Mitratel (MTEL) Bagikan Dividen Tunai Rp 1,48 Triliun dan Spesial Dividen Rp 590,18 Miliar
JAKARTA, investortrust.id - Anak perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL), menyetujui pembagian dividen tunai dari laba bersih tahun buku 2024 senilai Rp 1,48 triliun atau setara dengan Rp 18 per saham dan dividen spesial Rp 590,18 miliar atau setara dengan Rp 7,23 per saham.
Nilai dividen tersebut sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu, (28/5/2025). Adapun dividen tersebut merefleksikan rasio dividen 70% dari raihan laba bersih tahun 2024.
Baca Juga
Tiga Sentimen Positif Ini Jadi Penopang Gerak Saham MTEL Jangka Pendek
Dengan demikian, total dividen yang dibagikan mencapai 98% dari laba bersih atau sebesar Rp 2,06 triliun. Sedangkan sisanya sebanyak 2% digunakan perseroan sebagai dana cadangan.
Merujuk laporan keuangan tahun 2024, Mitratel mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang positif, yakni menjadi Rp 2,1 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,84% dibandingkan laba bersih tahun 2023 yang sebesar Rp 2,01 triliun.
Kenaikan laba bersih MTEL tersebut didorong oleh peningkatan pendapatan perusahaan, yang tumbuh 7,19% menjadi Rp 9,3 triliun pada 2024, dibandingkan Rp 8,68 triliun pada tahun sebelumnya.
Manajemen MTEL menyebutkan bahwa bisnis penyewaan menara (tower leasing) masih menjadi kontributor utama terhadap pendapatan, dengan raihan sebesar Rp 7,63 triliun, tumbuh 6,9% secara tahunan.
Baca Juga
Masuk Indeks MSCI, Saham Mitratel (MTEL) Diburu Investor Asing dan Target Harga Jadi Segini
Sementara pada kinerja kuartal I-2025, emiten menara tersebut membukukan laba bersih sebesar Rp 526,3 miliar atau naik 1,02% dari Rp 520,9 miliar kuartal pertama 2024.
Baru-baru ini, MTEL masuk ke dalam Morgan Stanley Small Cap Index untuk periode efektif 2 Juni hingga 1 September 2025. Hal ini dinilai membawa angin segar bagi perseroan, baik dari sisi teknikal maupun sentimen pasar. Pengumuman ini secara langsung mendorong aksi beli dari investor institusi global yang mengelola dana berbasis indeks, terutama ETF dan fund manager yang mengikuti benchmark MSCI.

