Pemerintah Sebut Ekspor Batu Bara Turun karena Kelebihan Pasokan
JAKARTA, investortrust.id - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai penurunan ekspor batu bara yang terjadi sejak awal 2025 dikarenakan faktor over supply alias kelebihan pasokan. Untuk itu pemerintah bakal melakukan evaluasi.
“Karena kebetulan ini over saja supply-nya. Nanti kita evaluasi,” kata Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno di Sekretariat Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (25/4/2025).
Baca Juga
Harga Terkoreksi, Kinerja Ekspor CPO dan Batu Bara Rontok pada Maret 2025
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batu bara Indonesia pada Maret 2025 sebesar US$ 1,97 miliar. Angka tersebut mengalami penurunan 5,54% jika dibandingkan ekspor bulan Februari 2025 (month-to-month) sebesar US$ 2,08 miliar.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan Maret 2024 (year-on-year), penurunannya mencapai 23,14%. Diketahui nilai ekspor batu bara pada Maret tahun lalu mencapai US$ 2,56 miliar.
Tri Winarno menerangkan, penurunan nilai ekspor batu bara ini bukan dikarenakan ditetapkannya harga batu bara acuan (HBA). Hal ini karena HBA justru dianggap merefleksikan kondisi pasar yang sebenarnya.
“Menurut saya, HBA mencerminkan harga yang sebenarnya. Karena memang betul-betul ditarik dari PNBP,” ujar dia.
Diketahui, BPS melaporkan volume ekspor batu bara pada Maret 2025 berada di angka 30,73 juta ton. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Februari 2025 yang sebesar 30,82 juta ton dan Maret 2024 sebesar 33,31 juta ton.
Bukan hanya itu, harga batu bara juga mengalami penurunan, yakni dari US$ 76,85 per ton pada Maret 2024 menjadi US$ 67,60 per ton pada Februari 2025, dan kembali turun menjadi US$ 64,04 per ton pada Maret 2025.
Baca Juga
Kendati demikian, Tri Winarno meyakini bahwa batu bara Indonesia memiliki pasarnya sendiri. Menurutnya, penurunan ini bukan dikarenakan negara-negara yang biasanya membeli batu bara dari Indonesia, kini beralih ke Rusia.
“Rusia kalori tinggi rata-rata. Kan kita tahu marketnya yang pas di mana,” ucap Tri Winarno.

