main-logo
  • MARKET
  • MACRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • /assets/images/resources/dasawindu-indonesia-merdeka.png
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
  • FOTO
logo datatrust
Pita Tracker By Trading View
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
  • ‌
    ‌
    ‌
The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

KATEGORI
  • MARKET
  • MAKRO
  • FINANCIAL
  • BUSINESS
  • NATIONAL
  • ESG
  • INTERNATIONAL
  • FINANCIALTRUST
  • INDEPTH
  • LIFESTYLE
MEDIA
  • PHOTO
  • VIDEO
INFORMASI
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN KAMI
  • PUBLISHING
  • KONTAK
PUBLIKASI
  • BUKU

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024
Bagikan
  1. Home
  2. macro

Ini Pandangan Kemenkeu soal Deeskalasi Perang Dagang

 

JAKARTA, investortrust.id - Deeskalasi ketegangan hubungan Amerika Serikat dan Cina membuat kedua belah pihak saling menurunkan tarif impor resiprositas yang ditetapkan. Meski terjadi perbaikan dibanding penetapan kenaikan tarif impor awal, dunia masih akan melihat dampak negatif dari sengitnya perang dagang sebelumnya.

 

“Kita juga melihat AS masih melanjutkan proses negosiasi. AS juga memiliki pemihakan target untuk industri-industri tertentu,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat paparan APBN Kita edisi Mei 2025, di kantornya, Jakarta, Jumat (23/05/2025).

 

Baca Juga

Pendapatan Melonjak Hampir Rp 300 Triliun, APBN Berbalik Surplus Rp 4,3 Triliun

Sri Mulyani menjelaskan, kebijakan di bawah Presiden AS Donald Trump ingin menargetkan peningkatan industri farmasi, semikonduktor, mineral kritis, kapal, produksi seafood, truk, dan pesawat. Industri-industri ini sedang ditargetkan agar membawa investasi masuk ke AS.



The Fed Masih Tahan Bunga
Dari sisi moneter, Kementerian Keuangan RI melihat the Fed masih akan menahan suku bunga di level 4,25% hingga 4,50%. Ini diduga karena potensi tarif tinggi masih ada, meski terjadi penghentian sementara pemberlakuannya.

 

“Ini tetap berpotensi meningkatkan inflasi di AS,” ujar dia.

 

Selain itu, Bendahara Negara RI melihat pergerakan dari European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE), yang memangkas suku bunga menjadi masing-masing 2,4% dan 4,25%. Penurunan suku bunga ini terjadi karena perang dagang memunculkan prospek pertumbuhan ekonomi di Eropa dan Inggris melemah. Jadi, di Benua Biru ini menurunkan suku bunga lebih menjadi perhatian daripada inflasi.

Baca Juga

Indonesia’s Resilience: The Next Driving Force in East Asia and the Pacific


Bank Sentral RRC juga menurunkan suku bunga sebesar 10 basis poin (bps). Selain itu, terjadi penurunan Reserve Requirement Ratio sebesar sebesar 50 bps.

 

“Juga, RRC ingin membuat stimulus melalui moneter, karena tekanan dari tarif AS akan mengancam pertumbuhan ekonomi. Maka, dilakukan counter cyclical dengan menurunkan suku bunga dan menurunkan reserve ratio-nya,” ujar dia.

 

Penurunan Bank Indonesia (BI) Rate juga dibaca sebagai bentuk respons terhadap inflasi yang rendah dan stabilitas nilai tukar. Hal ini agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

 


Rating Kredit AS Turun

Sementara itu, dari sisi nilai tukar dan sektor riil, Sri Mulyani melihat ekonomi AS pada kuartal I-2025 terjadi pelemahan outlook pertumbuhan ekonomi menjadi 2% secara tahunan karena lonjakan impor. Tak hanya itu, Moody’s memberikan rating kredit AS turun dari Aaa ke Aa1.

 

“Ini karena kekhawatiran terhadap outlook APBN AS atau fiscal policy direction AS, yang akan makin meningkatkan defisit dan level utang negaranya tinggi,” kata dia.

 

Pemotongan pajak oleh Trump juga dilihat sebagai langkah penuh risiko. Sebab, langkah itu akan memperlebar defisit anggaran AS.

 

“Pemotongan pajak akan menambah defisit AS sebesar US$ 3 triliun dalam 10 tahun,” ujar dia.

 

Akibat kondisi itu, saham di AS mengalami koreksi dan imbal hasil US Treasury meningkat.


 

“Nilai tukar AS juga dalam kondisi melemah,” ucap dia.

BERITA TERKAIT

  • Ini Pandangan Kemenkeu soal Deeskalasi Perang Dagang

    23/05/2025, 09.18 WIB
  • Deeskalasi Perang Dagang, Delegasi AS dan China Sebut Pembicaraan di Swiss ‘Konstruktif’

    11/05/2025, 20.49 WIB
  • Ada Harapan Deeskalasi Perang Dagang, Harga Emas Terhempas

    29/04/2025, 20.28 WIB
  • Saham Emiten Emas ANTM dan HRTA Terkoreksi Dua Hari Beruntun, Begini Pandangan Analis  

    15/05/2025, 08.42 WIB
  • Telkom: Dividend Yield 7,5% hingga Rombak Besar-besaran Pengurus, Begini Pandangan Analis

    28/05/2025, 03.49 WIB

ARTIKEL POPULER

  • Ecentio Tumbler Navy Selling
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATED
  • TEST DEV BERITA DATAWRAPPER UPDATEDssss