Wacana Tokenisasi Surat Utang, Pengamat Sorot Kredibilitas Portofolio
JAKARTA, investortrust.id - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti, memberikan pandangan terkait adanya wacana tokenisasi surat utang negara atau obligasi yang bertujuan untuk menarik minat investor.
Menurut pengamat ekonomi Indef itu, yang mesti diperhatikan oleh otoritas fiskal dalam rangka tokenisasi aset adalah terkait dengan kredibilitas dari portofolio itu sendiri.
"Nah intinya itu kalau bisa menarik investor apa tidak, itu sebenarnya dari kredibilitas portfolionya," katanya saat ditemui usai menghadiri Investortrust Goes To Campus di Universitas Bakrie, Jakarta, Senin (2/6/2025).
Esther menjelaskan, wacana tokenisasi obligasi merupakan ide yang baik untuk menarik investor. Ia meyakini apabila obligasi sebagai portofolio salah satu aset yang bakal ditokenisasi, otoritas fiskal mesti memperhatikan kredibilitasnya terhadap investor.
"Kalau portfolionya misalnya surat utang, dia jatuh tempo dibayar tepat waktu sesuai dengan apa yang sudah dijadikan dalam kontrak itu akan menjadi lebih kredibel, orang pasti percaya. Tapi sekali wanprestasi itu tidak akan dipercaya," jelasnya.
Baca Juga
OJK Prediksi Tren Tokenisasi Aset Dunia Nyata di Indonesia Makin Meningkat
Lebih jauh, pengajar Universitas Diponegoro (Undip) itu meyakini tokenisasi terhadap aset nyata atau yang kemudian diebut dengan real world asset (RWA) memiliki potensi baik ke depannya.
"Potensi itu ada, cuma potensi itu harus digarap benar dan ketika itu sudah masuk investor disitu kredibilitasnya harus dijaga," tutupnya.
Diberitakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan tren tokenisasi aset dunia nyata atau real world asset (RWA) semakin meningkat ke depannya. Pasalnya, inovasi ini berpotensi membuka peluang pendanaan baru, khususnya bagi sektor-sektor yang selama ini sulit mengakses pembiayaan konvensional seperti industri kreatif.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi, Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK Hasan Fawzi mengungkapkan, saat ini terdapat empat peserta dalam program sandbox OJK yang sedang mengembangkan tokenisasi terhadap aset dunia nyata.
“Ada empat peserta sandbox yang ada di dalam segmen aset keuangan digital, aset kripto, tapi keempat-empatnya adalah tokenisasi atas real world asset dan project, kemudian ada satu lainnya terkait dengan digital identification dan verification. Dua kerja sama utama kita ini sebetulnya sudah mengarah ke arah sana,” ujarnya, kepada Investortrust, usai Konferensi Pers Launching OJK Infinity 2.0, di Jakarta, Kamis (24/4/2025) lalu.

