PAM Mineral (NICL) Jadi Saham Tercuan Mei 2025, Dua Isu Ini Penopangnya
JAKARTA, investortrust.id – Saham PT PAM Mineral Tbk (NICL) tercatat sebagai saham dengan kenaikan harga paling pesat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang Mei 2025. Kenaikannya mencapai 260,54% menjadi Rp 1.405.
Dipicu lompatan harga tersebut, saham NICL telah terkena penghentian sementara (supend) lebih dari satu hari oleh BEI. Bahkan, saat ini transaksi saham NICL ditempatkan di papan pemantauan khusus (PPK) dengan mekanisme perdagangan full call auction (FCA).
Baca Juga
Tiga Saham Dipimpin NICL Melesat lebih dari 200%, Berikut Daftar Top 10 Saham Tercuan Mei 2025
Meski masuk PPK sejaka 26 Mei 2025, kenaikan harga sahamnya NICL tak terbendung. Saham NICL berhasil mencatatkan kenaikan harga hingga auto reject atas (ARA) selama ditransaksikan di PPK tiga hari perdagangan terakhir.
Lalu, apa yang menjadi pemicu utama lompatan harga saham tersebut? Kenaikan harga saham NICL terjadi setelah diumumkan kenaikan pesat kinerja keuangan kuartal I-2025. Pendapatan NICL melesat dari Rp 116,79 miliar menjadi Rp 543,91 miliar pada kuartal I-2025.

Christopher Sumasto Tjia
Seiring dengan kenaikan tersebut, laba bersih periode berjalan NICL melesat 1.418% dari Rp 12,72 miliar menjadi Rp 193,13 miliar. Laba per saham juga melesat drastis dari Rp 1,15 menjadi Rp 18,13 per saham.
Sebelumnya lompatan harga saham tersebut, pengendali, Christopher Sumasto Tjia, terpantau agresif memborong saham NICL dalam dua bulan terakhir. Sebanyak 28,77 juta saham dengan harga bervariasi dibeli dalam kurun waktu 26 Maret hingga 15 Mei 2025.
Baca Juga
Kinerja Merosot 521%, TBS Energi (TOBA) Cetak Rugi US$ 60 Juta, Ini Penyebabnya
Aksi borong terakhir Christopher dilakukan Kamis (15/5/2025) atau sebelum terkena suspend saham kedua. Dirinya membeli sebanyak 1,25 juta dengan harga Rp 1.047 atau dengan nilai Rp 1,3 miliar.
Christopher juga menjabat sebagai direktur utama PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) dan PT Wulandari Bangun Laksana Tbk (BSBK) yang mengelola proyek property di Balikpapan. Christopher adalah putra konglomerat Adi Sumasto Tjia yang memiliki sejumlah proyek property di berbagai kota di Indonesia.
Bedasarkan data registrasi pemegang saham, PT Pam Metalindo bertindak sebagai pengendali dengan kepemilikan 43,23% saham NICL. Sisanya dimiliki PT Artha Perdana sebanyak 28,82% dan masyarakat sebanyak 27,95%. Sedangkan Christopher Sumasto Tjia bertindak sebagai pemilik manfaat terakhir dari kepemilikan saham NICL.

