main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. financialtrust

Berikut 4 Cara Detoks Keuangan untuk Kesehatan Finansial

JAKARTA, investortrust.id - Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global dan domestik, tantangan pengelolaan keuangan pribadi menjadi semakin kompleks. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah financial detox yang hadir sebagai solusi strategis untuk membantu individu menghapus kebiasaan finansial merugikan dan membangun fondasi keuangan yang lebih sehat.
 
Istilah financial detox atau detoks keuangan merujuk pada proses membersihkan kebiasaan finansial yang tidak sehat dan mengatur ulang pengelolaan keuangan agar menjadi lebih sehat dan terkontrol. Konsep ini diadaptasi dari istilah detoksifikasi pada tubuh, di mana seseorang berusaha "menetralisir racun" dalam hal ini kebiasaan buruk dalam mengelola uang, seperti pengeluaran konsumtif, utang yang menumpuk, atau pengelolaan anggaran yang tidak disiplin.
 
Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Danica Adhitama mengatakan, layaknya tubuh yang perlu detoksifikasi untuk membuang racun dan meningkatkan kesehatan, kondisi keuangan juga membutuhkan "financial detox" untuk membersihkan kebiasaan buruk dalam pengelolaan uang. 
 
"Hal ini menjadi penting untuk menghindari kebiasaan buruk seperti impulsive spending dan membantu dalam menyusun kembali tujuan keuangan di masa depan," ujar Danica dalam keterangan yang diterima, Selasa (10/6/2025).
 

Baca Juga

Ajak Pelajar SMA Melek Finansial dan Berinvestasi, LPS Bakal Gelar “Putih Abu-Abu Financial Festival 2025”

 
Survei GoodStats bertajuk Perilaku Mengelola Keuangan Masyarakat 2024 mengungkapkan bahwa 7 dari 10 orang Indonesia tidak menabung, dengan kebiasaan belanja impulsif menjadi salah satu penyebab utama. Sekitar 34,5% responden mengaku lebih suka membelanjakan uang secara langsung daripada menabung, yang mengakibatkan dana cepat habis dan kebutuhan penting sering tidak terpenuhi. 
 
Menurut Danica, hal ini menunjukkan bahwa masalah keuangan bukan hanya soal pendapatan, tapi juga bagaimana individu mengelola dan memprioritaskan penggunaan uang.
 
“Financial detox menawarkan dampak positif yang mendalam. Proses ini membantu individu memahami alur keuangan dengan lebih baik, sehingga pengeluaran dapat dialihkan kepada kebutuhan primer, seperti pelunasan utang atau tabungan," ungkap Danica.
 
Lebih jauh, detoks keuangan mendorong pembentukan kebiasaan jangka panjang yang mendukung kondisi finansial yang sehat. Danica menjelaskan, financial detox melibatkan serangkaian langkah strategis untuk mengevaluasi, merestrukturisasi, dan meningkatkan pengelolaan keuangan. 

 

Baca Juga

Transaksi Finansial Anti-Ribet, Ini Jurus BRImo Hadapi Libur 'Long Week End'

 
Berikut adalah komponen utama dan langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam proses ini:
 
1. Evaluasi Kondisi Keuangan Saat Ini
 
Langkah awal adalah memahami posisi keuangan secara menyeluruh. Ini mencakup kemampuan menghitung total pendapatan dan pengeluaran bulanan. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi pencatat keuangan. Selain itu perlu juga mengidentifikasi utang, misalnya kartu kredit, pinjaman pribadi, atau cicilan, serta meninjau aset, seperti dana darurat, investasi, atau properti. Terpenting adalah bagaimana dapat mengevaluasi kebiasaan pengeluaran, seperti pengeluaran impulsif seperti kebiasaan membeli barang yang belum tentu dibutuhkan atau berlangganan layanan yang jarang digunakan.
 
2. Menghilangkan "Racun" Keuangan
 
Racun dalam konteks ini adalah kebiasaan atau pola keuangan yang merugikan. Pengeluaran berlebihan untuk hal-hal yang tidak esensial seperti kebiasaan makan di luar secara berlebihan atau belanja barang yang tidak dibutuhkan.  Racun keuangan sering kali juga tersembunyi di berbagai pengeluaran-pengeluaran kecil untuk kebutuhan non primer yang dilakukan secara rutin seperti kebiasaan membeli minuman di café, berlangganan platform hiburan hingga berbelanja saat diskon tanggal ganda di aplikasi loka pasar. Pada tahap ini, keberanian untuk mengambil keputusan untuk membatalkan langganan yang tidak perlu, mengurangi frekuensi pengeluaran yang tidak terlalu mendesak, atau mulai melunasi utang dengan prioritas pada utang berbunga tinggi.
 
3. Menyusun Anggaran dan Rencana Keuangan
 
Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah berani berkata “cukup” pada diri sendiri. Dan mengalihkan perhatian kepada memulai upaya membuat anggaran yang realistis untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran. Pendekatan popular yang patut dicoba adalah Metode 50/30/20 yaitu menyisihkan pendapatan rutin dengan komposisi 50% untuk kebutuhan pokok seperti sewa, tagihan, dan makanan, 30% untuk keinginan seperti hiburan dan hobi, serta 20% untuk investasi atau pelunasan utang. Selain itu ada konsep zero based budgeting yang menganut paham setiap rupiah dari pendapatan dialokasikan untuk tujuan pengeluaran rutin yang esensial serta investasi dan tabungan, sehingga tidak ada uang yang "terbuang".
 
4. Libatkan Pihak Ketiga Ahli Keuangan
 
Meningkatkan literasi keuangan melalui membaca buku, mengikuti kursus, atau berkonsultasi dengan perencana keuangan merupakan salah satu cara untuk memperdalam pengetahuan tentang pengelolaan uang. Melakukan konsultasi dan mulai melakukan investasi dengan memanfaatkan lembaga keuangan terpercaya juga dapat memberikan rasa aman terhadap dana yang disimpan. 
 
Kemajuan teknologi dan digital juga membantu dalam mendapatkan informasi seperti artikel, webinar, bahkan alat penghitung simulasi (kalkulator investasi) secara gratis yang akan membantu kita mendapatkan berbagai alternatif pilihan investasi. Financial detox bukanlah solusi instan, melainkan proses yang membutuhkan komitmen dan disiplin. Setiap orang memiliki kondisi keuangan  yang berbeda, sehingga rencana detox harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan individu. 
 
“Dengan mengevaluasi keuangan, menghilangkan kebiasaan buruk, dan membangun pola pengelolaan uang yang sehat, setiap individu dapat mencapai kontrol keuangan yang lebih baik dan kebebasan finansial. Mulailah detoks keuangan Anda hari ini, dan ambil langkah pertama menuju kehidupan yang lebih sejahtera,” tutup Danica.
 
 
 
 

BERITA TERKAIT

  • Berikut 4 Cara Detoks Keuangan untuk Kesehatan Finansial

    10/06/2025, 04.52 WIB
  • Solusi Finpay Tingkatkan Kemandirian Finansial Pekerja Migran Indonesia melalui Kemitraan dengan Koperasi MIMS

    13/05/2025, 11.15 WIB
  • Blu by BCA Bangun Generasi Melek Finansial di Kalangan Mahasiswa

    09/05/2025, 05.57 WIB
  • Ajak Pelajar SMA Melek Finansial dan Berinvestasi, LPS Bakal Gelar “Putih Abu-Abu Financial Festival 2025”

    29/05/2025, 21.51 WIB
  • Transaksi Finansial Anti-Ribet, Ini Jurus BRImo Hadapi Libur 'Long Week End'

    29/05/2025, 14.00 WIB

ARTIKEL POPULER

  • Ecentio Tumbler Navy Selling
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATEDssss