menyusul titik tertinggi baru BTC, dengan sentimen positif juga mengangkat altcoin teratas Ethereum, XRP, dan Solana. Lebih lanjut, Bitcoin mengincar US$ 120.000. Jika BTC melanjutkan tren kenaikannya ke wilayah yang belum dipetakan, BTC dapat memperpanjang reli menuju tonggak psikologis utama berikutnya di US$ 120.000.
Secara teknikal, Relative Strength Index (RSI) dan Stochastic Oscillator berada di wilayah overbought, yang mengindikasikan momentum bullish yang kuat. Namun, trader harus berhati-hati karena peluang pullback tinggi karena kondisi overbought. Simple Moving Average (SMA) 50 hari hampir melewati SMA 200 hari, yang menandakan potensi golden cross pada grafik harian. Jika crossover terjadi, itu akan mengonfirmasi sinyal beli lainnya.
Sementara itu, dengan momentum bullish di pihak BTC, pedagang kripto Titan of Crypto mencatat bahwa target harga Bitcoin sebesar US$ 135.000 masih berlaku untuk tahun 2025. Pada grafik, level Fibonacci 1,618, yang ditarik ke swing high dari swing low, sejajar pada US$ 135.000–US$ 140.000, mengidentifikasi target potensial.

