Perseteruan Musk - Trump Memanas, Bitcoin Ambles Ke US$ 100.000 dan Dogecoin Rungkad
JAKARTA, investortrust.id - Pasar kripto makin panas dari menit ke menit seiring memanasnya perseteruan antara Presiden AS Donald Trump dan CEO Tesla Elon Musk. Pasar kripto, menilik data Coinmarketcap, Jumat (6/6/2025) pagi kompak menurun. Bitcoin (BTC) bahkan sempat turun lebih dari 4% menjadi US$ 100.500 pukul 04.00 WIB, mengancam akan turun kembali ke lima digit untuk pertama kalinya dalam sebulan. Perseteruan itu merusak laju Bitcoin yang berhasil mencatatkan tonggak sejarah dengan mempertahankan level di atas US$ 100.000 selama 27 hari berturut-turut, periode terpanjang sejak pertama kali menembus angka enam digit pada Januari 2025.
Tak hanya BTC, semua kripto juga berada di zona merah. Dogecoin (DOGE) yang erat dengan Elon Musk bahkan rungkad hingga 9,05% ke US$ 0,17 per koin pagi ini. Koin favorit Musk itu menjadi salah satu koin dari jajaran 100 koin terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar terbesar yang ambruk.
CoinDesk 20 — indeks 20 mata uang kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar, kecuali untuk koin bursa, memecoin, dan stablecoin turun lebih dari 5% dalam periode waktu yang sama. SOL dan SUI merupakan yang berkinerja buruk, mencetak kerugian lebih dari 7%.
Perdebatan Musk dan Trump, yang awalnya dipicu oleh potensi dampak "Big, Beautiful Bill" terhadap utang nasional AS, dengan cepat meningkat pada Kamis (5/6/2025) sore, dengan Presiden Trump mengatakan bahwa pendiri SpaceX telah menjadi "gila" dan mengancam akan mengakhiri kontrak pemerintah untuk semua perusahaan yang dipimpin Musk.
Orang terkaya di dunia itu, pada bagiannya, menulis bahwa Trump terlibat dalam berkas Jeffrey Epstein, menyatakan bahwa SpaceX akan menonaktifkan pesawat Dragon-nya, dan setuju dengan unggahan media sosial yang menyerukan agar Trump dimakzulkan dan digantikan oleh Wakil Presiden J.D. Vance. Alhasil saham Tesla (TSLA) turun lebih dari 14% pada hari Kamis.
Baca Juga
Diskusi Dagang AS-China “Memanas", Bagaimana Prospek Bitcoin Cs?
Sebelumnya, harga Bitcoin di awal Juni 2025 masih bergerak stagnan di kisaran US$ 104.000 hingga US$ 106.000, atau sekitar Rp 1,69 miliar hingga Rp 1,72 miliar.
Secara terpisah, Analyst Tokocrypto Fyqieh Fachrur, pergerakan sideways ini merupakan bagian dari siklus pasar yang normal. Ia menjelaskan bahwa banyak investor jangka panjang kini merealisasikan keuntungan setelah bertahun-tahun memegang Bitcoin yang dulunya dibeli di harga rendah. Salah satu faktor yang membantu menahan tekanan jual adalah arus masuk ke ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat. Pada 3 Juni, tercatat arus masuk bersih sebesar US$ 375,1 juta, menghentikan tren arus keluar selama tiga hari sebelumnya.
Meskipun demikian, sentimen terhadap kebijakan perdagangan mantan Presiden AS Donald Trump dan ketidakpastian arah suku bunga The Fed sempat membebani permintaan ETF. Investor tetap berhati-hati menjelang pembicaraan dagang AS-China dan rilis laporan ketenagakerjaan AS.
Fokus Pasar
Data ekonomi yang akan menjadi perhatian selanjutnya adalah laporan inflasi Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan Mei yang akan dirilis pada 11 Juni. Perkiraan dari Federal Reserve Atlanta menunjukkan inflasi bulanan sebesar 0,12%, atau 0,23% jika tidak termasuk makanan dan energi. Angka ini sejalan dengan laporan inflasi bulan April.
Namun, angka-angka tersebut belum memperhitungkan potensi dampak dari tarif baru yang mulai diberlakukan. Banyak perusahaan besar, seperti produsen mobil dan pengecer, belum menyesuaikan harga mereka, sehingga dampaknya mungkin belum tercermin dalam CPI bulan Mei. Kenaikan harga kemungkinan baru akan terlihat di laporan CPI bulan Juni atau Juli.
Sementara itu, Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan akan menetapkan suku bunga pada 18 Juni, setelah data CPI dirilis. Pasar memperkirakan suku bunga akan tetap stabil di kisaran 4,25%–4,5%, sesuai dengan proyeksi CME FedWatch Tool.
Baca Juga
Hindari Sanksi Barat, Bank Terbesar Rusia Ini Tawarkan Obligasi Bitcoin
FOMC sendiri masih bersikap hati-hati dan menunggu data ekonomi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan pemangkasan suku bunga yang mungkin terjadi di akhir tahun.
Pergerakan pasar dalam waktu dekat diperkirakan akan sangat dipengaruhi oleh rilis data ketenagakerjaan AS, terutama laporan Non-Farm Payrolls (NFP) yang bisa menjadi pemicu volatilitas jika hasilnya jauh dari ekspektasi.
“Jika tidak ada katalis eksternal yang signifikan dalam waktu dekat, kemungkinan besar Bitcoin akan tetap bergerak sideways. Namun secara struktur pasar tetap kuat, didukung volume transaksi yang tinggi dan antusiasme investor yang solid,” tutup Fyqieh.

