Geotermal Bukan cuma Listrik, Bisa Ciptakan Jutaan Lapangan Kerja, Hemat Devisa, dan Tekan Emisi
JAKARTA, investortrust.id – Dosen Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi (FTKE) Universitas Trisakti Bidang Ekonomi Migas Dwi Atty Mardiana memaparkan, peran pengembangan proyek panas bumi atau geotermal terhadap perekonomian hingga kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Atty mengulas dampak positif proyek geotermal di Tanah Air yang akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, hingga memberikan multiplier effect di daerah yang ada pengembangan proyek tersebut.
“Secara nasional, pemanfaatan geotermal itu akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi. Jadi akan ada penciptaan lapangan kerja, mulai pengembangan lapangan panas bumi, sampai pembangunan pembangkit listriknya. Kemudian ada penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari pengelolaan lapangan panas bumi,” papar dia pada acara "Pertamina Geothermal Energy-Investortrust Youth Seminar Financial Literacy" di Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi (FTKE) Universitas Trisakti, Jakarta, Kamis (15/5/2025).
Dalam paparannya disebutkan, estimasi penghematan devisa dari impor energi fosil mencapai US$ 3,78 miliar per tahun dengan beralih pada geotermal. Selain itu, proyeksi lapangan kerja tambahan hingga 2035 dapat mencapai 1 juta orang. Adapun PNBP geotermal pada 2023, tambah Atty, tembus US$ 194 juta atau Rp 2,98 triliun (asumsi kurs Rp 15.395 per dolar).
Baca Juga
Dekan FTKE Trisakti: Optimalkan Potensi Geotermal dan Investasi Energi Bersih
Tak hanya itu, Atty menyebutkan, kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi proyek geotermal akan meningkat seiring serapan tenaga kerja lokal hingga program corporate social responsibility (CSR). “Ada juga multiplier effect untuk masyarakat sekitar proyek panas bumi yang akan meningkat secara ekonomi dan sosial,” tuturnya.
Dikatakan Atty, potensi pembangkit listrik dari panas bumi di Indonesia menempati posisi kedua secara global, yakni sebesar 24 gigawatt (GW). Meski kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) saat ini baru mencapai 11%, lanjutnya, pemerintah melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE mencanangkan penambahan kapasitas hingga 5,83 GW.
“Memang kapasitas terpasangnya saat ini masih rendah, baru mencapai 11% atau 2,6 gigawatt. Namun, target 2030 akan ada peningkatan, yaitu naik dua kali lipat jadi 5,83 gigawatt atau 23% dari potensi 24 gigawatt,” tutur Atty.
Baca Juga
Panas Bumi Bisa Sumbang Rp 1.000 Triliun ke PDB, Ini Gebrakan PGEO Kuasai Pasar
Selain itu, kata Atty, geotermal juga menjadi salah satu kunci untuk ketahanan energi dan dekarbonisasi nasional. “Emisi Indonesia saat ini sekitar 700 juta ton per tahun. Ketika nanti di 2060 kita bisa memanfaatkan potensi (geotermal) tersebut, maka emisi karbon yang bisa kita hilangkan itu sekitar 150 juta ton. Itu adalah setara dengan 20% dari emisi energi yang dihasilkan saat ini,” imbuhnya.

