Tekan Penggunaan BBM dan Listrik, SNCP Mulai Kedepankan Sistem Produksi Ramah Lingkungan
Jakarta, investortrust.id – PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) mulai mengedepankan sistem produksi yang efisien dan ramah lingkungan, selain untuk menekan emisi juga dalam upaya meningkatkan margin keuntungan. Hal ini terungkap pada acara Public Expose PT SCNP Tbk di kantor SCNP Cileungsi, Bogor, Rabu, (30/4/2025).
Direktur Operasi SCNP Rajini Kanthan, menerangkan bahwa sejak setahun terakhir perusahaaan telah dan akan terus melakukan efisiensi dan inovasi dalam pengembangan produk-produk baru.
"Di tahun 2024, SCNP berhasil mencapai efisiensi operasional yang ditargetkan walau volume produksi aktual 989.040 unit masih sedikit di bawah target. Implementasi teknologi cerdas seperti sistem SAP untuk digitalisasi proses dan peningkatan otomasi semi-robotik di lini produksi, serta optimalisasi rantai pasok, menjadi fokus berkelanjutan Perseroan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing kami di pasar yang semakin dinamis," katanya.
Direktur Utama SCNP Djamarwie memberikan contoh efisiensi tersebut adalah penggunaan kipas untuk mendinginkan setrika yang telah melalui uji coba sehingga meningkatkan jumlah produksi per hari.
Corporate Secretary Head SCNP Tumpal Sihombing turut mengamini pernyataan kedua direksi SCNP tersebut. "Proses produksi kami mengikuti standarisasi ISO 14001 dan berhasil mengurangi penggunaan BBM dan listrik sehingga walaupun belum ada catatan selisih emisi di tahun ini dan tahun lalu, namun kami konsisten untuk mengurangi efek gas rumah kaca dan penanganan limbah kami sudah sesuai dengan ISO 14001." tambahnya.
Dalam paparan publik tersebut, direksi menunjukkan capaian PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SNCP) yang telah mencatatkan penjualan sebesar Rp 212,39 miliar di tahun 2024, tumbuh 11 persen dibandingan pendapatan 2023 yang tercacat sebesar Rp 191,33 miliar, sementara laba bruto naik menjadi Rp 24,16 miliar dengan margin laba bruto (GPM) naik menjadi 11,37% di 2024, dibandingkan 4,53% pada tahun 2023.
"Peningkatan margin ini menunjukkan keberhasilan perusahaan menjalankan program efisiensi dengan menekan biaya pokok penjualan," ujar Djamarwie.
Meskipun menghadapi tantangan eksternal seperti tekanan biaya bahan baku impor akibat perang tarif antara Cina dan AS, ditambah persaingan pasar yang ketat di tahun 2024, entitas induk SCNP berhasil mencatatkan kinerja yang positif. Perusahaan yang bergerak di industri manufaktur alat rumah tangga (house holds), elektronik dan alat kesehatan ini terus berinovasi dalam rantai poduksi sehingga bisa menekan biaya produksi.
Dari paparan publik tersebut bisa disimpulkan PT SCNP telah berhasil mencatatkan kinerja yang positif. Laba bersih entitas induk untuk tahun 2024 tercatat sebesar Rp 12,54 miliar, meski turun dibanding capaian 2023 yang tercatat sebesar Rp 19,25 miliar.
Djamarwie menggarisbawahi bahwa turunnya laba bersih bukan karena menurunnya kinerja. "Walau angka ini lebih rendah dari tahun 2023, namun pencapaian pada tahun 2023 didukung oleh keuntungan non-recurring dari pelepasan investasi saham. Hasil positif di 2024 membuktikan ketahanan laba dari operasional inti Perseroan," imbuhnya.
Djamarwie juga menunjukkan neraca Perseroan yang tetap terjaga sangat sehat dan kuat, tercermin dari total ekuitas sebesar Rp 365,96 miliar dibandingkan total liabilitas yang hanya Rp 46,56 miliar, serta posisi kas dan setara kas yang sangat tinggi mencapai Rp 137,45 miliar per akhir 2024.
Di tahun 2025 ini, SCNP menetapkan target kinerja yang ambisius untuk entitas induk, mencakup target volume produksi sebesar 1.256.300 unit, naik 27% dari realisasi 2024 dan target pendapatan sebesar Rp 290,45 miliar, naik 36,8% dari realisasi 2024.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang rencana ekspansi, Djamarwie menjelaskan saat ini perusahaan telah mengalokasikan dana sebesar Rp 35 miliar untuk pembangunan ruang produksi injeksi, investasi crane dan pembelian lahan di dekat lokasi pabrik.
"Kami optimis dapat mencapai target pertumbuhan 40% pada tahun 2026 bila semua pembangunan telah selesai." tutur Djamarwie. Ia juga optimis dengan adanya perang tarif dagang antara Trump dan Xi Jinping akan memberikan peluang baru bagi perusahaan. "Justru ini menjadi peluang bagi kami dengan adanya selisih tarif yang dikenakan AS untuk negara-negara tetangga, kemungkinan mereka akan memindahkan produksi ke Indonesia sehingga ini bisa menjadi potensi bagi SCNP."
Djamarwie juga menambahkan bahwa perusahaan akan meningkatkan diversifikasi produk setelah sebelumnya meluncurkan produk alat kesehatan yang murni hasil riset dan buatan dalam negeri dengan TKDN mencapai 42,33%, yaitu NIVA (Non-Invasive Vascular Analyzer) dan DALFIN. Penjualan NIVA meningkat hingga 300% meski dari total penjualan perusahaan nilainya masih tergolong kecil. "Ini sebuah catatan yang sangat bagus, penjualan NIVA naik dari Rp 6 milyar pada tahun 2024 menjadi hampir mendekati Rp 19 milyar pada tahun 2025," ujar Djamarwie.
Tumpal Sihombing, Corporate Secretary Head SCNP, memberikan pernyataan penutup dengan menjelaskan bahwa perusahaan terus berkomitmen pada implementasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) dan prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG). Keberhasilan mempertahankan sertifikasi ISO 14001:2015 upaya berkelanjutan dalam pengelolaan limbah B3 dan Non-B3 secara bertanggung jawab adalah bukti nyata komitmen tersebut. "Kami secara konsisten menerapkan standarisasi ISO 14001 dan menginginkan bisnis yang Berkelanjutan. Buat apa untung besar tetapi hanya dalam jangka waktu yang pendek, lebih baik profit yang terus menerus dan berkelanjutan," demikian Tumpal menegaskan.

