Indonesia Incorporated: Gotong Royong Ekonomi Buruh, Pengusaha, dan Pemerintah
Oleh Teguh Anantawikrama,
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia
INVESTORTRUST.ID - Indonesia tengah berada di persimpangan sejarah besar. Di satu sisi, kita melihat potensi luar biasa: sumber daya alam melimpah, bonus demografi, dan posisi geostrategis yang menjadikan Indonesia poros maritim dunia. Namun di sisi lain, kita masih menghadapi tantangan mendasar: ketimpangan, regulasi yang tumpang tindih, hubungan industrial yang kadang kaku dan konfrontatif, serta jerat korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Sudah saatnya kita meninggalkan paradigma lama. Indonesia tidak boleh dibangun dengan logika “siapa melawan siapa” ataupun 'siapa makan siapa'. Kita harus membangun bangsa ini dengan semangat Indonesia Incorporated—dengan gagasan bahwa buruh, pengusaha, hingga pemerintah adalah satu kesatuan yang saling melengkapi dan mendukung untuk kemajuan bersama.
Baca JugaLayanan Worldcoin dan WorldID Dihentikan Kemenkomdigi, Mengapa?
Buruh sebagai Aset Strategis
Saya percaya, buruh bukan sekadar tenaga kerja. Mereka adalah mitra produktif dalam menciptakan nilai tambah ekonomi.
Untuk itu, investasi pada pendidikan vokasi, pelatihan industri, dan peningkatan kesejahteraan bukanlah beban biaya, tapi investasi masa depan bangsa. Ketika buruh memiliki keterampilan yang relevan dan dihargai secara adil, maka produktivitas nasional pun akan meningkat.
Baca JugaPemerintah Segera Legalkan Pengeboran Minyak Rakyat Lewat Regulasi ESDM
Pengusaha Motor Inovasi
Sebagai pengusaha, kita pun tidak boleh semata-mata mengejar keuntungan. Kita punya tanggung jawab moral dan kebangsaan: menciptakan lapangan kerja, memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta membangun ekonomi yang inklusif. Konsep corporate patriotism harus menjadi jiwa dari dunia usaha Indonesia—di mana laba berjalan seiring dengan kontribusi nyata pada masyarakat.
Sedangkan peran pemerintah adalah menciptakan iklim usaha yang sehat dan berkeadilan. Ini bukan hanya soal regulasi yang ramah investasi, tapi juga kepastian hukum, pembangunan infrastruktur, serta perlindungan sosial bagi yang rentan. Pemerintah juga harus menjadi jembatan dialog antara buruh dan pengusaha, mendorong kolaborasi alih-alih konfrontasi.
Membangun Ekonomi Gotong Royong
Semangat Indonesia Incorporated tidak bisa dibangun di atas kepentingan sektoral yang sempit. Ia harus bertumpu pada gotong royong ekonomi—di mana semua pihak duduk satu meja, saling mendengar, dan mengambil keputusan berdasarkan data dan niat baik. Forum tripartit harus dihidupkan secara substansial, bukan sekadar seremonial.
Di era disrupsi dan kompetisi global, hanya bangsa yang bersatu yang bisa menang. Indonesia tidak bisa menjadi kekuatan dunia hanya dengan retorika. Kita butuh kolaborasi nyata: antara buruh yang terampil dan produktif, pengusaha yang visioner dan inovatif, dan pemerintah yang bersih dan proaktif.
Indonesia Incorporated adalah jalan kita menuju kedaulatan ekonomi sejati. Mari kita jalankan bergandengan tangan, demi datangnya kebersamaan dalam kesejahteraan dan bonus emas bagi generasi masa depan. ***

