Analis: Merger Layanan ODS GOTO dengan Grab Jadi Pilihan Terbaik, Ini Alasannya
JAKARTA, investortrust.id – Konsolidasi layanan on demand service (ODS) milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan PT Grab Teknologi Indonesia menjadi pilihan terbaik di tengah lompatan pangsa pasar Shofeefood sepanjang 2024.
Berdasarkan laporan Momentum Works bahwa Gross Merchandise Value (GMV) ShopeeFood tahun lalu sudah mengalahkan GoFood melalui Gojek milik GoTo Gojek Tokopedia tahun 2024. Meski demikian layanan antar makanan GrabFood masih tetap berada di peringkat teratas.
“Kami percaya konsolidasi layanan ODS miliki Gojek dan GRAB menjadi pilihan di tengah peningkatan pesat pangsa pasar Shopeefood pada 2024. Meskipun demikian, Gojek maupun Grab masih terus berinovasi untuk membangun keunggulan sebagai pemain ODS mandiri di Indonesia,” tulis analis BRI Danareksa Sekurtias Niko Margaronis dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, pagi ini.
Baca Juga
Cetak Rekor Baru, GOTO Raup EBITDA Disesuaikan Positif Rp 393 Miliar di Kuartal I-2025
Niko membandingkan kinerja GOTO dan GRAB sepanjang kuartal I-2025. Berdasarkan data GOTO berhasil mencatatkan pertumbuhan GTV sebanyak 17% kuartal I-2025, dibandingkan dengan GRAB sebanyak 16,3%.
Take rate GRAB masih memimpin, yaitu take rate pengantaran mencapai 15,6% dan ride hailing atau transportasi 15,6%. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata take rate campuran GOTO untuk ODS sebesar 2,93%.
Dia mengatakan, Grab juga telah berhasil mencatatkan margin EBITDA positif sebanyak 13,7% hingga mencatatkan laba bersih senilai US$ 10 juta. Angka tersebut jauh dari performa GOTO, meski perbaikan signifikan terus berlanjut.
Sepanjang kuartal I-2025, GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) berhasil mencatatkan lompatan pendapatan bersih sebanyak 37% dari Rp 3,07 triliun pada kuartal I-2024 menjadi Rp 4,23 triliun pada kuartal I-2025. Perseroan juga berhasil membalikkan EBITDA disesuaikan dari negative Rp 101 miliar menjadi EBITDA disesuaikan positif Rp 393 miliar.
Baca Juga
Jika Merger dengan Grab Terwujud, GOTO bakal Mendapatkan Manfaat Ini
Peningkatan tersebut didorong pertumbuhan pendapatan bersamaan dengan peningkatan efisiensi biaya. Hal ini menjadikan rugi periode berjalan GOTO turun drastis dari semula Rp 937,10 miliar menjadi Rp 366,59 miliar.
GOTO juga berhasil catatkan pertumbuhan pesat GTV inti grup sebanyak 54% dari Rp 56,16 triliun menjadi Rp 83,22 triliun. Perseroan juga berhasil mencatatkan arus kas operasional postifi bernilai Rp 301 miliar.
BRI Danareksa Sekuritas menilai bahwa realisasi kinerja keuangan GOTO kuartal I-2025 tersebut sudah sesuai estimasi, sehingga saham teknologi terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dipertahankan rekomendasi beli dengan target harga Rp 110.

