Pramono Anung Fokus Selesaikan Persoalan Sehari-hari Warga Jakarta
JAKARTA, Investortrust.id - Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan komitmennya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan sehari-hari yang dihadapi masyarakat ibu kota.
Dalam jamuan makan malam bersama para pemimpin redaksi media massa di Le Nusa, Jakarta, (22/5/2025), Pramono menyampaikan bahwa sejak dilantik, dirinya tidak menjanjikan hal-hal yang berlebihan, tetapi fokus pada kebutuhan riil warga, terutama di tingkat bawah. "Yang saya janjikan adalah menyelesaikan persoalan sehari-hari yang dihadapi oleh masyarakat," kata Pramono.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menuntaskan distribusi Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang telah diberikan kepada 707.622 siswa, meningkat sekitar 200 penerima dari jumlah sebelumnya. "Kenapa kemudian ada penambahan (siswa) dan ada dananya? Ya, sebagai gubernur saya harus mencari terobosan untuk pembiayaan," ujarnya.
Pramono juga memperluas cakupan program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) tidak hanya untuk mahasiswa S1, tetapi juga S2 dan S3. Tahun ini, KJMU telah disalurkan kepada sekitar 15.700 mahasiswa. "Saya ingin orang punya kesempatan memotong garis ketidakberuntungan dalam keluarganya. Kalau S3 dan IPK-nya bagus, maka kemungkinan untuk membantu keluarganya besar sekali," jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa penilaian KJMU ke depan akan berbasis pada IPK, dan bukan evaluasi rutin.
Program berikutnya yang menjadi fokus adalah pemutihan ijazah. Program ini merupakan pengambilan ijazah siswa yang tertahan di sekolah karena tunggakan biaya. Tahun ini, kata Pramono, lebih dari 6.652 ijazah akan diputihkan, dengan 488 di antaranya telah berhasil diambil berkat bantuan Baznas.
Baca Juga
Selesaikan Persoalan Parkir JIS, Pramono Anung Bakal Bangun Jembatan ke Ancol
"Problem ijazah di Jakarta itu serius. Ada yang tertahan sampai delapan tahun. Kebanyakan terjadi di sekolah swasta, karena untuk sekolah negeri sudah gratis," terang Pramono.
Dalam menyelesaikan persoalan lama, Pramono juga mengambil langkah nyata di Jakarta International Stadium (JIS). Untuk mengatasi keterbatasan lahan parkir, ia merencanakan pembangunan jembatan penghubung sepanjang 300 meter yang akan menghubungkan JIS dengan kawasan Ancol. "Kalau ini bisa disambungkan, maka persoalan parkir akan terselesaikan," katanya.
Tak hanya itu, Pramono telah mengatur agar layanan KRL yang melintasi JIS ditingkatkan dari 30 menit menjadi 5 menit sekali saat ada acara besar. Dan ia mendapati fakta bahwa peminatnya (pengguna jasa KRL) tinggi sekali, termasuk sampai ke Tanjung Priok," ujarnya. Pembangunan MRT juga dirancang untuk menjangkau JIS hingga Tanjung Priok, demi mengurangi kemacetan parah di wilayah utara Jakarta.
Nah terkait dengan persoalan yang Pramono sebut sebagai persoalan 'sampingan' yang muncul terkait kebijakan pengelolaan JIS, adalah gugatan yang diajukan oleh kelompok Furqon dan Kampung Bayan terkait kebutuhan rumah tinggal. Soal ini pun diklaim Pramono telah berhasil ia selesaikan. Bahkan saat ini kelompok Furqon sudah bsia tinggal di sebuah 'apartemen' yang mereka impikan.
"Banyak yang menanyakan ke saya, bagaimana kok bisa diselesaikan? Teman-teman sekalian, memang nggak mudah terus terang saja. Perlu waktu dan perlu hati untuk itu. Perlu keterbukaan, apa sih yang mereka inginkan? Apa sih yang mereka harapkan? Apa yang bisa kita berikan? Apa yang kita tidak bisa berikan?" kata Pramono.
Namun demikian bukannya tanpa syarat, masyarakat yang tergabung dalam kelompok Furqon juga harus memiliki penghasilan agar bisa membayar biaya sewa apartemen yang ada di sekitar JIS. PEmerintah provinsi, kata Pramono, akhirnya memberikan pelatihan kepada mereka untuk menjadi petani modern, yang nantinya hasil panen mereka akan diserap oleh BUMN.
"Hasilnya kita buat kontrak dengan BUMD yang ada di lingkungan Kota Jakarta. Misalnya Food Estate Cipinang. Mereka akan punya penghasilan kurang lebih di atas UMR sedikit. Sehingga dengan demikian ada kepastian mereka punya penghasilan, ada kepastian mereka bisa membayar apartemennya," tutur Pramono.
Masih dalam kesempatan yang sama, Gubernur Pramono juga menyentuh sisi historis dan simbolik kota dengan memutuskan pembangunan patung baru tokoh Betawi, Muhammad Husni Thamrin, di kawasan air mancur Bundaran Bank Indonesia (BI). Patung ini nantinya akan menggantikan patung kecil yang kini berada di Medan Merdeka Selatan.
"Tempatnya tidak boleh kalah tinggi dari patung Sudirman. Ini simbol Jakarta," katanya. Letak patung juga berdekatan dengan stasiun MRT agar terlihat saat warga keluar dari stasiun.
Tak ketinggalan, Pramono menggabungkan Taman Ayodhya, Langsat, dan Leuser menjadi taman terpadu seluas 6,2 hektare yang akan menjadi beranda Gedung KTT ASEAN. "Saya ingin walaupun Jakarta nanti bukan ibu kota negara, seperti New York, kita punya simbol regional seperti ASEAN di sini," katanya. Bahkan, ia meminta dibuatkan sungai buatan bergaya Korea dan Singapura, yang walau airnya tidak sejernih itu, setidaknya terlihat bersih di permukaan.
Baca Juga
Pramono Anung Prioritaskan Program untuk Selesaikan Persoalan Warga Jakarta
Terkait masalah sampah, Pramono mendukung penuh Perpres tentang insinerator. "Berapa pun tipping fee-nya, bagi Jakarta enggak persoalan. Karena biaya me-manage sampah lebih tinggi dibandingkan dengan membayar tipping fee," jelasnya. Ia menyayangkan jika PLN menolak kerja sama karena harga beli listrik dari insinerator tidak sesuai harapan. Ia juga memastikan bahwa Pemprov Jakarta bersedia untuk ikut urun bayar dalam bentuk subsidi.
"Dengan demikian, saya menunggu itu (kesepakatan dengan PLN) walaupun kalau kemudian belum keluar pun, sekarang ini sampah menjadi primadona, mudah-mudahan. Segera setelah RDF yang ada di Rorotan maupun di Bantar Gebang kita fungsikan,"ujarnya.
Terakhir, Pramono juga menyoroti investasi Refuse Derived Fuel (RDF) di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, yang dibangun dengan investasi senilai Rp1,6 triliun. Diakuinya sempat mengalami permasalahan yang disebabkan oleh keterlambatan feeder. "Feeder-nya sudah sebulan, padahal tidak boleh lebih dari dua hari. Akibatnya, bakteri menyebar dan timbul bau," katanya. Namun ia optimistis masalah ini akan segera ditangani.

