Peringatkan Bahaya Tarif, Warren Buffett: Perdagangan Bukan Senjata
OMAHA, investortrust.id - Investor legendaris Warren Buffett melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan tarif tinggi yang saat ini ditempuh pemerintahan AS. Tanpa menyebut nama Presiden Donald Trump secara langsung, Buffett menyebut pendekatan proteksionis adalah “kesalahan besar” yang berisiko merusak posisi global Amerika dalam jangka panjang.
Baca Juga
Kekhawatiran Dampak Tarif Trump Terus Mencuat, Ini Kata Warren Buffett
Dalam pertemuan tahunan Berkshire Hathaway yang selalu ditunggu pasar, Buffett menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak geopolitik dari kebijakan perdagangan yang agresif. “Perdagangan bukan senjata. Kita justru akan lebih aman dan makmur jika dunia menjadi lebih sejahtera,” ungkapnya di hadapan ribuan investor.
Kritik ini muncul di tengah ketidakpastian pasar setelah Gedung Putih menaikkan tarif impor, termasuk tarif 145% terhadap produk China. Sebagai balasan, Beijing mengenakan tarif 125% terhadap barang-barang AS dan menyatakan sedang mempertimbangkan dimulainya kembali dialog dagang.
Berkshire sendiri mencatat bahwa tarif dan ketegangan global menciptakan ketidakpastian besar bagi bisnisnya, meski belum dapat mengukur dampak akhirnya. Dalam laporan kuartalan, Buffett mengungkapkan bahwa perusahaan telah mengurangi kepemilikan saham senilai $134 miliar sepanjang 2024, terutama dari Apple dan Bank of America, dan kini memegang kas terbesar dalam sejarah perusahaan, mencapai $347 miliar.
Baca Juga
Laba Berkshire Hathaway Milik Warren Buffet Melonjak pada Q4-2024, Kas Capai Rekor $334 Miliar
Pesan Buffett menjadi pengingat keras bagi pelaku pasar bahwa dalam lanskap global yang saling terhubung, kebijakan proteksionis bukan hanya berdampak jangka pendek di pasar saham, tetapi juga dapat menggerus kepercayaan dan pertumbuhan jangka panjang.

