Pasar Kripto di Awal Pekan Kompak Melemah, Volume Perdagangan Bitcoin Justru Tinggi
JAKARTA, investortrust.id - Pasar kripto mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Berdasarkan data grafik dari Coinmarketcap awal pekan ini, harga Bitcoin (BTC) yang sebelumnya stabil di kisaran US$ 96.000, kini merosot tajam hingga menyentuh level US$ 94.200.
Penurunan mulai terlihat sejak malam tanggal 4 Mei dan berlanjut secara konsisten hingga pagi hari 5 Mei 2025. Titik koreksi terdalam hampir menyentuh US$ 93.500 sebelum sedikit pulih. Fluktuasi ini menunjukkan adanya tekanan jual yang cukup tinggi di pasar, kemungkinan dipicu oleh aksi ambil untung investor atau sentimen negatif pasar global.
Jika tren ini berlanjut, aset digital tersebut berpotensi menembus batas psikologis di bawah US$ 93.000. Investor disarankan untuk mencermati perkembangan pasar dan mempertimbangkan strategi lindung nilai yang tepat dalam menghadapi volatilitas tinggi ini.
Harga Bitcoin mengalami koreksi signifikan dalam 24 jam terakhir, turun sebesar 2,10% ke level US$ 94.179,01. Penurunan ini menandai salah satu tekanan pasar terberat sejak awal Mei, dengan grafik harga menunjukkan tren menurun yang konsisten sejak malam hari sebelumnya.
Kapitalisasi pasar Bitcoin kini berada di angka US$ 1,87 triliun, mencerminkan penurunan yang sebanding dengan pergerakan harga. Sementara itu, volume perdagangan justru meningkat tajam sebesar 26,64% menjadi US$ 20,41 miliar dalam 24 jam terakhir, mengindikasikan tingginya aktivitas jual beli di tengah gejolak harga.
Baca Juga
Tembus US$ 97.000, Harga Bitcoin Bisa Capai Rekor Tertinggi di Bulan Mei?
Bitcoin saat ini memiliki total pasokan beredar sebanyak 19,86 juta BTC dari maksimum pasokan 21 juta BTC. Nilai Fully Diluted Valuation (FDV) tercatat sebesar USD 1,97 triliun, dengan rasio volume terhadap kapitalisasi pasar berada di angka 1,03%.
Penurunan ini terjadi di tengah sentimen pasar yang cenderung hati-hati, dipicu oleh kekhawatiran makroekonomi global serta aksi ambil untung oleh para investor. Analis memperkirakan volatilitas tinggi masih akan terus berlanjut dalam beberapa hari ke depan, terutama menjelang rilis data ekonomi utama dari Amerika Serikat.
Tak hanya Bitcoin, alternative coin (altcoin) dan koin meme (memecoin) juga terjebak di zona merah. Penurunan pasar koin meme baru-baru ini menyoroti volatilitas dan kerentanannya terhadap pengaruh eksternal, yang memicu reaksi pasar secara langsung. Misalnya saja, token TRUMP turun 14,1% baru-baru ini, dengan pasar kripto menyaksikan gelombang volatilitas tinggi lainnya. Penurunan ini mengikuti pengumuman tarif oleh mantan Presiden Trump, yang tidak hanya memengaruhi token TRUMP tetapi juga sentimen mata uang kripto yang lebih luas.
Melansir Coinmarketcapnews, Senin (5/5/2025) pengaruh Presiden AS Donald Trump pada fungsi token menunjukkan hubungan yang tidak stabil dengan tindakan politik dan ekonominya. Perubahan dalam peruntungan politiknya tercermin langsung pada token ini, menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan jangka panjangnya.
Baca Juga
Bitcoin Sempat Naik Ke US$ 97.400-an Didorong Penguatan Laba Saham 'Magnificent 7’
Dampak langsungnya termasuk kecemasan yang signifikan di antara investor yang khawatir tentang potensi pasar yang terlalu panas. Pasar yang lebih luas, termasuk Bitcoin, juga mengalami penurunan yang terkait dengan kepercayaan pada kebijakan politik ekonomi.
Keterlibatan langsung Trump dalam mempromosikan proyek tersebut menimbulkan tantangan etika. Kekhawatiran tentang potensi manipulasi pasar terus dibahas, terutama mengingat konsentrasi token di beberapa dompet, yang menimbulkan risiko pasar.
Data historis menunjukkan volatilitas ekstrem dalam pasar koin meme, yang menempatkan token TRUMP dalam pengawasan ketat. Tren pasar menunjukkan ketidakpastian lebih lanjut, dengan prediksi untuk kenaikan dan penurunan ekstrem.
Masa depan token tersebut berpotensi untuk adopsi teknologi lebih lanjut dan perubahan regulasi. Analis memberikan berbagai skenario mengenai prakiraan harga, yang didorong oleh keputusan kebijakan dan kepercayaan investor. Data menunjukkan bahwa sentimen pasar tetap tidak menentu mengingat iklim geopolitik saat ini.

