IIGCE 2025: Saatnya Indonesia Unjuk Gigi Jadi Poros Energi Panas Bumi Dunia
JAKARTA, investortrust.id - Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API)/Indonesian Geothermal Association (Inaga) bakal menyelenggarakan The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025. Melalui IIGCE 2025, akan memperkuat posisi Indonesia sebagai regional hub energi panas bumi, sekaligus memperluas kolaborasi dengan mitra global
Ketua Umum API Julfi Hadi mengatakan, IIGCE bukan hanya konferensi dan pameran, melainkan platform kolaboratif yang membawa misi strategis bagi Indonesia. Apalagi Indonesia memiliki sumber panas bumi terbesar nomor dua di dunia, yakni mencapai 24 gigawatt (GW).
Baca Juga
Bidik 5,1 GW Panas Bumi, PLN Gandeng Swasta karena Tantangannya Tak Main-main
“Panas bumi merupakan aset energi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi stabil dan melimpah di Indonesia. Saat ini, pemerintah mendorong swasembada energi dan panas bumi dapat menjadi andalan sistem ketenagalistrikan nasional,” kata Julfi Hadi dalam acara media gathering IIGCE 2025, Kamis (22/5/2025).
Dia menyebutkan, API terus bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan pelaku industri untuk mendorong regulasi yang mendukung kelayakan pendanaan proyek, serta berkolaborasi dalam menciptakan upaya efisiensi biaya di geotermal market.
“Melalui IIGCE, kami ingin memperkuat posisi Indonesia sebagai regional hub energi panas bumi, sekaligus memperluas kolaborasi dengan mitra global,” tegas Julfi Hadi.
Selain itu, dia menekankan bahwa API berkomitmen mendukung percepatan pengembangan panas bumi melalui advokasi kebijakan, peningkatan kapasitas, dan promosi investasi hijau yang sejalan dengan agenda keberlanjutan nasional menuju target net zero emission.
Baca Juga
API/Inaga Dorong Inovasi dan Kolaborasi untuk Percepatan Pengembangan Panas Bumi
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana The 11th IIGCE 2025 Ismoyo Argo memaparkan, tujuan dan konsep IIGCE 2025 mengusung pendekatan baru yang lebih inklusif dan partisipatif, dengan memperluas jangkauan peserta dari sektor pemerintah, pelaku usaha, akademisi, LSM, hingga generasi muda.
“IIGCE 2025 menghadirkan berbagai agenda unggulan, termasuk sesi high-level dialogue, technical paper presentation, international exhibition, business matchmaking, serta kegiatan komunitas, seperti field trip dan youth program. Kami menargetkan 5.000 pengunjung dan partisipasi 30 negara, dengan harapan memperkuat diplomasi energi dan investasi,” jelas Ismoyo.
Dia juga menyoroti pentingnya sinergi antar-pemangku kepentingan untuk mempercepat inovasi teknologi dan pembiayaan proyek-proyek panas bumi di Indonesia, sekaligus mendukung keterlibatan pelaku industri lokal melalui peningkatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
IIGCE 2025 akan digelar pada 17-19 September 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC) dengan tema “Fostering Collaboration for a Green Economy in Indonesia: The Role of Geothermal Energy in Sustainable Growth.”

