Prabowo Akan Terima Kunjungan Federasi Industri Korea Selatan di Istana Merdeka
JAKARTA, investortrust.id - Presiden Prabowo Subianto akan menerima kunjungan kehormatan Federasi Industri Korea Selatan atau Federation of Korean Industries (FKI) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/4/2025).
"Siang ini, Senin, 28 April 2025 pada pukul 11.00 WIB, Kepala Negara dijadwalkan menerima kunjungan kehormatan Federation of Korean Industries (FKI) di Istana Merdeka," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana dalam keterangannya.
Baca Juga
Huayou Gantikan LG Garap Proyek Baterai, ESDM: Kita Welcome pada Setiap Investasi
Yusuf mengatakan, pertemuan Prabowo dan Federasi Industri Korea Selatan ini untuk mempererat hubungan ekonomi kedua negara. Pertemuan ini juga bertujuan meningkatkan peluang kerja sama di berbagai sektor strategis.
"Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat hubungan ekonomi dan memperluas serta meningkatkan peluang kerja sama investasi antara Indonesia dan Korea Selatan di berbagai sektor strategis," katanya.
Pertemuan Prabowo dengan FKI digelar setelah perusahaan asal Korea Selatan, LG mundur dari investasi sebesar Rp 130,7 triliun untuk pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Menteri Investasi/ Kepala BKPM Rosan Roeslani menegaskan mundurnya LG dari megaproyek itu bukan berarti perusahaan multinasional itu menarik seluruh investasinya di Indonesia.
Rosan mengatakan, investasi yang ditanamkan LG ke Indonesia mencapai total US$ 9,8 miliar untuk membangun ekosistem rantai pasok baterai kendaraan listrik. Mulai dari pertambangan dan pengolahan nikel, katoda, anoda, baterai, cell pack, hingga daur ulang baterai.
Investasi tersebut terbagi dalam empat tahapan. Rosan menegaskan, LG sudah menuntaskan proyek keempat dengan nilai investasi US$ 1,1 miliar. Dengan demikian, Rosan membantah isu yang menyebut LG hengkang dari Indonesia.
"Jadi memang berita yang kemarin mereka mundur itu bukan mundur oh semuanya, enggak. Mereka sudah melakukan dan sudah selesai di JV nomer 4 senilai US$ 1,1 miliar," katanya.
Rosan mengatakan, dengan proyek bernilai fantastis tersebut, proses negosiasi berjalan alot. Setelah proses negosiasi selama sekitar 5 tahun pemerintah menyampaikan surat kepada LG agar mundur dari proyek tersebut. Hal ini karena pemerintah menginginkan proyek tersebut tetap berjalan dengan investor lain.
LG kemudian digantikan perusahaan asal China, Huayou. Rosan mengatakan, proyek tersebut saat ini telah berjalan dengan nilai investasi yang sama. Rosan menegaskan LG tetap berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia.
"Kami dan pihak dari LG pun tetap komitmen, tetap berinvestasi di bidang-bidang lainnya dan ini pun masih juga terbuka untuk berinvestasi di bidang yang sama," tegasnya.
Konsorsium energi baterai yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya mundur dari investasi senilai Rp 130,7 triliun di Indonesia. Investasi ini, awalnya akan digunakan untuk mengembangkan pasokan baterai kendaraan listrik di Indonesia.
Baca Juga
Ketum Kadin Optimistis Investasi di Sektor EV Tetap Tumbuh Meski LG Hengkang
Berdasarkan laporan Yonhap, konsorsium LG membatalkan investasi setelah berunding dengan pemerintah Indonesia. Pembatalan dilakukan karena terjadi pergeseran lanskap industri dan adanya perlambatan permintaan mobil listrik dunia.
Meski begitu, LG masih akan melanjutkan bisnisnya di Indonesia untuk pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Power). Unit usaha ini merupakan patungan LG dan Hyundai Motor Group.

