Mirae Asset Sekuritas Prediksi IHSG bisa Tembus 7.100 Kuartal II, Saham Ini Jadi Pilihan
JAKARTA, investortrust.id - Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indoensia (BEI) akan bergerak dalam kisaran 6.800 - 7.100 sepanjang kuartal II-2025.
Target tersebut telah setara dengan rentang pergerakan IHSG sesi I, Kamis (15/5/2025), dengan kenaikan sebanyak 79,06 poin atau 1,13% ke posisi 7.058,94.
"Kami melihat target (IHSG) 6.900 itu masih make sense sampai dengan kuartal II-2025, mungkin peluang IHSG sampai 7.100 tetap terbuka," kata Head of Investment Information Mirae Asset, Martha Christina kepada wartawan usai acara Media Day Mirae Asset di Kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis, (15/5/2025).
Baca Juga
Analis Ungkap Faktor Pemicu Lompatan IHSG 2,15% Hari Ini, Bakal Berlanjut?
Dia menjelaskan, target optimistis tersebut didorong sentimen perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mulai mereda setelah kedua negara mencapai kesepakatan untuk menurunkan tarif impor, hal ini membuat pasar lebih tenang.
Sebagaimana diketahui akhir pekan lalu, delegasi AS dengan China telah bertemu di Geneva, Swiss, yang menghasilkan kesepakatan tarif bahwa AS menurunkan tarif impor China dari 145% menjadi 30% dan China menurunkan tarif impor AS dari 125% menjadi 10%.
“Berita terkait tarif sudah tidak ada lagi yang baru yang sedang ditunggu pasar, paling tinggal finalisasinya seperti apa. Mungkin yang akan lebih dinantikan memang yang besar-besar antara AS sama China,” terang Martha.
Baca Juga
Tetap Bullish, UBS Investment Bank Prediksi Harga Emas Tahun Ini US$ 3.500 per Ons
Saham Pilihan
Sementara itu, dengan sentimen perang dagang dan ancaman perlambatan ekonomi global yang masih membayangi, Martha menekankan, harga emas juga masih dianggap sebagai instrumen safe haven, sehingga saham-saham terkait emas dapat dijadikan pilihan seperti ANTM, HRTA, ARCI, dan BRMS.
Tak hanya itu, Martha menilai investor dan trader pasar saham disarankan untuk berstrategi memanfaatkan momentum trading, terutama memperhatikan kinerja kuartal I-2025.
“Koreksi masih mungkin terjadi tetapi terbatas, seiring dengan positifnya kesepakatan dalam Perang Dagang. Potensi penguatan pasar saham juga mulai terbatas dengan dibayangi aksi profit taking, sehingga strategi trading-nya adalah dapat memanfaatkan momentum trading dan membeli saham yang harganya melemah (buy on weakness) untuk emiten dengan kinerja kuartal I-2025 yang baik," tuturnya.
Baca Juga
Melesat Ungguli Saham Bank Papan Atas Lainnya, Bagaimana Target Harga BRI (BBRI)?
Dia mencatat, setidaknya ada 13 saham dengan kinerja kuartal perdana tahun ini yang positif, dengan pilihan utama jatuh pada CPIN, ANTM, ARTO, RALS, dan DKFT.
Saat ini, menurut Martha, saham masih berada dalam tekanan jual mengingat nilai jual bersih investor asing (nett foreign sell) di pasar saham mencapai Rp 35 triliun sejak awal tahun, tetapi sudah positif dalam sebulan terakhir.



