Diferensiasi dan Kemitraan Strategis Kunci Unggul di Digital Banking
JAKARTA, investortrust.id – Ada tiga tren layanan dalam digital banking ke depan, yaitu fungsi sebagai platform gaya hidup yang menyatu dengan ekosistem harian, pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk layanan fitur keuangan, serta embedded finance yang lebih kontekstual, di mana pengguna dapat bertransaksi tanpa harus berpindah aplikasi.
Dan kunci agar bank digital maupun layanan digital keuangan dapat unggul di pasar yang kompetisinya kian kompleks adalah diferensiasi produk dan layanan, kemampuan berinovasi, serta kecerdikan dalam menjalin kemitraan strategis yang efektif untuk memperkuat ekosistem digital.
Untuk mengurai visi lebih jauh tren digital banking ke depan, Dirut Bank Aladin Syariah, Koko Tjatur Rachmadi mengungkapkan panjang-lebar dalam interviu dengan wartawan Investortrust, Bagus Kasanjanu, Kamis (22/5/2025). Wawancara dilakukan sebagai rangkaian perhelatan “Digital Banking Award 2025” yang akan digelar Investortrust bersama Intellectual Business Community (IBC) pada Agustus 2025 nanti. Berikut hasil wawancara selengkapnya:
Industri perbankan mengalami revolusi besar-besaran dengan hadirnya bank digital dan digital banking. Bagaimana perilaku konsumen di era digital banking?
Konsumen hari ini menginginkan layanan yang cepat, relevan, dan mudah diakses dari genggaman tangan. Mereka tidak lagi datang ke cabang, tapi ingin semua kebutuhan finansial selesai dalam satu aplikasi—mulai dari buka rekening, bayar tagihan, hingga investasi. Di sisi lain, mereka juga semakin sadar akan keamanan dan transparansi, terutama generasi muda yang jadi pengguna utama layanan digital banking.
Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan perbankan digital tertinggi di kawasan, namun di balik pertumbuhan pesat tersebut, terdapat berbagai tantangan dan risiko. Bisa diceritakan apa tantangan terbesar dalam pengembangan digital banking ke depan?
Tantangannya ada dua. Pertama, membangun kepercayaan (trust). Karena digital bank tidak banyak memiliki cabang, trust harus dibangun lewat pengalaman pengguna yang seamless dan edukasi konsisten.
Kedua, menciptakan diferensiasi. Di tengah gempuran fitur serupa, kita harus mampu menawarkan solusi yang benar-benar relevan untuk segmen yang kita layani—dalam hal ini, masyarakat yang mencari layanan finansial berbasis nilai dan prinsip syariah.
Bagaimana tren utama digital banking yang berkembang di tahun 2025?
Salah satu tren utama digital banking di 2025 adalah pergeseran dari sekadar layanan transaksi menjadi platform gaya hidup yang menyatu dengan ekosistem harian. Bank Aladin Syariah bergerak ke arah yang sama melalui kemitraan dengan beberapa mitra strategis yang influential, menghadirkan layanan keuangan syariah yang terintegrasi dengan aktivitas belanja, donasi, dan komunitas.
Tren kedua adalah pemanfaatan artificial intelligence (AI) untuk layanan fitur keuangan. Bank tidak lagi hanya menunggu nasabah datang, tapi secara otomatis memberikan saran dan pengingat keuangan. Di Aladin, kami menghadirkan fitur tersebut dalam bentuk seperti pengingat tabungan di tabungan Ala Impian dan fitur donasi rutin melalui Ala Berbagi secara otomatis.
Tren ketiga adalah embedded finance yang lebih kontekstual, di mana pengguna dapat bertransaksi atau menabung tanpa harus berpindah aplikasi. Di Indonesia, peluang integrasi ini sangat besar—misalnya dengan menghadirkan layanan Aladin langsung di dalam platform mitra, sehingga pengguna dapat mengakses fitur perbankan secara seamless tanpa keluar dari ekosistem mereka (banking as a service).
Bagaimana strategi dalam menghadapi persaingan yang ketat, baik sesama bank digital maupun bank digital dengan bank konvensional yang digitalisasinya sangat advanced, maupun menghadapi fintech?
Dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks—baik dari sesama bank digital, bank konvensional yang makin digital, maupun fintech—strategi kami berfokus pada kemitraan strategis dan pembangunan ekosistem yang relevan dan kontekstual bagi segmen yang kami layani.
Kami percaya bahwa kemitraan adalah keunggulan kompetitif. Contohnya, kolaborasi dengan Alfamart memungkinkan kami menghadirkan layanan setor dan tarik tunai gratis di lebih dari 20 ribu gerai di seluruh Indonesia. Ini secara efektif menggantikan fungsi ATM fisik dan membuat layanan Aladin hadir di titik-titik yang benar-benar dekat dengan masyarakat—khususnya mereka yang belum sepenuhnya terjangkau layanan bank konvensional.
Kami juga menghadirkan produk berbasis kebutuhan komunitas. Salah satu contohnya adalah kerja sama dengan salah satu bank syariah dalam menghadirkan Tabungan Haji, yang dirancang untuk membantu nasabah menabung secara terstruktur, terintegrasi, dan sesuai prinsip syariah menuju ibadah haji. Ini bukan hanya produk finansial, tapi bagian dari perjalanan spiritual umat.
Lebih jauh, kami mulai meluncurkan Banking as a Service (BaaS) melalui integrasi layanan Aladin ke dalam platform mitra strategis, memungkinkan pengguna mengakses fitur perbankan langsung dari dalam aplikasi mereka—tanpa perlu membuka aplikasi terpisah. Ini membuka jalan bagi distribusi layanan perbankan syariah yang lebih luas dan embedded secara natural dalam aktivitas digital masyarakat sehari-hari.
Dengan pendekatan ini, kami tidak hanya bersaing di fitur atau pricing, tetapi membangun relevansi, kebermanfaatan, dan keberlanjutan ekosistem bagi segmen yang selama ini belum terlayani optimal.
Inovasi apa saja yang sedang dan akan didesain di layanan perbankan digital?
Inovasi terbaru dalam layanan perbankan digital bukan lagi soal menambah fitur, tapi menciptakan pengalaman dan perjalanan finansial yang terarah dan bermakna bagi nasabah. Contohnya, kami sudah meluncurkan fitur tabungan otomatis untuk umrah, haji, dan kurban, yang terintegrasi dengan pengingat dan simulasi progres sesuai target waktu dan kemampuan finansial nasabah.
Fitur donasi dan wakaf pun akan dihubungkan dengan mitra terpercaya, sehingga pengguna bisa beramal dengan mudah dan tepat sasaran, langsung dari aplikasi.
Selain itu, kami juga mulai mengimplementasikan Banking as a Service (BaaS)—memungkinkan layanan Aladin diakses langsung melalui platform mitra strategis. Dengan begitu, layanan perbankan syariah bisa hadir di mana pun pengguna berada, tanpa harus berpindah aplikasi.
Sejauh mana implementasi teknologi AI untuk kemajuan digital banking?
Implementasi teknologi AI dalam digital banking kini semakin penting, termasuk di Bank Aladin. Kami melihat AI sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi, memperkuat keamanan, dan memberikan pengalaman yang lebih personal bagi nasabah.
Di level operasional, AI membantu kami mengotomatisasi proses dan mempercepat respons terhadap kebutuhan nasabah. Dari sisi keamanan, AI berperan dalam mendeteksi potensi risiko sejak dini. Dan dalam hal pengalaman pengguna, AI memungkinkan kami untuk memberikan layanan yang lebih kontekstual dan relevan, sesuai dengan kebiasaan dan tujuan finansial masing-masing individu.
Bagi Aladin, AI bukan sekadar tren teknologi, tapi bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan layanan keuangan syariah yang lebih cerdas, adaptif, dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Bagaimana prediksi perkembangan layanan digital banking setidaknya dalam lima tahun ke depan?
Dalam lima tahun ke depan, layanan digital banking diprediksi akan bertransformasi dari sebuah aplikasi transaksi menjadi suatu platform yang mendampingi kehidupan finansial sehari-hari. Bank tidak lagi hanya menjadi tempat menyimpan uang, tetapi akan berperan sebagai mitra keuangan aktif—memberi arahan, pengingat, dan solusi keuangan yang terintegrasi dengan kebutuhan pengguna.
Bagi Bank Aladin, arah ini sangat relevan dengan misi kami. Kami melihat peluang besar untuk mendorong inklusi keuangan berbasis syariah melalui pendekatan yang lebih praktis dan kontekstual. Ke depan, layanan seperti tabungan haji dan umrah, donasi, zakat, hingga pembiayaan syariah akan dikemas dalam ekosistem digital yang lebih intuitif dan mudah digunakan, termasuk lewat kolaborasi dengan mitra-mitra strategis.
Kami juga akan memperluas adopsi Banking as a Service (BaaS) agar layanan Aladin bisa diakses langsung dari platform lain, tanpa harus membuka aplikasi terpisah. Dengan demikian, perbankan syariah bisa hadir lebih dekat, lebih relevan, dan lebih menyatu dalam keseharian masyarakat.
Soal keamanan, bagaimana bank meningkatkan keamanan dalam transaksi digital dan mitigasinya, mengingat ancaman siber yang semakin canggih?
Keamanan adalah fondasi. Kami menerapkan multi-layer authentication (OTP, biometric), real-time fraud detection system, serta edukasi rutin ke nasabah agar tidak jadi korban social engineering.
Mitigasi tidak hanya teknikal, tapi juga edukasional. Karena seringkali kebocoran justru terjadi di sisi pengguna, bukan sistem.***
Baca Juga
Integrasi dan Kolaborasi Bank-Nonbank demi Performa Layanan Digital Terbaik

