Kadin Dorong Seluruh Sektor Properti Bangun Rumah Hijau Menuju Net Zero Emission
JAKARTA, investortrust.id — Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) melalui Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu (BPKPT) mendorong percepatan transformasi industri properti menuju pembangunan berkelanjutan berbasis konsep rumah hijau dan ekonomi hijau guna mencapai target net zero emission (NZE) 2060.
Kepala BPKPT Kadin, Budiarsa Sastrawinata mengungkapkan, prinsip pembangunan hijau harus diterapkan sejak tahap perencanaan, termasuk dalam desain bangunan, orientasi terhadap cahaya matahari dan sirkulasi udara, hingga pemilihan material bangunan yang ramah lingkungan.
“Dengan pendekatan ini, konsumsi energi dalam operasional rumah bisa ditekan. Selain itu, penggunaan material berkelanjutan menjadi indikator penting dalam menilai kualitas proyek hijau,” ujar Budiarsa di sela-sela peluncuran buku Transitioning to Net Zero: Net Zero Roadmap Guideline for Property Developers di Menara Kompas, Jakarta, Jumat (23/5/2025).
Sebagai salah satu instrumen pengukuran, Budiarsa menyebutkan pentingnya sertifikasi EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) yang diterbitkan oleh International Finance Corporation (IFC), bagian dari World Bank Group. Sertifikasi ini hanya diberikan jika proyek berhasil menunjukkan efisiensi minimum 20% pada penggunaan energi, air, dan bahan bangunan.
“Sertifikasi EDGE adalah tools konkret bagi pengembang dalam mengukur kontribusi menuju target Net Zero Emission,” kata Managing Director Ciputra Group itu.
Baca Juga
Dari sisi pembiayaan, Budiarsa menyebut Bank BRI saat ini telah menjadi pionir dalam penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Hijau. Namun, Kadin juga akan mendorong partisipasi bank pembangunan daerah (BPD) selain PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR) untuk masuk ke sektor pembiayaan hijau.
“Oh tentu, kita tentu akan berbicara dengan semua pihak dari segi financing maupun KPR-nya. Dan tidak hanya KPR dari sisi konsumen, pengembang juga perlu, seperti green loan dari bank-bank untuk diberikan kepada developer,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Budiarsa menegaskan, transformasi menuju rumah hijau akan berlaku lintas segmen, termasuk bagi pasar rumah bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ia mencontohkan proyek Ciputra Group di kawasan Maja, yaitu Ciputra Maja Raya Cluster Griya Nusa Indah telah memperoleh sertifikasi EDGE meski menyasar segmen MBR.
“Jadi untuk semua segmen, tidak hanya segmen-segmen tertentu. Seluruh industri properti ini akan mengarah ke sana (Net Zero Emission),” lugas dia.
Meski demikian, Budiarsa mengakui adanya konsekuensi biaya tambahan dari penerapan prinsip-prinsip hijau di pembangunan hunian. Kenaikan harga, katanya, bergantung pada tingkat implementasi dan dapat dijalankan secara bertahap.
“Tergantung dari berapa banyak kita mau implementasikan, dan saya rasa sebaiknya bertahap mungkin dari 1%, 2%, 3% bisa bertahap. Kita pilih yang mana yang kita bisa lakukan dulu, dan yang mana yang memang bisa langsung dinikmati oleh konsumen,” pungkas Budiarsa.

