Tak Peduli Tarif Resiprokal, Apple Inc Bakal Tambah Modal Investasi di Indonesia
JAKARTA, investortrust.id - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani membagikan kabar positif terhadap update investasi perusahaan raksasa asal Amerika, Apple Inc, di Indonesia.
"Mengenai investasi Apple, alhamdulillah berjalan dengan baik juga. Mereka juga sudah beli tanahnya di Batam, sudah land clearing dan lain-lain lain," kata Rosan ditemui usai konferensi pers realisasi investasi triwulan I 2025 di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Pada kesempatan tersebut Rosan sekaligus memastikan investasi yang dilakukan oleh Apple di Indonesia tidak terganggu oleh adanya dinamika global setelah pemberlakuan tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bahkan ia sesumbar Apple bakal menambah modal investasi untuk membangun pabrik di Indonesia.
"Jadi investasi (Apple) tetap berjalan, ya walaupun memang ada tensi geopolitik, geoekonomi, tapi alhamdulillah ini tetap berjalan sesuai dengan komitmennya. Dan kita melihat justru investasi Apple ini berdasarkan komunikasi dengan mereka ini akan meningkat. Akan meningkat," beber Rosan.
Pria yang juga menjabat sebagai CEO Danantara itu mengungkap, pemerintah melalui BKPM telah membuka komunikasi dengan tiga vendor dari perusahaan Apple. Ia menyebut ketiganya telah memastikan akan melakukan investasi di Indonesia. Meski demikian ia tidak memberikan detail terkait tiga vendor perusahaan Apple yang dimaksud.
Baca Juga
Imbas Tarif Trump, Apple Pilih India Gantikan China untuk Produksi iPhone?
"Kami sudah berbicara dengan tiga vendor apple lainnya, untuk berinvestasi di Indonesia," sebutnya.
(Keterangan Foto: Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani saat doorstop usai Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan I 2025 di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (29/4/2025). Foto: Investortrust/Farhan Nugraha)
Dalam kesempatan itu Rosan juga menyebut, pemerintah menemukan banyak produk-produk Apple yang disuplai oleh produsen asal China, Huayou. Diketahui Huayou sempat menjadi sorotan setelah disebut Rosan bakal mengisi posisi yang ditinggalkan oleh LG sebagai investor pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia.
"Banyak diproduksi juga oleh Huayou untuk produk-produk kebutuhan Apple, karena untuk satu handphone saja itu ada lebih dari 340 produk. Ternyata saya lihat outsources-nya banyak dari negara China," jelasnya.
Rosan pun menilai hal ini menjadi peluang yang akan dimanfaatkan oleh pemerintah Indonesia.
"Kita sampaikan ke mereka, yaudah sekarang mereka intentionly di Indonesia, karena untuk suplai juga ke Apple. Jadi nanti dari Indonesia juga bisa suplai Apple untuk komponen dan itu dibebaskan dari tarif ya, kalau untuk laptop, untuk handphone dibebaskan dari tarif," ujarnya.
Sebagai informasi Apple sebelumnya menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk berinvestasi sebesar US$ 160 juta (sekitar Rp 2,62 triliun). Hal ini menjadi salah satu langkah untuk mendapatkan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk penjualan iPhone 16.
Dalam kesepakatan tersebut, Apple akan menginvestasikan dana dalam bentuk tunai (hard cash). Salah satu bentuk realisasi dari investasi ini adalah menghadirkan dua perusahaan supplier dalam rantai pasokan global (GVC). ICT Luxshare akan membangun fasilitas produksi AirTag di Batam, Kepulauan Riau, sementara Long Harmony akan memproduksi komponen Mesh AirPods Max di Bandung, Jawa Barat.

