Musim Pembagian Dividen Berlangsung, Optimisme Perdagangan Saham Naik?
JAKARTA, investortrust.id – Musim pembagian dividen membawa angin segar terhadap penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). Apalagi beberpa emiten menawarkan dividend yield menarik hingga berada di atas 10%.
Sejumlah emiten seperti Triputra Agro Persada (TAPG), Elang Perdana Tyre Industry (ELPI), Astra Agro Lestari (AALI), AKR Corporindo (AKRA), Prodia Widyahusada (PRDA), hingga Surya Citra Media (SCMA) telah resmi mengumumkan rencana pembagian dividen mereka.
Analis Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana berpendapat tidak hanya itu, sebelas emiten lain dijadwalkan cum dividen pekan ini, membuka ruang tambahan untuk memperkuat likuiditas serta menarik kembali minat investor domestik yang sempat menahan diri.
Baca Juga
11 Emiten Ini Gelar Cum Dividen Menarik Pekan Ini, Berikut Daftarnya
“Dengan yield dividen berdasarkan penutupan 28 April 2025, TAPG tercatat menawarkan 12,1%, SCMA 8,8%, AKRA 8,3%, PRDA 6,2%, dan ELPI 3,6%, memberikan daya tarik tambahan di tengah situasi pasar yang menantang,” ujar Hendra kepada investortrust.id Selasa, (29/4/2025).
Namun, kata Hendra, kontribusi musim dividen terhadap penguatan IHSG pada kuartal II-2025 diperkirakan bersifat sementara dan selektif. Secara historis, pembagian dividen memang kerap menjadi katalis positif, meningkatkan likuiditas dan mendorong technical rebound.

“Akan tetapi, daya dorong tersebut diprediksi terbatas mengingat tekanan global belum menunjukkan tanda-tanda mereda,” terangnya.
Hingga 25 April 2025, IHSG masih melemah 5,66% secara year-to-date, hanya menempati peringkat keempat dari enam indeks utama di ASEAN, dan kesembilan dari 13 indeks Asia Pasifik. Sentimen perang dagang AS–China yang berlarut-larut, perlambatan ekonomi global, ketidakpastian pertumbuhan di Tiongkok, serta suku bunga tinggi di Amerika Serikat menjadi faktor eksternal yang terus membayangi kinerja pasar.
Baca Juga
Tok! Astra Agro (AALI) Putuskan Dividen Rp 515,81 Miliar, Nilai per Sahamnya Segini
Menurut Hendra lanskap pasar yang cenderung berhati-hati ini, beberapa emiten menawarkan kombinasi menarik antara dividend yield tinggi dan fundamental solid, menjadi incaran investor yang mengutamakan pendapatan pasif sekaligus defensivitas portofolio. TAPG dan AALI, misalnya, membukukan estimasi yield sekitar 3% dengan prospek stabil berkat harga CPO yang tetap kuat.
“AKRA, yang bergerak di sektor logistik dan energi, mencatatkan yield 8,3% dengan fundamental yang kokoh, menjadikannya salah satu pilihan utama dengan rekomendasi buy dan target harga Rp 1.320,” jelasnya.
Sementara PRDA di sektor kesehatan dan SCMA di media, meski menawarkan yield lebih moderat, tetap menarik karena berasal dari sektor-sektor yang lebih tahan banting terhadap risiko perlambatan ekonomi, dengan SCMA direkomendasikan buy dan target harga Rp 230.
“Meski demikian, selektivitas tetap menjadi kata kunci, sebab yield tinggi tanpa dukungan kinerja fundamental justru bisa menjadi jebakan bagi investor,” tutur Hendra.
Langkah Danantara
Selain musim dividen, Hendra memandang perhatian pasar domestik kini juga tertuju pada langkah strategis Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang tengah menjajaki peran sebagai penyedia likuiditas di pasar modal. Kehadiran Danantara dinilai Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat memperkuat likuiditas dan stabilitas pasar, seiring rencana Danantara untuk mengalokasikan sebagian dana dividen BUMN ke investasi di saham.
“Meskipun Danantara tidak diwajibkan berizin formal sebagai liquidity provider, partisipasi aktif mereka, layaknya BPJS Ketenagakerjaan dan Taspen, dinilai dapat menjadi penopang penting pasar domestik,” ungkapnya.
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi penguatan portofolio dan peningkatan imbal hasil BUMN. Meski disambut positif, Hendra menilai beberapa ekonom mengingatkan bahwa peran Danantara sebaiknya bersifat sementara dan lebih fokus pada mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara luas.
Baca Juga
Bertumbuh Sesuai Ekspektasi, Saham BNI (BBNI) Ditargetkan Menuju Level Ini
“Sentimen investor domestik pun mulai menunjukkan sinyal selektif optimistis. Minat akumulasi tampak pada saham-saham berdividen tinggi dengan fundamental solid, serta sektor-sektor defensif seperti energi, konsumer primer, kesehatan, dan perbankan besar,” imbuhnya.
Dia menjabarkan, emiten seperti AKRA, AALI, PRDA, serta bank papan atas seperti BBCA dan BBRI mulai memperlihatkan tanda-tanda akumulasi di tengah volatilitas.
“Saham-saham berbasis peluang teknikal seperti Petrosea (PTRO) dengan target harga Rp 3.000, Mineral Batu Bara Makmur (MBMA) target Rp 350, Rukun Raharja (RAJA) target Rp 2.500, dan Japfa Comfeed (JPFA) target Rp 2.030, juga mencuri perhatian pelaku pasar yang memburu peluang di tengah mulai membaiknya sentimen,” papar dia.
Baca Juga
Saham BTN (BBTN) Melesat 32,53% dalam Sebulan, Bakal Berlanjut?
Dengan peta pasar yang masih sangat dinamis, musim dividen tahun ini diharapkan bukan sekadar menjadi pelipur lara di tengah tekanan, tetapi juga menjadi momentum awal menuju pemulihan IHSG yang lebih berkelanjutan.
“Disiplin dalam memilih saham, memanfaatkan peluang dari momentum dividen, dan kesiapan menghadapi tantangan global akan menjadi kunci utama bagi investor untuk bertahan, bahkan meraih peluang besar di tengah pasar yang penuh dinamika ini,” tandasnya.

