Bagikan

Batu Bara vs Energi Bersih: Bisakah Transisi di RI Jaga Daya Beli Rakyat?

 

JAKARTA, investortrust.id - CEO Investortrust Primus Dorimulu memberikan sorotan perihal upaya mencapai kedaulatan energi di dalam negeri. Ia menyebut saat ini Indonesia mestinya memanfaatkan komoditas energi yang tersedia, yakni batu bara. Namun, terdapat tantangan menjadikan batu bara sebagai energi ramah lingkungan.

 

Baca Juga

Produksi Batu Bara 2025 Sulit Sentuh 800 Juta Ton? Ini Analisis APBI

 

"Tidak ada teknologi yang bisa membuat emisinya makin rendah dan itu bersama gas, itu energi transisi," kata dia dalam acara Investortrust Focus Group Discussion bertema "Batu Bara dan Kedaulatan Energi Nasional: Menjembatani Realitas Ekonomi dan Komitmen Iklim” di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

 

Primus meyakini kehadiran energi bersih nantinya akan diimbangi dengan biaya produksi yang tidak murah. Sehingga ia menyebut bukan tidak mungkin pada akhirnya akan memaksa masyarakat mengeluarkan biaya lebih besar untuk mengakses energi ramah lingkungan.

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1748450697/investortrust-bucket/images/1748450703171.jpg
Grafis cadangan batu bara Indonesia. (Investortrust)
Source: Investortrust

 

"Jadi komitmen kita tidak berkurang menuju ke sana, tetapi kita harus memperhatikan negara kita, bangsa kita harus sejahtera. Jangan sampai gara-gara energi harga mahal, orang miskin makin banyak," ungkapnya.

 

Terlebih jurnalis kawakan itu mengatakan, kini energi sudah menjadi kebutuhan pokok bagi manusia. Sehingga penting bagi pemerintah untuk menyediakan energi yang tidak hanya ramah, melainkan juga murah.

 

https://res.cloudinary.com/dzvyafhg1/image/upload/v1748429492/investortrust-bucket/images/1748429489506.jpg
Chief Executive Officer Investortrust.id, Primus Dorimulu memberikan sambutan pembuka pada acara Focus Group Discussion Batu Bara dan Kedaulatan Energi Nasional dengan tema "Menjembatani Realitas Ekonomi dan Komitmen Iklim" di Artotel Mangkuluhur Jakarta, Rabu, (28/5/2025). Foto: Investortrust/Mohammad Defrizal ()
Source:

 

 

"Sekarang segala aktivitas manusia membutuhkan energi termasuk orang pakai hand phone, orang pakai kulkas, orang pakai AC, semuanya energi. Ke depan energi makin mahal dan itu sudah masuk kebutuhan pokok, bukan hanya sandang, pangan, dan papan," tuturnya.

 

Baca Juga

Hilirisasi Batu Bara Naik Level! China Siap Bangun Proyek DME di Indonesia

 

Primus juga mengungkap saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan untuk menjadi negara maju. Ia menyebut saat ini produk domestuk bruto (PDB) per kapita Indonesia hampir menyentuh US$ 5.000 atau berada di kategori kelas menengah atas.

 

"Untuk bisa masuk advanced country, negara maju, itu harus bisa menembus US$ 13.500, jauh kan? Kalau kita targetkan nanti pada 2040 itu batasnya sudah naik ke US$ 15.000 - US$ 16.000. Nah syarat untuk bisa negara maju adalah jumlah kelas menengah yang besar," jelasnya.

The Convergence Indonesia, lantai 5. Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. HR Rasuna Said, Karet, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Pusat, 12940.

FOLLOW US

logo white investortrust
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor1188/DP-Verifikasi/K/III/2024