Misi Indonesia 1 Juta Barel Minyak 2030 Bukan Mimpi, Ini Strategi Gila-gilaan Pertamina Hulu Energi
JAKARTA, investortrust.id - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), subholding upstream PT Pertamina (Persero) yang fokus pada kegiatan hulu minyak dan gas (migas), optimistis target produksi minyak Indonesia sebanyak 1 juta barel per hari pada 2030 dapat tercapai.
Hal ini didorong pemanfaatan teknologi eksplorasi yang terus berkembang, serta penemuan sumber daya baru yang menjanjikan, khususnya di wilayah Timur Indonesia.
Baca Juga
Produksi Migas PHE Meledak Tembus 1 Juta BOEPD, Siap Wujudkan Swasembada Energi?
“Kalau dari segi hulu migas, optimisme itu selalu ada, karena interpretasi kita di bawah permukaan (di permukaan bumi maupun laut) ini bisa beragam,” ujar Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi (PHE) Arya Dwi Paramita, dalam "Podcast Konvergensi" bersama CEO Investortrust Primus Dorimulu, di The Convergence Indonesia, Jakarta, Rabu (7/5/2025).
Menurut Arya, meskipun saat ini sebagian besar kegiatan eksplorasi masih dilakukan di darat, tetapi potensi di laut juga tidak kalah besar. Ia menjelaskan, proses eksplorasi diawali dengan interpretasi data oleh para engineer yang kemudian diterjemahkan menjadi aksi nyata di lapangan melalui pengeboran.
“Alhamdulilah beberapa waktu terakhir kita menemukan sumber daya baru gas yang lumayan besar di wilayah Sulawesi, di area Indonesia Timur. Artinya di sana itu merupakan salah satu bukti bahwa optimisme itu diterjemahkan dalam interpretasi keilmuan yang kemudian diaplikasikan di dalam aksi riil di lapangan itu terjadi dan itu muncul sumber daya tersebut,” sambung Arya.
Di sisi bersamaan, lanjut dia, kemudahan akses terhadap lokasi eksplorasi tentunya menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, dukungan dari para pemangku kepentingan melalui regulasi dan perizinan yang memadai sangat penting untuk mempercepat target produksi.
Lebih lanjut, Arya juga menyinggung peran teknologi enhanced oil recovery (EOR) dalam mengoptimalkan sumur-sumur tua yang masih menyimpan cadangan minyak. “Yang namanya minyak ini mereka masih ada di rumahnya, bahasa sederhananya seperti itu. Apakah masih ada? Ada. Namun, memang kenapa tidak bisa di-recover lagi, produksi menurun? Itu ada banyak faktor, salah satunya natural pressure yang semakin berkurang,” ucapnya.
Dengan penggunaan teknologi, seperti steam dan lainnya, Arya menyatakan bahwa potensi di sumur-sumur tua masih bisa digali lebih dalam. “Teknologi itu sudah diterapkan di industri ini. Namun, sebenarnya, karena challenge-nya maju, targetnya terus angkanya besar, didorong eksplorasi. Kuncinya itu,” ujar dia.
Baca Juga
Turunkan Emisi Karbon 1,6 Juta Ton CO2 di 2025, Pertamina Luncurkan Program 'Jejak Keberlanjutan'"
SKK Migas mengungkapkan produksi minyak secara year to date (ytd) pada 21 Februari 2025 mencapai 607.097 barel per hari (bopd). Angka ini lebih tinggi dari realisasi produksi pada 2024 sebesar 580.224 bopd. Adapun, target lifting minyak pada 2025 dipatok sebesar 605.000 bopd.
Sementara produksi minyak PHE kuartal I 2025 mencapai 550.000 barel minyak per hari

