Anak Sering Lemas dan Kurang Fokus? Bisa Jadi Kurang Zat Besi, Ini Solusinya
JAKARTA, Investortrust.id – Dalam 5 tahun pertama kehidupan anak, perkembangan otak berkembang signifikan sehingga penting untuk memastikan asupan nutrisi lengkap untuk dukung kemampuan kognitif, salah satunya mikronutrien zat besi. Gelaja kekurangan zat besi, di antaranya lemas hingga kurang fokus.
Hal itu diungkapkan dokter spesialis anak dr Melia Yunita, MSc, SpA dalam acara kolaborasi Alfamart bersama SGM Eksplor melalui program “Alfamart Sahabat Generasi Maju bersama SGM Eksplor” sekaligus peluncuran kalkulator zat besi yang terintegrasi dalam aplikasi Alfagift di Alfamart MH Thamrin, Tangerang.
"Selain berperan dalam pembentukan hemoglobin (sel darah merah), sistem imun tubuh, dan membangun pertumbuhan otot, zat besi dibutuhkan untuk mengoptimalkan koneksi antar-sel saraf dan pembentukan neurotransmitter yang mendukung kemampuan dan proses belajar anak," kata dr Melia Yunita, MSc, SpA dalam keterangannya, Sabtu (7/6/2025).
Baca Juga
Optimalkan Kepintaran Anak, SGM Eksplor Ajak Bunda Indonesia Optimalkan Zat Besi
Kekurangan zat besi atau defisiensi zat besi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Fakta menunjukkan 1 dari 3 anak Indonesia berisiko kekurangan zat besi karena tidak mengkonsumsi makanan kaya zat besi. Bahkan survei menunjukkan bahwa 50% bunda tidak tahu bahwa kekurangan zat besi dapat berdampak pada kepintaran anak.
Dia mengatakan, masih banyak orang tua tidak menyadari peran penting pemenuhan asupan zat besi, bahkan cenderung mengabaikan gejala kekurangan zat besi. Padahal jika dibiarkan, berdampak pada penurunan fokus/kosentrasi dan memori, lebih pasif karena gejala letih atau lesu, gangguan perilaku, sosio-emosional, perkembangan motorik dan rentan sakit. "Kondisi ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif dan prestasi anak,” kata dia.
Lebih lanjut dr. Melia menambahkan, agar asupan zat besi terpenuhi optimal, orang tua dapat memberikan nutrisi lengkap dan seimbang yang kaya zat besi terutama protein hewani (zat besi heme), seperti daging merah, hati ayam, telur, ikan atau dari sumber nabati (zat besi non-heme), seperti kacang-kacangan dan bayam. Selain makanan harian, kata dia, dapat dilengkapi susu pertumbuhan yang difortifikasi kombinasi zat besi dan vitamin C untuk mengoptimalkan penyerapan zat besi.
"Selain penerapan pola makan yang kaya zat besi, orang tua juga penting identifikasi dini faktor risiko kurang zat besi secara rutin pada anak dengan berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mengoptimalkan pencegahan dini masalah kekurangan zat besi anak," kata dia.
Baca Juga
Alfamart (AMRT) Bidik Pendirian 1.000 Gerai di Tahun 2025, Siapkan Capex hingga Rp 5 Triliun
Dalam kesempatan yang sama, Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto mengatakan, melihat pentingnya asupan zat besi yang optimal untuk mendukung anak agar lebih fokus dan aktif belajar sebagai fondasi awal generasi maju yang pintar, SGM Eksplor bersama Alfamart memperkuat kolaborasi dengan meluncurkan kalkulator zat besi di aplikasi Alfagift.
Kalkulator zat besi merupakan alat bantu non-medis pertama di Indonesia yang dirancang untuk mengidentifikasi faktor risiko kekurangan zat besi pada anak. Dengan waktu hanya kurang 3 menit, hasil evaluasinya dapat diketahui secara praktis dan mandiri. Kalkulator zat besi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai alat pemantauan berkala sebelum dilakukan pemeriksaan lanjutan oleh tenaga kesehatan.
Corporate Affair Director Alfamart Solihin mengatakan, kolaborasi ini adalah program berkelanjutan untuk memberikan manfaat lebih kepada para ibu tentang pemahaman gizi anak secara optimal. Alfamart dan SGM Eksplor terus berkomitmen melalui berbagai upaya berkontribusi bagi kesehatan ibu dan anak.

