Zebra Technologies Dorong Otomatisasi dan Digitalisasi di Industri Pergudangan
JAKARTA, investortrust.id - Zebra Technologies menyebut otomatisasi dan digitalisasi di sektor pergudangan sudah menjadi strategi penting untuk meningkatkan efisiensi, keselamatan kerja, serta menjaga daya saing bisnis. Hal ini disampaikan berdasarkan laporan terbaru mereka, Warehouse Vision Study 2025.
Laporan tersebut melibatkan lebih dari 1.700 pekerja dan pengambil keputusan dari sektor logistik, manufaktur, ritel, dan distribusi di berbagai negara. Hasilnya menunjukkan bahwa 85% pekerja gudang secara global dan 88% di Asia Pasifik menganggap target bisnis tidak akan tercapai tanpa dukungan teknologi.
Mayoritas pekerja juga merasa menghabiskan terlalu banyak waktu untuk tugas-tugas yang sebenarnya bisa diotomatisasi. Tekanan kerja yang tinggi ini juga turut memicu kekhawatiran soal keselamatan.
“Para pekerja di lini terdepan dibebani dengan banyak tugas yang seharusnya sudah bisa diotomatisasi,” jelas APAC Vertical Solutions Lead Zebra Technologies Asia Pacific, Aik Jin Tan, saat acara Media Briefing di Jakarta, Jumat (25/4/2025).
Zebra menemukan bahwa 70% pekerja global dan 72% di Asia Pasifik punya kekhawatiran akan cedera akibat kondisi kerja yang semakin padat. Lonjakan volume pesanan dan tekanan untuk memenuhi standar layanan (SLA) juga dianggap menjadi penyebab utama.
Di sisi lain, sebagian besar pekerja justru percaya bahwa penggunaan teknologi seperti robot kolaboratif, perangkat mobile ergonomis, dan software manajemen tugas dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman. Bahkan, lebih dari 90% merasa teknologi membuat mereka lebih dihargai dan ingin bertahan lebih lama di perusahaan.
“Dengan pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan Indonesia yang mencapai 8,69% pada 2024 dan diperkirakan meningkat 12,53% di 2025, kebutuhan untuk mempercepat adopsi teknologi menjadi semakin mendesak,” kata Country Lead Indonesia Zebra Technologies, Eric Ananda.
Zebra mencatat bahwa sebagian besar pimpinan perusahaan pergudangan global berencana menggunakan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan augmented reality (AR) dalam lima tahun ke depan. Teknologi ini difokuskan pada manajemen inventaris, kontrol kualitas, dan deteksi risiko secara real time.
Sebanyak 82% pimpinan juga menyebut bahwa otomatisasi terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan mengurangi kelelahan fisik pekerja. Selain itu, otomatisasi juga dapat meminimalkan kesalahan dalam pemesanan maupun pengambilan barang.
“Investasi di teknologi gudang tidak hanya membantu bisnis memenuhi SLA, tetapi juga menjadi bentuk komitmen terhadap keberlanjutan tenaga kerja,” tegas Aik Jin Tan.
Sekadar informasi, perusahaan asal Amerika Serikat itu telah mengembangkan sejumlah solusi digital, seperti perangkat mobile industri, pembaca RFID, dan sistem pengukuran parcel berbasis AI. Solusi ini ditujukan untuk menjawab tantangan pergudangan modern yang terus berkembang setiap tahunnya di era digital. (C-13)

