3 Tingkat Melindungi Diri dari Ketidakpastian Global
Oleh Tri Winarno,
mantan Ekonom Senior
Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter
Bank Indonesia
INVESTORTRUST.ID - Berdasarkan berbagai metrik, dunia tengah menghadapi tingkat gejolak yang belum pernah terjadi sebelumnya, baik dalam hal ekonomi global maupun lanskap geopolitik. Kekacauan dunia baru ini mencerminkan berbagai faktor, yang membuat para investor dan pemimpin bisnis bertanya-tanya bagaimana cara terbaik untuk melindungi diri dari begitu banyak ketidakpastian.
Banyak faktor berkontribusi terhadap memburuknya prakiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan volatilitas yang lebih besar. Ini termasuk deglobalisasi, yang kini diperburuk penaikan tarif impor luar biasa tinggi, meningkatnya risiko inflasi, dan persaingan teknologi antara Amerika Serikat dan Tiongkok.
Sementara itu, ketidakpastian geopolitik meningkat sebagai akibat dari semakin lebarnya keretakan regional, pembentukan kembali blok-blok perdagangan pasar berkembang – seperti pengelompokan BRICS+ dari negara-negara ekonomi berkembang utama – dan perang panas yang sedang berlangsung. Selain itu, ketidakpastian sosial – yang berasal dari tingkat migrasi dan perpindahan yang belum pernah terjadi sebelumnya – memicu populisme dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah di banyak negara maju.
Baca Juga
Sebelum perang tarif dilancarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, volatilitas pasar keuangan cukup tinggi menurut standar historis, namun tidak setinggi yang diperkirakan, yang menyiratkan tingkat kepuasan pasar. Misalnya, VIX, ukuran volatilitas, diperdagangkan antara 15 dan 20 poin pada minggu-minggu pembukaan tahun 2025, dibandingkan 12-14 selama periode yang sama tahun sebelumnya. Demikian pula, MOVE (Merrill Lynch Option Volatility Estimate) – ukuran volatilitas suku bunga – tetap tinggi pada atau mendekati 100 poin sejak Februari 2022, naik dari 50-80 pada tahun-tahun sebelumnya.
Namun setelah tarif "Hari Pembebasan" Trump, VIX melonjak di atas 40. Demikian pula MOVE melambung di atas 130.
3 Lindung Nilai
Menghadapi ketidakpastian seperti itu, ada tiga cara untuk berpikir tentang lindung nilai. Yang pertama, "lindung nilai tingkat satu," terdiri dari metode konvensional yang digunakan investor saat pasar keuangan berfungsi normal, dan saat aturan hukum tidak diragukan. Semua opsi ini mengandaikan hubungan yang stabil (fundamental) antara pasar keuangan dan aset riil. Kontrak keuangan akan dapat diandalkan, dan lindung nilai akan melindungi investor sebagaimana dimaksudkan.
Misalnya, membeli S&P 500 puts atau proteksi CDX (Credit Default Swap Index), yang masing-masing melindungi ekuitas dan pendapatan tetap investor, karena kontrak tersebut akan terus memberikan hasil bahkan setelah krisis. Dalam kasus ini, kekayaan seseorang dilindungi karena pasar keuangan yang berfungsi dengan baik dan aturan hukum memastikan likuiditas dan transparansi yang memadai.
Kemudian ada lindung nilai level dua, yang digunakan dalam kasus-kasus ketika pasar keuangan gagal mencapai kliring, yang membuat investor tetap terekspos meskipun mereka memegang kontrak keuangan. Skenario ini mengasumsikan sistem tertutup di mana kegagalan lindung nilai keuangan level satu tidak terisolasi atau terlokalisasi, tetapi universal. Situasi seperti itu jarang terjadi di dunia yang mengglobal, karena bahkan jika satu bursa nasional gagal, kontrak keuangan untuk aset yang diperdagangkan secara global seperti emas atau minyak dapat diselesaikan di tempat lain.
Perhatikan krisis keuangan global tahun 2008, ketika pemerintah turun tangan untuk memastikan bahwa kontrak diselesaikan – yang secara efektif menjamin perekonomian dan sistem keuangan dengan menegakkan supremasi hukum. Meski hubungan antara aset finansial dan aset riil awalnya terputus, intervensi pemerintah sudah cukup untuk menstabilkan pasar.
Selama supremasi hukum berlaku, hak milik, kontrak, perjanjian rekanan, dan pembayaran tagihan dan sewa tetap dapat ditegakkan. Dalam kasus ini, pemerintah dapat membuat sekat api untuk memberi waktu bagi sistem untuk dibangun kembali, sehingga lindung nilai tingkat satu dapat berfungsi dengan baik lagi. Tindakan pemerintah yang ditujukan untuk melindungi masyarakat luas dari risiko sistemik itu sendiri merupakan lindung nilai.
Akhirnya, kita sampai pada lindung nilai level tiga. Di sini, pasar keuangan tidak hanya runtuh, tetapi aturan hukum juga runtuh, yang membuat investor terekspos dan tidak terlindungi (karena lindung nilai level satu dan level dua telah kehilangan daya tariknya).
Dalam skenario ini, kontak keuangan tidak dapat diselesaikan, dan pemerintah terbukti tidak mau atau tidak mampu untuk turun tangan. Hal ini paling umum terjadi di pasar berkembang, yang relatif terbelakang dengan sistem keuangan dan hukum yang lemah.
Baca Juga
Di sini, satu-satunya lindung nilai adalah dengan memegang aset riil, fisik, dan portabel. Ini seperti koin emas, perangko, dan karya seni – atau dengan mengendalikan sumber daya seperti tanah, air, atau energi.
Jika aturan hukum gagal, kepemilikan fisik suatu aset dapat mengalahkan hak milik hukum, yang berarti bahwa pemilik harus mengambil langkah tambahan untuk mengamankan aset mereka. Kelemahan terbesar dalam sistem apa pun adalah infrastruktur kelembagaan yang mendukungnya, karena jika itu hilang, maka semua hal lainnya juga akan hilang.
Di dunia saat ini, investor tidak dapat hanya mengandalkan lindung nilai tingkat satu. Mereka perlu mempertimbangkan tingkat perlindungan yang mereka butuhkan untuk skenario tingkat dua dan tingkat tiga. Ketika hubungan antara keuangan dan fisik ternyata kurang stabil daripada yang Anda asumsikan sebelumnya, Anda perlu mengetahui alternatif perlindungan asset yang anda miliki. ***
Solo, 28 April 2025

