Hadiri PGEO - Investortrust Youth Seminar, OJK Beri Tips 2L Sebelum Berinvestasi

 

JAKARTA, Investortrust.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghadiri Geothermal Energy-Investortrust Youth Seminar Financial Literacy, bertajuk ‘Literasi Pasar Modal dan Peluang Investasi di Industri Geothermal’.

 

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Direktur Pelaksanaan Edukasi Keuangan OJK Halimatus Sa'diyah memberi tips 2L kepada mahasiswa Fakultas Teknologi Kebumian & Energi (FTKE) Universitas Trisakti. Tips ini dapat dipraktikan, sebelum generasi muda memulai pengalaman berinvestasinya. “L yang pertama adalah legal jadi cek dulu, apakah ini memiliki legalitas atau tidak. Bagaimana cek legal atau tidak bisa lihat di website OJK apakah perusahaan dan produknya sudah memiliki izin. Kemudian L yang kedua adalah logis,” jelas Halimatus di Auditorium FTKE Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

 

Kategori logis tersebut, meliputi penilaian mahasiswa sebagai calon investor, apakah produk investasi yang ditawarkan menjanjikan imbal hasil yang masuk akal. Generasi muda pun diimbau untuk berpikir jernih dan tidak sembarang percaya pada iming-iming keuntungan investasi hingga 100% dalam sebulan atau dua kali lipat dari modal.

 

Tips selanjutnya, Halimatus mengingatkan agar mahasiswa tidak berinvestasi hanya karena ‘ikut-ikutan’, akibat perasaan fear of missing out (FOMO) dan fear of people opinion (FOPO).

 

“Misalnya, ih kamu kok nggak investasi sih. Jangan begitu ya. Mungkin memang kita harus investasi tetapi jangan ikut-ikutan. Kalau teman yang pilih instrumen A, mungkin kita bukan itu, karena tujuan keuangan kita berbeda dengan dia, profil risiko masing-masing orang beda,” tegas dia.

 

Baca Juga

PGEO Ungkap Target Kenaikan Volume Produksi Ini di 2025, Sahamnya Langsung Ngacir

 

Saran penting lainnya adalah menggunakan uang ‘dingin’ untuk berinvestasi, tidak boleh uang utang, melainkan harus dana milik sendiri yang bukan untuk kebutuhan hidup.

 

Pengelolaan keuangan pun menjadi dasar paling penting bagi mahasiswa, sebelum terjun ke dunia investasi. Halimatus mencontohkan, mahasiswa dapat menyesuaikan gaya hidup di bawah total uang saku atau pemasukan yang dimiliki.

 

“Supaya, dari apa yang diberikan orang tua, ada yang bisa disisihkan untuk berinvestasi. Zaman sekarang investasi mudah kok, tidak seperti dulu harus punya uang banyak. Sekarang Rp 100.000 juga sudah bisa,” ujarnya.

 

OJK menyatakan, literasi keuangan telah menjadi keterampilan hidup yang penting atau essential life skill karena seluruh kehidupan keluarga dari muda sampai tua, melibatkan uang.

 

Literasi menjadi cara agar masyarakat memiliki pengetahuan, kemudian keyakinan, yang akan mendorong sikap dan perilaku dalam mengelola keuangannya dengan menggunakan produk layanan jasa keuangan untuk mencapai kesejahteraan.

 

Halimatus meyakini, semua orang ingin mencapai kebebasan finansial. Salah satu ilmu yang harus dimiliki seseorang untuk mencapai hal tersebut adalah menguasai perencanaan keuangan, termasuk melakukan investasi.

 

Pasalnya, investasi dapat menjadi salah satu upaya seseorang untuk mencapai kesejahteraan di masa depan, dengan pertumbuhan aset yang mampu mengalahkan laju inflasi.

 

Baca Juga

PGEO Sebut Sumatera Punya Cadangan Panas Bumi Terbesar di Indonesia, Capai 9,6 GW

 

Pilihan Investasi

“Kemudian bagaimana memilih instrumen investasinya? Tentu harus disesuaikan dengan apa tujuan keuangan. Apa yang ingin dicapai? Jangka pendek, menengah, atau panjang? Kalau sudah tahu tujuannya, disesuaikan dengan profil risiko,” jelas Halimatus.

 

 

Dia mencontohkan, mahasiswa dengan profil risiko rendah dapat memilih investasi sederhana, seperti deposito dan reksadana. Mahasiswa pun disarankan untuk berinvestasi secara perlahan, tidak langsung menggelontorkan seluruh modal yang dimiliki, apalagi hanya ke dalam satu instrumen investasi.

 

Khusus saham, Halimatus mengingatkan bahwa instrumen ini lebih berisiko dari deposito maupun reksadana. Namun juga dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi.

 

Saham dinilai lebih cocok dimiliki jangka panjang sehingga mahasiswa masih memiliki banyak waktu untuk menghasilkan imbal hasil yang lebih banyak, jika mulai berinvestasi sejak dini.

 

Halimatus kemudian mengapresiasi CEO Investortrust Primus Dorimulu, yang konsisten menggelar acara-acara literasi keuangan bagi generasi muda, seperti Investortrust Goes to Campus.

 

“Saya menyampaikan apresiasi yang sangat luar biasa karena punya program-program yang mendukung upaya OJK dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat,” ujarnya.