Pemerintah Klaim Ekspor Batu Bara RI Merosot karena Perang Dagang
JAKARTA, investortrust.id - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, penurunan ekspor batu bara yang terjadi pada awal tahun 2025 ini dikarenakan faktor perang dagang.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu bara, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba) Kementerian ESDM Surya Herjuna mencatat, volume ekspor batu bara Indonesia pada Januari-April 2025 sebesar 160 juta ton. Angka ini turun dari periode yang sama tahun 2024 yang sebesar 171 juta ton.

Menurut dia, penurunan ini terjadi karena melemahnya permintaan global terhadap batu bara Indonesia. Dia menilai, ada perlambatan aktivitas industri di negara-negara yang biasanya menjadi pelanggan utama batu bara Indonesia, seperti misalnya China dan India.
Baca Juga
Produksi Bahan Bakar Industri yang Lebih Bersih, Emmsons Group Ingin Menuju Gasifikasi Batubara
“Tapi memang karena masalah perang dagang saja sebenarnya, sehingga mesin produksinya di China dan di India itu sedang berhenti lah sekarang ini. Bukan berhenti, tapi masih agak ada penurunan untuk masa transisi,” kata Surya dalam acara Investortrust Focus Group Discussion, Rabu (28/5/2025).

Lebih lanjut, dia menilai penurunan ini bukan dikarenakan diterapkannya harga batu bara acuan (HBA) oleh pemerintah per 1 Maret 2025 kemarin. Sebab, konsumsi batu bara domestik juga mengalami penurunan.
“Kami berharap (penurunan) ini bukan masalah HBA, karena toh nyatanya DMO-nya juga turun. Artinya sebenarnya mesin-mesin produksi di masing-masing negara ini memang lagi posisinya masih belum kencang lah pergerakannya itu,” ujar dia.
Surya tidak memungkiri, dengan masa transisi yang terjadi sekarang, kondisi global cukup jauh berbeda dari yang diprediksi sebelumnya, utamanya setelah Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

“Waktu Trump belum menang gitu kan, kita berharap kondisinya akan lebih stabil, tapi setelah Trump menang ternyata kondisinya agak sedikit berubah dan bahkan sekarang kondisi pasar global batu bara juga sudah mulai agak sedikit di luar prediksi kita,” ungkap Surya.

